Klik18 Menguatkan Estetika Foto dengan Semiotika

Reading Time: 2 minutes

Melihat kecenderungan kualitas foto mahasiswa saat ini yang jauh dari estetika, lebih mengedepankan sensasi daripada estetika, maka Klik 18 mengadakan workshop Estetika Foto. Workshop ini diadakan pada 15 Oktober 2019 bekerjasama dengan Hurray Photography. Hurray Photography di Plosokuning menyediakan tempat dan wahana belajar bagi Klik18. Kegiatan dilaksanakan dengan mengundang tiga pembicara kunci. Mereka adalah Ardani Kresna, yang bicara soal rasa, pemekaan indra, dan juga semiotika foto (pemaknaan). Sedangkan Damar Sasongko, seorang fotografer profesional, dan Dian Ananta banyak bicara di ranah street photography.

Peserta yang mengikuti workshop ini variatif. Mulai angkatan 2012, hingga 2016. “Namun mayoritas memang ditujukan untuk angkatan 2018 dan 2019. Total ada sekira 60 orang peserta yang hadir,” kata Achmad Jais Mustafa, Wakil Ketua Klik18. Pria yang lebih sering disapa Jais, ini mengatakan workshop ini bertujuan meningkatkan kualitas karya, dan hasilnya akan dipamerkan pada pameran akhir tahun. “Praktik motretnya di makrab di Diksar 2019, lalu output-nya di pameran rencana 22 Desember,” ungkap Jais menjelaskan pameran akhir tahunnya. Menurut Jais, workshop ini adalah workshop tahunan klik18 dan ini adalah satu-satunya workshop yang terpisah dengan pameran.

Menurut Jais, Ardani dapat menjelaskan pemaknaan keindahan sebuah foto. Setelah itu peserta barulah diajak dan diarahkan pada genre-genre foto. “Mas Dani itu penyampaian materinya sangat seni, dia bisa menggambarkan yang nggak bisa digambarkan, foto suara di pagi hari, misalnya. Foto hutan kabut, burung-burung. karakternya fotonya fine art,” kata Jais berpendapat tentang jalannya workshop. Inti dari Dani, kata Jais, “Gimana kita bisa menginterpretasikan apa yang tak bisa ditangkap oleh foto.”

‌Sedangkan menurut Ardani, kru dan fotografer Klik19 sudah dapat menangkap konsep dalam foto, “tinggal eksekusi aja,” kata Dani seperti ditirukan Jais. Menurut mahasiswa angatan 2017 asli Ternate ini, tak hanya berbagi trik, dalam pelatihan itu foto-foto anggota Klik18 juga dibedah. “Ada timbal balik, anak klik sharing pengalaman gimana cara ambil fotonya juga,” kata Jais. Misalnya, kata Jais mencontohkan, ada sebuah foto karya Atta Rahmaputra. Atta memotret kipas warna-warni yang biasa dimainkan anak-anak. Terlihat asap. saat Atta ditanya alasannya, “asal ngambil katanya,” ujar Jais. Komentar Dani atas foto yang jadi contoh diskusi,”ini sudah art, tapi pesannya apa. Pesannya bukan dari caption, tapi langsung dari fotonya. Jadi mereka sudah tau pesannya tanpa harus lihat caption.” seperti dituturkan Jais. “Sering2 motret biar kalian tau karakter foto kalian,” kata Ardani kemudian memberi pesan dan tips pada anggota-anggota Klik18 kali itu.

Foto: Marcellino Bima/ Klik18