Meningkatkan Mutu dan Kualitas Pendidikan dengan Tertib SPM
Kinerja staf dan seluruh akademisi dalam upaya peningkatan mutu adalah bagian penting untuk terwujudnya visi-misi universitas. Untuk melihat wujud kinerja staff dan akademisi, diperlukan suatu pendokumentasian yang baik sebagai bukti bahwa kinerja mereka benar-benar telah terlaksna dan tercapai.
Audit Mutu dan Audit Kinerja adalah kunci menuju tata kelola program studi dan laboratorium yang sehat, baik, dan standar. UII menerapkan stardar audit berdasar MERCY OF GOD. Standar ini telah menjadi acuan yang terukur dan menjadi model benchmarking.
Alasan tersebut melatarbelakangi Pelatihan Penyusunan Dokumen Mutu yang dilakukan oleh Komunikasi UII yang diikuti oleh Staf Prodi dan Laboratorium Prodi Komunikasi UII pada Senin (8/2) secara luring atau luar jaringan. Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan sistem dokumentasi untuk penjaminan mutu Program Studi. Sasarannya adalah staf prodi dan staf laboratorium Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII.
Dalam workshop Pelatihan Penyusunan Dokumen Mutu ini menghadirkan Kepala Bidang Analisis Data BPM/ Badan Penjamin Mutu UII, Eliza Gustri Wahyuni, dan Ahmad Nurozi selaku Kepala Bidang Pengendali Sistem Mutu BPM. Salah satu yang digarisbawahi Eliza dalam pelatihan ini adalah terbentuknya budaya mutu dalam lingkungan kerja di UII. Ia mengatakan, “Demi budaya mutu yang unggul, pengelola program studi perlu mendisiplinkan dan memperbaiki formulir secara teknis untuk pengesahan, memperbaiki semua formulir. mendisiplinkan administrasi dokumen SPM (Standar Penjaminan Mutu).”
Eliza memaparkan, bahwa semua penyusunan dokumen mengacu pada SPM. “Semua dokumen mengimplementasikan SPM dalam penyelenggaraan pendidikan di UII, sehingga terwujud budaya mutu,” ujar Eliza.
Pelatihan kali ini mendedah dan menjelaskan semua dokumen mutu yang perlu disusun oleh unit. Misalnya bagaimana dan apa itu dokumen pernyataan mutu, kebijakan mutu, sasaran dan rencana mutu, hingga menelisik dokumen indikator kinerja mutu (Key performance indicator), serta renstra dan RKAT.
Menurut Desyatri Parawahyu, salah satu staf Laboratorium Komunikasi UII, workshop ini bermanfaat untuk keberlangsungan pengarsipan dokumen mutu laboratorium Komunikasi UII. Pada gilirannya, pengarsipan yang rapi akan diikuti dengan kualitas layanan yang unggul pada mahasiswa dan mitra Komunikasi UII, katanya.
Sumekar Tanjung, Kepala Laboratorium Komunikasi UII, setelah mengikuti pelatihan ini sangat membantu memilah dan menata arsip prodi dan Laboratorium. “Jadi lebih mudah dalam temukenali dokumen, manajemen lebih terorganisir untuk borang pada file administrasi lebih rapi. Memudahkan dalam evaluasi kinerja juga akhirnya,” imbuhnya.
Di sisi lain, workhshop ini juga berguna untuk mengukur mutu layanan pendidikan yang ditawarkan UII. Mahasiswa dan mitra UII akan merasakan dampak tidak langsung dari mutu layanan dan pendidikan yang unggul.
“AMI (Audit Mutu Internal) itu kan jadi PR tahunan. Maka setelah pelatihan ini, jadi lebih tahu. Pada workshop kedua kemungkinnan kita kalau ada masalah, katanya kita bisa workshop lagi agar semakin mematangkan dan meninternalisasi SPM dalam kinerja keseharian,” kata Desyatri.