Proses kreatif Photostory
Mencari Ide Tema untuk sebuah karya sering kali membuat pusing dan memakan banyak waktu. Namun, ide bisa saja muncul di tengah-tengah kondisi yang tak terduga dan bahkan dalam keterbatasan.
Pengalaman tersebut diceritakan Denty Piaway Nastitie, Jurnalis dan Fotografer Kompas Media yang sedang melanjutkan Studi di London, UK. Webinar P2A (Passage to Asean) Ice Cream 2021, International Course on Creative Media (Ice Cream) Inspiring the World with Creative Production, ini diprakarsai oleh Program Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Indonesia pada 16 November 2021.
Denty menceritakan kisahnya saat ia di karantina di sebuah hotel di Inggris. Beberapa minggu ia bosan tak bisa keluar dari hotel. Ia hanya menonton netflix sepanjang hari. Tapi lama-kelamaan ia merasa bosan. Hanya bisa jungkir balik di kasur menatap langit-langit hotel dan sesekali melihat keluar melalui jendela.
Setelah sekian hari frustasi, ia melihat keluar dan membayangkan bahwa jendelanya adalah layar yang membingkai orang-orang yang lewat di jalanan London. “Saya berimajinasi mereka adalah model yang sedang berlenggak lenggok layaknya seorang model yang sedang fasion show,” kata Denty.
Mengaktifkan imajinasi seperti Denty tersebut adalah satu dari sekian cara untuk membantu menemukan tema untuk foto cerita. Selain itu, Denty juga membagikan bagaimana cara kita menemukan tema yang pas.
Find the story
Cara pertama adalah dengan menemukan cerita. Di sini, Denty menyarankan untuk menemukan dulu cerita atau memory yang ingin disampaikan. Misalnya ingin menceritakan tentang masa kecil, tempat yang memorable, atau peritiwa menarik, keindahan alam, pengalaman menyedihkan, dan lainnya.
Identify the Audience
Ketika sudah menemukan tema, kita juga harus memikirkan tentang untuk siapa foto ini akan diperlihatkan. Untuk diri sendiri, masyakat lokal setempat, media nasional atau media international. Hal ini akan membuat fotografer memikirkan tema atau foto apa yang akan diambil.
Decide the order
Fotostory adalah cerita, dan kita harus memikirkan bagaimana cerita ini akan dimulai, bagaimana konflik dibangun, dan diakhiri. Kita harus menyusun gambarnya. Apakah dengan cerita yang kronologis, atau dengan mengasosiasikan satu cerita dengan sebuah event tertentu yang sudah dikenal publik.
Selain menceritakan prses kreatifnya dalam mengambil tema dan memotret selama masa karantina, Denty juga menceritakan bagaimana ia memotret perjalanan hidup seseorang dengan gangguan mental (mental illness). Ia memotret bagaimana hidup kesehariannya, bagaimana ia berjuang dengan penyakitnya, hidup dengan masyarakat sekitar, orang-orang yang mendukungnya, dan suasana batinnya.
Untuk melukiskan suasana batin kehidupan seorang dengan gangguan mental teryata tidaklah mudah. Denty ingin menampilkannya dalam sebuah foto orang yag melihat bisa seolah merasakan kondisi psikologis yang rumit. “Gambar orang dengan bayangan hitam, dan warna hitam putih ini, saya ingin orang lain ikut merasakan apa yang ada dalam suasana psikologisnya. Marah, senang, sedih, kecewa, manusia merasakan berbagai pikiran dan perasaaan yang berbeda dalam satu waktu. Suasananya psikologis manusia itu kan seperti multi layer.”