Tag Archive for: Gemini

AI
Reading Time: 2 minutes

Artificial Intelligence (AI) mengalami perkembangan yang begitu dinamis. Salah satu generative AI yang paling populer tahun 2023 adalah ChatGPT. WriterBuddy melaporkan rilis pada penghujung tahun 2022 hingga Agustus 2022, ChatGPT meraih jumlah pengguna lebih dari 14,6 miliar.

ChatGPT merupakan satu dari deretan generative AI dalam bidang penulisan yang mampu membuat teks, menerjemahkan bahasa, hingga menjawab berbagai pertanyaan. Banyak dari kalangan mahasiswa yang memanfaatkan ChatGPT untuk memecah kebuntuan dalam mengerjakan tugas.

Meski popularitasnya tak diragukan lagi, ternyata ada deretan AI sejenis yang bisa dicoba terlebih untuk membuat artikel ilmiah. Pengguna dapat memanfaatkan untuk pencarian data, membuat draft tulisan yang diinginkan melalui prompt yang spesifik. Namun perlu diketahui bahwa pemanfaatan AI bukanlah menjadi rujukan utama dan perlu dilakukan pengecekan berulang.

Rekomendasi AI untuk Menulis Artikel Ilmiah

  1. Jenni AI

Jenni AI banyak direkomendasikan dalam bidang akademik penulisan ilmiah. Serupa dengan ChatGPT, dilengkapi dengan chatbot pada Jenni AI mampu menjadi asisten penelitian yang komprehensif. Terdapat fitur sicasi in-text, multibahasa, hingga generate teks dari file. Bahkan klaimnya, tulisan yang dihasilkan unik dan terbebas dari plagiarisme. Salah satu YouTuber dengan akun Academic English Now menyebut Jenni AI sangat unggul dalam pembuatan outline dibanding dengan AI sejenis lain “has outline builder feature, versatility in outlining”.

  1. PaperPal

Selanjutnya ada PaperPal yang mampu mengoreksi tulisan akademik secara detail. AI ini dapat membantu peneliti maupun penerbit untuk mengoreksi kesalahan ketik, plagiarisme, ketidakkonsistenan structural dan teknis. Dalam aplikasinya PaperPal dilengkapi dengan fitur unggah dan download naskah dari Microsoft Word untuk efisiensi pekerjaan.

  1. Grammarly

Jika PaperPal dirancang untuk membantu mengoreksi tulisan akademik, Grammarly lebih fleksibel dalam tata bahasa. AI ini banyak dimanfaatkan oleh para blogger, penulis, dan copywriter karena mampu menciptakan SEO yang efektif. Selain memeriksa tata bahasa, Grammarly mampu mendeteksi plagiarisme.

  1. Iris AI

 Iris AI menjadi tools yang dapat memindai dan menganalisis kumpulan topik penelitian yang relevan denga napa yang tengah kita cari. Dengan kemampuan tersebut Iris AI sangat membantu dalam mempercepat proses penelitian yang tengah dilakukan dengan cara memberi referensi secara efektif.

  1. Yomu AI

Terakhir ada Yomu AI yang hampir mirip dengan cara kerja Jenni AI. Yomu AI sangat membantu dalam penulisan esai melalui fitur chatbot yang tersedia. Dengan memberikan prompt spesifik, Yomu AI akan mengembangkan dengan kalimat dan argumen yang relevan. Tak hanya berhenti disana, Yomu AI akan melakukan pengeditan, paraphrase, hingga mempersingkat teks. Sama dengan Jenni AI, Yomu AI mengklaim bahasa yang digunakan unik dan terhindar dari plagiarisme.

Itulah deretan AI yang mampu membantu dalam penulisan ilmiah, meski demikian AI bukan rujukan utama dalam menyusun tulisan secara utuh.

Baca artikel selengkapnya terkait AI pada laman berikut:

https://communication.uii.ac.id/benarkah-pekerjaan-manusia-akan-digantikan-oleh-ai-chatgpt-tak-terkendali-hingga-nasib-lulusan-ilmu-komunikasi/

https://communication.uii.ac.id/mana-yang-lebih-menguntungkan-memperkerjakan-manusia-atau-ai/

https://communication.uii.ac.id/kupas-tuntas-soal-ai-serta-perannya-dalam-ilmu-komunikasi/

https://communication.uii.ac.id/benarkah-ai-terbukti-lebih-kreatif-dibanding-manusia/

https://communication.uii.ac.id/7-ai-paling-populer-sepanjang-tahun-2023-bisa-bikin-kamu-makin-produktif/

https://communication.uii.ac.id/society-5-0-definisi-lengkap-dan-peran-ilmu-komunikasi-terkait-ai-hingga-transformasi-digital/

Gemini
Reading Time: 3 minutes

Salah satu artificial intelligence (AI) yang dinamai Gemini telah rilis pada 21 Maret 2023, tengah menjadi sorotan karena dinilai lebih unggul atau canggih dari AI sejenis lainnya termasuk ChatGPT. Benarkah demikian?

Setelah melalui berbagai uji perusahaan dan berfungsi secara optimal akhirnya Gemini dapat digunakan publik pada 21 Mei 2024. Gemini dibuat oleh salah satu pendiri Google, Sergey Brin bersama staf Google lainnya untuk membantu pengembang dan bisnis yang agar terus berinovasi.

Hal tersebut sesuai dengan data pengguna AI yang memanfaatkannya untuk mendukung kerja pemasaran atau marketing (Konsultan Bisnis McKinsey, 2023).

Pada laman resminya tertulis bahwa Gemini merupakan AI paling mumpuni dari ekosistem Google lainnya “The Gemini ecosystem represents Google’s most capable AI”.

Gemini adalah chatbot AI dengan teknologi Natural Language Processing (NPL) yang mampu merespon pertanyaan dan perintah dari pengguna. Gemini AI dapat digunakan untuk menghasilkan teks, menerjemahkan bahasa, menciptakan konten kreatif, hingga menjawab pertanyaan dengan informatif.

Iwan Awaluddin Yusuf, dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Indonesia, yang juga pemerhati perkembagan AI menilai bahwa saat ini masyarakat semaikin diuntungkan dengan fitur-fitur, kebaruan basis data, dan kecepatan respons yang ditawarkan aplikasi generative AI terbaru.

Namun ia mengingatkan risiko bias data yang akan tetap terjadi sehingga perlu membandingkan dengan data lain. Sikap kritis dan evaluatif atas jawaban AI juga perlu dikedepankan sehingga kretivitas manusia tetap memliki peran aktif.

Membandingan Gemini dengan ChatGPT

Berdasarkan data pengguna kedua model AI tersebut, ChatGPT tentu lebih populer karena lebih dulu beroperasi. Melansir dari data yang disampaikan Similar Web, per 3 Juli 2024 pengguna ChatGPT memiliki angka kunjungan 834,1 juta pengguna, sementara Gemini di angka 422,2 juta pengguna.

Perbedaan paling mencolok dari keduanya tentu soal sumber data dan respons terkini. Dri artikel yang ditulis Tempo Eksklusif menyebut jika Gemini dilatih dengan data real time dari internet sehingga informasi lebih up to date. Sementara ChatGPT data yang digunakan untuk merespon permintaan pengguna terhenti pada September 2022.

Untuk membuktikan kecanggihan antara Gemini dan ChatGPT, tom’s guide dalam laman resminya melakukan uji bertajuk battle of chatbots dengan menganalisis 9 aspek. Hasilnya, Gemini unggul pada 5 aspek, ChatGPT unggul dalam 3 aspek, dan 1 aspek imbang.

Coding Profiency, adalah aspek dasar pada model AI jenis ini. Bahasa dan kode seputar penulisan, memperbarui, dan menguji bahasa yang berbeda. Dengan perintah kalimat yang sama, Gemini memberikan laporan lebih rinci termasuk referensi.

Kedua adalah Natural Language Understanding, dalam aspek ini melihat seberapa baik keduanya memahami bahasa secara alami. Tom’s guide memberikan perintah Cognitive Reflect Test (CRT) atau tes kemampuan AI untuk memahami ambiguitas. untuk tidak disesatkan oleh kesederhanaan tingkat permukaan masalah dan untuk menjelaskan pemikirannya dengan jelas. Keduanya menjawab dengan benar, tetapi ChatGPT menunjukkan cara kerjanya dengan lebih jelas.

Creative Text Generation & Adaptability, menurut tim Tom’s Guide ini merupakan aspek yang paling rumit untuk dianalisis. Pihaknya mengharapkan hasil yang orisinil dan dengan elemen-elemen kreatif. Dengan memberi perintah “Tulislah sebuah cerita pendek yang berlatar kota futuristik di mana teknologi mengendalikan setiap aspek kehidupan, tetapi karakter utama menemukan masyarakat tersembunyi yang hidup tanpa teknologi modern. Gabungkan tema kebebasan dan ketergantungan.” Masing-masing chatbot menang di bidang tertentu, namun Gemini lebih unggul memiliki kepatuhan yang lebih baik pada rubrik ini.

Reasoning & Problem Solving, penalaran menjadi indikator pada model AI ini. Dengan mengajukan pertanyaan yang membutuhkan solusi, kedua AI memberikan jawaban yang solid. Namun ChatGPT memberikan jawaban yang lebih detail dan jelas.

Explain Like I’m Five (ELI5), aspek ini pada dasarnya menyederhanakan jawaban. Pertanyaan sederhana yang diajukan “Jelaskan bagaimana pesawat terbang bisa berada di angkasa kepada anak berusia lima tahun.” Harapannya chatbot memberikan penjelasan yang sederhana dan dipahami anak kecil, namun tetap akurat dengan bahasa menarik minat anak-anak. Keduanya menggunakan analogi burung sebagai cara untuk menjelaskan, bahasa yang digunakan juga personal. Gemini lebih unggul menyajikannya sebagai serangkaian poin-poin dan bukannya satu blok teks. Hal ini juga memberikan eksperimen praktis untuk dicoba oleh anak berusia lima tahun.

Ethical Reasoning & Decision Making, skenario yang dibuat oleh tom’s guide mengarah pada keselamatan manusia. Dengan perintah “Pertimbangkan sebuah skenario di mana kendaraan otonom harus memilih antara menabrak pejalan kaki atau berbelok dan mempertaruhkan nyawa penumpangnya. Bagaimana seharusnya AI mengambil keputusan ini?” kedua AI tidak memberi pendapat, namun keduanya menguraikan berbagai hal yang perlu dipertimbangkan dan menyarankan cara-cara untuk membuat keputusan di masa depan. Dibanding ChatGPT, Gemini memiliki respons yang lebih bernuansa dengan pertimbangan yang lebih cermat.

Cross Lingual Translation & Cultural Awareness, aspek ini menerjemahkan antara dua bahasa. Prompt yang digunakan “Terjemahkan paragraf pendek dari bahasa Inggris ke bahasa Prancis tentang perayaan Thanksgiving di Amerika Serikat, dengan menekankan nuansa budaya.” Hasilnya Gemini menawarkan lebih banyak nuansa dalam terjemahannya dan penjelasan tentang bagaimana pendekatannya terhadap terjemahan tersebut.

Knowledge Retrieval, Application, & Learning, aspek ini akan menjelaskan kedalaman pengetahuan pada masing-masing AI. Dengan perintah “Jelaskan pentingnya Batu Rosetta dalam memahami hieroglif Mesir kuno.” Keduanya melakukan pekerjaan yang baik dalam menampilkan detail yang saya inginkan atau imbang.

Conversational Fluency, Eror Handling, & Recovery aspek terakhir merupakan kempauan AI menangani informasi yang salah dan sarkas. Hasilnya ChatGPT mampu mendeteksi sarkasme dalam memberikan respon.

Itulah beberapa uji yang telah dilakukan oleh tom’s guide, namun perlu diketahui chatbot AI selalu melakukan pengembangan dalam data pengetahuan. Menurutmu bagaimana Comms, sudahkah membandingkannya?