“Sedari” Untuk Sadar Wisata dan Mental Illness
Oleh Adelina Kurnia Rafica, Muhammad Azmi, Pandu Bagus Pratama, Saila Azizul, Ulfi Hanifa
Dewasa ini pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development sudah menjadi agenda wajib dalam setiap proses pembangunan. Banyak aspek yang masuk dalam pembangunan berkelanjutan tersebut. Salah satunya adalah pembangunan berkelanjutan di sektor pariwisata. Pembangunan berkelanjutan di sektor pariwisata dikenal dengan konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan (Sustainable tourism Development).
Pembangunan pariwisata berkelanjutan ini menekankan 4 hal penting. Pertama, layak secara ekonomi. Kedua, Berwawasan lingkungan. Seminimal mungkin menghindarkan dampak negatif yang dapat menurunkan kualitas lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekologi. Ketiga, dapat diterima secara sosial. Dampak pembangunan tidak boleh merusak tatanan sosial . Keempat, dapat diterapkan secara teknologi. Maknanya, efisien dan memanfaatkan sumberdaya lokal dan dapat diadopsi oleh masyarakat setempat secara mudah untuk proses pengelolaan yang berorientasi jangka panjang.
Desa Ngeposari terletak di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa ini terletak sekitar 3 KM dari Kecamatan Semanu. Desa Ngeposari memiliki potensi pariwisata yang baik untuk menjadi desa wisata dari aspek alam, tradisi, kuliner, dan budayanya. Hal tersebut telah disadari oleh masyarakat desa terbukti dengan adanya ide untuk membangun desa menjadi desa wisata yang telah dicetuskan sekitar tahun 2010 yang lalu,
Hingga saat ini masih dalam tahap pengembangan yang tergolong lambat disebabkan oleh faktor ekonomi. Karena faktor itulah Desa Ngeposari memiliki fenomena perilaku masyarakat yang sangat menyedihkan, dimana desa ini telah berkali-kali menelan korban dari melaratnya ekonomi pada kasus gantung diri. Program “SEDARI” yang memiliki singkatan Sebulan Bersama Pemuda Ngeposari hadir dengan tujuan untuk memberi ilmu dan keahlian pada pemuda-pemuda Ngeposari. Pada kesempatan kali ini dihadiri oleh Karang Taruna Desa Ngeposari sebagai peserta.
Program ini diselenggarakan oleh mahasiswa-mahasiswi Universitas Islam Indonesia (UII) Prodi Ilmu Komunikasi 2017 dengan harapan dapat menunjang hal-hal yang dibutuhkan oleh Desa Ngeposari dalam mengembangkan perekonomian dan pemberdayaan sosial masyarakat. Pada aspek ekonomi, program ini berfokus pada manajemen, publikasi, dan pemasaran desa wisata dan kuliner khas desa yang berupa sosialisasi dan pelatihan pada masyarakat desa. Sedangkan untuk menunjang pada aspek sosial, program ini terfokus pada sosialisasi terkait pengenalan mental illness.
Kegiatan pertama yang dilakukan yakni pelatihan fotografi dan videografi. Selain itu juga dimulai kompetisi pembuatan video profil desa Ngeposari karya pemuda-pemudi Ngeposari. Tujuannya melatih keahlian dalam publikasi desa wisata.
Selanjutnya pelatihan pemasaran dan publikasi yang bertujuan untuk memasarkan desa wisata. Fungsinya memberikan keahlian pada pemuda-pemudi Ngeposari dalam memasarkan wisata Ngeposari. Tentunya agar menambah peluang calon wisatawan datang. Harapannya mereka mampu memasarkan batu ukir dan kuliner dari Desa Ngeposari. Karena desa ini juga adalah sentra dari Bakpia, pelatihan ini bermaksud juga untuk menambah konsumen hingga pelanggan.
Selain pelatihan pemasaran dan publikasi, pelatihan manajemen desa wisata juga dilakukan. Ini bertujuan membangun struktur organisasi yang jelas agar terdapat pembagian pekerjaan yang jelas. Caranya dengan menggelar workshop terkait SOP wisata di Ngeposari, yakni susur Goa Jlamprong dan Goa Sinden.
Setelah pelatihan-pelatihan yang disebutkan di atas, berikutnya adalah sosialisasi mental illness. Harapannya dapat memberikan pengenalan dan kesadaran akan mental illness pada pemuda-pemudi Ngeposari. Penutupan program juga disertai pengumuman pemenang kompetisi video profil Ngeposari.
Pelaksanaan program pemberdayaan ini bekerja sama dengan beberapa komunitas yang berpengalaman. Seperti dari Komunitas Jogja Berdaya yang berperan dalam memberikan materi terkait pelatihan pemasaran dan manajemen desa wisata. Lalu ada Psikolog Muda yang berperan dalam memberikan materi terkait sosialisasi mental illness. Ada juga Nahlfunun Photography yang mengambil peran dalam melatih dan membimbing bidang publikasi.
Beberapa relawan dari mahasiswa UII Ilmu Komunikasi 2017 juga ikut membantu dalam program ini, sehingga program dapat berjalan dengan maksimal. Hasil akhirnya diharapkan penyelenggara mampu untuk terus berkontribusi dalam pemberdayaan ini, setelah program berhasil terlaksana, berdasarkan dengan latar belakang ilmu dan pengetahuan yang dimiliki sebagaimana prinsip Sustainable Development.