Hope from the Edge of Town, Film Dokumenter Laboran Prodi Ilmu Komunikasi Masuk Nominasi Megacities ShortDocs Film Festival di Paris

Film
Reading Time: 2 minutes

Film dokumenter garapan Laboran Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia berhasil lolos sebagai nominasi Megacities ShortDocs Festival di Paris, Perancis. Hope from the Edge of Town berhasil masuk dalam nominasi Best ShortDoc pada Edition 9 Selection tahun 2024.

Digawangi oleh M Iskandar, film dokumenter ini merekam soal isu lingkungan abrasi akibat perubahan iklim pantai utara Jawa. Laboran Prodi Ilmu Komunikasi itu memulai riset pada pertengahan 2023,

“Riset sudah dimulai dari pertengahan 2023 berupa penelusuran dokumen dan artikel dalam rangka mengumpulan informasi terkait isu dampak abrasi dan perubahan iklim pantai utara Jawa,” ujarnya.

Ia akhirnya bertemu beberapa subjek yang melakukan inisiatif upaya pelestarian hutan mangrove. Salah satu sosok tersebut adalah Zayid yang tergabung dalam komunitas Camar di Tambakrejo, Kecamatan Tanjung Mas, Semarang Utara.

“Riset berlanjut pada penelusuran cerita pada subjek yang berupaya menanggulangi kondisi situasi yang terdampak dengan inisiatif mereka, akhirnya ada dua pihak yang kami survei, pertama Kyai mangrove di Kawasan Pantai Mangkang Semarang, kedua sekelompok warga yang menakam dirinya Camar di kampung Tambakrejo Semarang Utara secara konsisten melakukan penanaman mangrove sejak 10 tahun lalu,” tambahnya lagi.

Sejak tahun 2023 beberapa dosen dan laboran Prodi Ilmu Komunikasi UII telah melakukan pengabdian dan pemberdayaan di sekitar Pantai Utara jawa, hal ini membawa M Iskandar consent terhadap isu abrasi yang terjadi karena perubahan iklim.

Lokasi Tambakrejo yang masuk dalam jajaran kota di Semarang Utara yang memiliki banyak tantangan dan ketimpangan baik lingkungan dan sosial.

“Ini menjadi perhatian dan consent saya dan bagian kepedulian saya pada kondisi alam Indonesia terutama pada dampak situasi global. Ternyata sudah ada dan harus disikapi. Melalui film ini saya ingin memberikan refleksi atas pengalaman kita bisa hidup untuk menghadapi situasi alam yang berubah belajar dari subjek, ini proses berbagai pandangan, pengetahuan, sikap yang perlu kita pelajari,” ujarnya.

Salah satu kru dalam pembuatan film Hope from the Edge of Town yakni Bayu Prabowo membagikan pengalamannya pada produksi selama dua bulan terakhir. Ia fokus pada perekaman suara di lokasi pengambilan film dokumenter.

“Proses produksi kurang lebih dua bulan namun sebelumnya sudah lakukan riset. Ada pengalaman menarik soal produksi kemarin, saya fokus perekaman suara sekitar seperti bunyi kapal, langkah kaki, kicauan dan gerak gerik burung di hutan, serta gemericik air,” ujar Bayu Prabowo.

“Kisah ini penting untuk diangkat karena kehidupan di pinggir kota begitu jelas ketimpangannya bisa dilihat dari dampak alamnya. Semoga pemerintah lebih memperhatikan isu sosial dan lingkungannya,” tambahnya.

Sebagai produser, Gunawan berharap mendapat banyak kesempatan untuk berdialog dengan para penonton. Dialog-dialog ini bisa dilakukan melalu berbagai festival, salah satunya Megacities ShortDocs Film Festival yang akan digelar pada Mei 2024 di Paris, Perancis.

Tercatat sejak tahun 2014 setidaknya lebih dari 1.000 film telah terdaftar dalam Megacities ShortDocs Film Festival. Film-film tersebut mengangkat isu-isu seputar kota besar di seluruh dunia dan bertujuan untuk menciptakan kota yang lebih layak huni. Kota-kota besar adalah tempat yang penuh dengan peluang, tetapi juga memiliki banyak tantangan.

“Setiap festival memiliki kriteria dan standar terhadap film-film yang layak pada festival mereka. Festival ini fokus pada cerita-cerita yang mengungkap inisiatif-inisiatif warga dalam menyikapi situasi lingkungan dan tantangan di kota besar. Film yang dipilih yang memiliki kekuatan mengungkapkan solusi yang diberikan,” tandasnya.

Setelah itu nantinya film ini akan dipublish pada kanal YouTube Ikonisia TV karena masuk dalam program rutin Prodi Ilmu Komunikasi UII.