Influencer: Kekuatan Opini dan Kepercayaan Publik
Mengapa masyarakat lebih percaya dengan influencer di media sosial dibandingan sumber kredibel lainnya? Ini adalah pertanyaan pragmatis yang sebenarnya sederhana dan memiliki berbagai versi jawaban.
Jika dikaitan dengan fenomena sosial, hal ini berkaitan dengan ketergantungan masyarakat pada media sosial. Ketergantungan ini menempatkan Indonesia sebagai pengguna media sosial terlama dengan durasi 188 menit per hari. Selengkapnya: https://communication.uii.ac.id/ask-the-expert-puasa-medsos-hingga-rekomendasi-konten-di-bulan-ramadan/
Fenomena ini menjadi peluang emas bagi tumbuhnya influencer di Indonesia, dari data KOL.id jumlahnya mencapai 1,1 juta akun. Influencer di Indonesia dibagi menjadi beberapa kategori yakni nano influencer sebanyak 980 ribu (followers kurang dari 10.000), micro influencer sebanyak 130 ribu, 14,5 ribu macro influencer, dan sisanya selebritas yang turut aktif menjadi influencer digital.
Jumlahnya yang masif, influencer ternyata membawa dampak signifikan dalam kehidupan masyarakat. Dampaknya tak hanya pada sosial ekonomi akibat endorsement juga berpengaruh pada pilihan politik.
Paling nyata, perpolitikan di Indonesia tahun 2024 menjadi dampaknya. Kampanye-kamapnye unik menjadi pemenangnya apalagi didukung oleh influencer-influencer kenamaan. Selengkapnya: https://communication.uii.ac.id/gen-z-disebut-pemilih-fomo-dalam-pemilu-2024-begini-penjelasan-pakar-ilmu-komunikasi/
Mengapa Masyarakat Lebih Percaya influencer?
Beberapa alasan masyarakat sangat percaya dengan influencer pertama karena kedekatan emosional. Hubungan ini dibangun oleh influencer kepada pengikut dengan tampil seolah apa adanya lewat keseharian, cerita pribadi, hingga membagikan opini secara langsung.
Kesan keaslian atau authenticity menjadi kekuatan influencer yang mampu menarik pengikut untuk menyepakati opininya.
Faktor lain adalah relevansi konten, setiap influencer fokus pada niche tertentu misalnya konten kecantikan, kuliner, parenting, kuliner, teknologi, hingga edukasi. Konten-konten tersebut terasa personal dan tepat sasaran. Bagi pengikut konten-konten tersebut tak hanya menghibur tapi juga informatif bahkan membantu dalam pengambilan Keputusan.
Bahkan data yang dirilis oleh grup riset dan data analisis global YouGov menyebut 94 persen pengguna internet di Indonesia mengakui bahwa influencer berpengaruh dalam perilaku dan Keputusan terutama dalam pembelian produk. Sementara 87 persen tertarik membeli produk karena rekomendasi influencer.
Seperti disebut di awal, influencer tak berhenti pada ranah konsumsi. Mereka mampu membentuk tren sosial dan budaya populer. Tren-tren tersebut berganti setiap hari dan sangat dinamis.
Kekuatan opini influencer semakin menguat dan menjadi kepercayaan publik, menariknya jika kualitas influencer tak cukup memadai tentu akan menjadi boomerang bagi pengikut. Sehingga peting bagi pengguna media sosial untuk mencari tahu lebih detail background dari influencer.
Singkatnya, jika memang mencari informasi seputar kesehatan pastikan influencer yang diikuti memiliki pendidikan memadai dan memiliki kapabilitas dalam dunia kesehatan. Begitupun soal perpolitikan yang mudah digoreng. Bagaimana menurutmu Comms?