Komitmen Pengelola Jurnal Se-UII: Segera Terindeks DOAJ dan Copernicus
Penulis asing banyak mempertimbangkan jurnal yang telah terindeks DOAJ dan Copernicus. Keduanya dianggap sebagai indeks menengah di level internasional.
Begitulah pengalaman Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam (JEKI) dari FBE UII ketika berbagi dalam FGD Pengelola Jurnal se-UII pada 12 Januari 2021 via Zoom Meeting. Pengelola Jurnal Komunikasi UII dan Asian Journal of Media and Communication (AJMC), jurnal internasional, di Komunikasi juga ikut urun rembug dalam FGD tersebut.
Heri Sudarsono, pengelola JEKI, bahkan mengatakan bahwa JEKI bahkan memberi fee pada penulis luar negeri pada saat jurnalnya terindeks di sinta 3. Ada kriteria juga penulis tidak perlu membayar untuk kirim naskah jika ia adalah penulis asing atau berkolaborasi dengan penulis asing. Trik itu ia jalankan agar memacu peningkatan jumlah penulis asing di jurnalnya.
Banyak trik dan tips yang bisa dicontoh dan diterapkan agar jurnal dilirik oleh penulis internasional. Selain konsistensi gaya dan mutu penulisan baik secara teknis dan substansi, indeks jurnal juga perlu diperhatikan, seperti dikemukakkn di awal tulisan.
Menurut Heri, pemetaannya terhadap tipologi jurnal di UII masih sedikit yang terindeks DOAJ dan copernicus. “Maka di sinilah pada FGD ini penting kita menjadikan FGD ini forum menentukan wadah merumuskan strategi yang terukur dan menyeluruh bagi perkembangan jurnal di UII,” kata Heri, juga disepakati oleh Eko siswoyo, pengelola Jurnal Sains dan Teknik Lingkungan (JSTL), yang juga sebagai moderator FGD ini.
Menurut Eko, Ada dua jenis indeks DOAJ. “terindeks DOAJ dengan green tick itu lebih banyak diperhatikan oleh penulis asing kabarnya,” katanya. Hasil pemantauan Eko, jurnal yang sudah terindeks DOAJ di uii baru 6 jurnal. Meski belum DOAJ, AJMC milik Komunikasi UII sudah terindeks copernicus.
Imam Djati Widodo, WAkil Rektor 2 UII, mengakatakan, pihaknya akan terus mendukung perkembangan jurnal di UII, “Misalnya tadi ada usul pelatihan OJS, lalu kemarin juga ada kami support insentif tiap akhir tahun pada jurnal-jurnal yang progress-nya baik.” Beberapa waktu lalu, kata Imam, pada akhir 2020, Rektorat UII memberi dana hibah secara selektif untuk perkembangan jurnal di UII yang jumlahnya sekira 20 hingga 50 juta rupiah tiap jurnalnya. Salah satu penerimanya adalah Jurnal Komunikasi milik Program Studi Ilmu Komunikasi. Capaian ini tidak lain karena pendampingan terstruktur dari Unit Jurnal dan Publikasi Karya Ilmiah FPSB UII, sebuah unit khusus yang memiliki tugas meningkatkan dan mengembangkan potensi dan kualitas jurnal di lingkup FPSB UII.
Pada kesempatan akhir FGD, para pengelola jurnal se-UII akhirnya bersepakat akan mendorong dan berkomitmen agar jurnalnya dapat terindeks DOAJ dan copernicus. Harapannya, jika dua indeks menengah ini telah tercapai, penulis di level internasional akan lebih tertarik. Harapannya, pihak universitas akan memfasilitasi, misalnya dengan pelatihan dan beragam dukungan seperti dikemukakan di mula.