,

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Exchange ke University of Pisa, ‘Mengenalkan Dangdut hingga Aksi Solidaritas Palestina’

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Exchange ke University of Pisa, ‘Mengenalkan Dangdut hingga Aksi Solidaritas Palestina’

Guevara Tamtaka Warih Sadana mahasiswa Ilmu Komunikasi UII telah menyelesaikan exchange program di University of Pisa, Italia pada akhir tahun 2024 lalu. Banyak cerita dan pengalaman menarik yang ia dapatkan. Mulai dari cerita tentang pengalaman akademik dan non akademik.

Kegiatan belajar di University of Pisa cukup berbeda dengan di Indonesia. Menurut pengakuan Guevara, ia tak mendapat tugas setelah usai kelas. Bahkan hampir seluruh ujian dilakukan secara lisan. Tentu saja ini tantangan mengasah skill komunikasi hingga memetakan konsep berfikir logis agar pertanyaan terjawab dengan tepat.

Soal kultur di Italia cara berkomunikasi antara mahasiswa dan dosen dinilai lebih luweh. Meski demikian menjaga etika adalah utama.

Hal menarik lain dari pengalaman 6 bulan di Italia adalah keterlibatannya dalam beberapa kegiatan sosial. Ia sempat menjadi konseptor suatu even dan memasukkan musik dangdut dalam program tersebut. Sementara untuk aksi sosial ia turut bergabung dalam solidaritas untuk hak saudara-saudara di Palestina.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Exchange ke University of Pisa, ‘Mengenalkan Dangdut hingga Aksi Solidaritas Palestina’

IISMA University of Pisa. Foto: Dok Pribadi

Penasaran dengan ceritanya? Simak cerita dari Guevara,

Insight yang kamu dapatkan dari exchange di University of Pisa?

Selama 6 bulan menjalani program pertukaran di Pisa, aku belajar banyak hal. Mulai dari komunikasi yang lebih cair, berpikir kritis dan reflektif (dari matkul filsafat), lebih peka terhadap budaya, dan sadar kalau belajar tidak hanya soal akademik, tapi juga tentang memahami diri sendiri.

Terkait kultuk akademik, apa hal yang berbeda dengan di Indonesia?

Untuk kultur belajar di sini aku rasa kurang lebih sama dengan Indonesia. Yang membedakan adalah di sini tidak ada tugas, mahasiswa diwajibkan untuk belajar mandiri (tapi tidak sedikit yang baru mulai belajar ketika mendekati ujian hahaha). Komunikasi ke dosen lebih luwes, mungkin karena di sini semua orang santai dan unggah-ungguhnya tidak sekeras Indonesia, tapi tetap aja nggak boleh semena-mena ke dosen, hahahah! Yang terakhir, semua ujian dilakukan dengan lisan (setidaknya semua ujianku lisan, walaupun ada satu atau dua matkul temanku yang ujian tertulis). Menurutku ini agak menyebalkan karena bisa saja dosennya bias terhadap siswanya sehingga nilainya tergantung mood dosen.

Selain kegiatan akademik, pengalaman sosial apa yang telah didapatkan?

Salah satu kegiatan yang aku lakukan di Pisa adalah menjadi panitia acara CULTURISE untuk memperingati hari pahlawan. Aku berperan di divisi kreatif, dan acaranya seru banget! Kami berbagi pengetahuan tentang pahlawan-pahlawan indonesia, menyajikan makanan tradisional, salah satunya pecel (ternyata orang luar negeri suka pecel juga, guys!), serta memperkenalkan budaya indonesia lewat berbagai booth, seperti batik (praktik nyanting), wayang, dan aksara kuno (lontara, sunda, dan jawa!). Yang terakhir, kami juga menampilkan seni tari Indonesia, lho! Aku bertanggung jawab mengonsep semua hal yang berhubungan dengan aspek kreatif dan (yang paling penting) mengajari bule lagu-lagu dangdut!

Selama 6 bulan, salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah mengikuti protes solidaritas untuk Palestina, di mana kami berjalan cukup jauh untuk menyebarkan kesadaran akan penindasan saudara-saudari kita di sana. Viva Palestine!

Pesan untuk memberi semangat teman-teman di Prodi Ilmu Komunikasi UII

Kejarlah pengalaman sebanyak mungkin, sejauh mungkin. Keluarlah dari zona nyamanmu itu. Keluarlah dari desamu, kotamu, provinsimu, pulaumu, atau negaramu. Jangan biarkan kakimu mengakar, kobarkanlah, biarkan mengembara dan berlayar! Tetaplah kau hunus tekadmu macam semangat Sisifus, kepakkanlah harapanmu macam sayapnya Icarus! Penuhi hidupmu dengan momen-momen berharga! Kejar mimpimu!

Itulah secuil pengalaman seru dari Guevara selama menjalani exchenge program di Italia, bagaiamana tertarik mengikuti jejaknya, Comms?