,

MIKOM UII Hadirkan Pakar Media untuk Bedah Tantangan Industri Penyiaran dan Jurnalisme Digital

MIKOM UII Hadirkan Pakar Media untuk Bedah Tantangan Industri Penyiaran dan Jurnalisme Digital

Yogyakarta, 29 November 2025 – Program Studi Magister Ilmu Komunikasi (MIKOM) Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya, Universitas Islam Indonesia (UII), sukses menyelenggarakan Kuliah Umum bertajuk “Disrupsi, Ekosistem Digital, dan Tantangan Sustainability Media.” Acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 29 November 2025, mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB ini bertempat di Auditorium Dr. Soekiman Wirdjosandjojo, UII, dan dihadiri oleh mahasiswa MIKOM UII, akademisi, peneliti, jurnalis, serta praktisi media dari berbagai institusi di Yogyakarta. Suasana diskusi berlangsung interaktif dan penuh antusiasme, menciptakan ruang pertukaran ide yang vital dalam menyikapi perubahan fundamental lanskap media saat ini.

Acara dibuka dengan sambutan penuh semangat dari Ketua Pelaksana, Dr. Anang Hermawan, S.Sos., M.A. Dalam pidatonya, “Hari ini dalah pertemuan untuk berdiskusi kemudian saling menyatukan kembali vision kita ilmu komunikasi termasuk bagaimana kesinambungan dengan media digital dengan satu topik ‘Distrupsi dan sustaibility’, terimakasi teman teman semua dari MIKOM kita Angkatan pertama, Jadi memang ini dari mahasiswa untuk mahasiswa dengan mengundang semua kolega kolega mitra dari MIKOM UII dan Ilmu Komunikasi UII, terima kasih saya haturkan kepada bapak ibu semua yang ikut hadir,” ungkapnya membuka agenda.

Sambutan dilanjutkan oleh Kaprodi MIKOM, Prof. Dr. Subhan Afifi, M.Si. yang mengambil kesempatan untuk memperkenalkan keunggulan Program Studi Magister Ilmu Komunikasi UII sebagai sentra kajian komunikasi yang relevan dengan perkembangan zaman. “Kami mepersiapkan program ini lumayan Panjang perjalanannya, mulai merintis sejak tahun 2023 dan di release pada bulan April tahun 2025. Kami mencoba mencari apa sih sebenarnya kajian Tingkat magister yang lira-kira jadi pembeda, sehingga tercetuslah bahwa kami ingin focus di Digital and environmental Communication, alasanya ada persoalan ingin menjawab tantangan zaman terkait dengan isu-isu lingkungan juga digitalisasi sebagai sebuah keniscayaan” ujarnya, mempromosikan peran strategis Program Studi tersebut.

Disrupsi, Ekosistem Digital, dan Tantangan Sustainability Media

Sesi inti menghadirkan dua pembicara utama yang menyajikan perspektif berbeda namun saling melengkapi. Pembicara pertama, Wisnu Nugroho, Vice President Sustainability, Kompas Gramedia Group of Media, memaparkan tantangan yang dihadapi jurnalisme klasik. Dalam pemaparannya, “Kalau berkaca dengan lebih jauh lagi sebenarnya distrupsi itu bukan hal yang baru setiap saat ada perubahan, saya menemukan fakta dan kenyataan dalam 10 tahun terakhir ini, kita hidup di era mudah sekali memuja dan membenci lantas rebut karenanya di media sosial,” ungkapnya.

“Apa yang membuat orang mudah terpecah belah, dikarenakan mereka tidak punya sikap Spekptis,” tambahnya.

Sementara itu, pembicara kedua, Puji Rianto, S.IP., M.A. Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UII, fokus membahas nasib media penyiaran konvensional. Dalam penyampaiannya menyoroti urgensi adaptasi bagi Radio dan TV Indonesia.

“Permasalahan keberlanjutan di Radio dan TV Indonesia tidak hanya berkutat pada audiens yang tergerus, melainkan juga pada model regulasi dan inovasi konten yang harus berpacu dengan moda siaran baru di platform digital. Jika tidak segera beradaptasi total, media penyiaran berisiko kehilangan relevansi sosialnya secara permanen di era disrupsi ini,” pungkasnya, menutup sesi presentasi dengan pesan mendalam.

Kuliah umum ini berhasil mencapai tujuannya untuk memperkaya pemahaman mengenai dinamika digital dan mengidentifikasi praktik adaptif media. Diskusi terbuka yang menyusul presentasi kedua pembicara berlangsung sangat aktif. Pertukaran gagasan konstruktif tidak hanya terjadi di kalangan mahasiswa magister, tetapi juga melibatkan kolega-kolega ilmu komunikasi dari dosen dan praktisi yang hadir. Sesi ini menjadi wadah perdebatan ilmiah mengenai cara media menjaga fungsi sosialnya di tengah tekanan komersial dan digital. Acara ditutup dengan sesi foto bersama, dan memberi cindera mata berupa bibit tanaman Sukun Mentega atau Kluwih. menyisakan semangat kolaborasi yang kuat antara akademisi dan praktisi untuk merancang masa depan media yang lebih adaptif, inklusif, dan berkelanjutan di Indonesia.

 

Penulis: Hafsatul Mubarokah Wahyu Syukron