,

Enam Dimensi Manajemen Media Bersama Amir Effendi Siregar

Reading Time: 2 minutes

Bisnis dan Manajemen media adalah kajian yang tak banyak dijadikan mata kuliah khusus atau jurusan di kampus-kampus komunikasi di Indonesia. Tak banyak pula orang yang memfokuskan diri menjadi pengkaji sekaligus praktisi dalam satu waktu. Amir Effendi Siregar (AES), pendiri Komunikasi UII dan PR2Media, adalah salah satu yang menhadirkan kajian manajemen media dalam sebuah definisi yang komplit.

Dimensi Manajemen Media berdasarkan definisi AES, kata Iwan Awaluddin Yusuf, terpetakan menjadi enam dimensi. Enam dimensi ini disarikan oleh Iwan dari definisi yang dibuat oleh AES tentang manajemen media. “Pertama adalah pengelolaan media dengan prinsip-prinsip dan proses manajemen. Dimensi ini mencakup level filosofis, metodologis, dan praktis,” kata Iwan Awaluddin Yusuf, mahasiswa doktoral di Monash University, Australia, pada 10 Juli 2021.

Iwan bicara sebagai salah satu penulis dalam buku berjudul Buku Melawan Otoritarianisme Kapital. Buku itu adalah kumpulan tulisan Pemikiran dan Gerakan AES dari murid, teman, dan sahabat AES. Pembicara lain adalah Dr. Rahayu, wakil ketua PR2Media dan Editor buku ini. Buku ini dibedah dan diluncurkan pada 10 Juli 2021 atas kerjasama PR2Media, Komunikasi UII, dan SPS dan dipandu oleh Ignatius Haryanti sebagai moderator. Diskusi ini juga digelar sebagai peringatan Milad ke-17 Komunikasi UII dan Ulang Tahun ke 11 PR2Media. Kedua lembaga tersebut adalah lembaga dimana AES menjadi pendiri dan peletak dasarnya.

Iwan mengatakan ada pula dimensi kedua Manajemen Media yang intinya mengkaji posisi media sebagai industri dan media sebagai institusi. Apa karakter media sebagai industri, dan peran media sebagai institusi pers, misalnya.

Penting juga pengelola media, kata Iwan mengutip AES, menentukan arah paradigma medianya.

“Paradigmanya pasar atau paradigma propaganda/ misionaris,” kata Iwan. Menentukan paradigma ini menjadi dimensi ketiga yang sering dikemukakan AES.

Selanjutnya, mengkaji manajemen media juga harus memperhatikan konteks lingkungan sebagai dimensi keempat. Maksudnya, bagaimana sistem media yang ada dalam suatu kawasan atau negara mempengaruhi Manajemen Media.

Kajian manajemen media juga akan melihat dimensi kelima yaitu perkembangan teknologi dari sisi dampak dan bagaimana mengantisipasinya. Sedangkan dimensi keenam, AES juga sering menjelaskan bahwa manajemen media harus dikaji berdasarkan kegunaanya sebagai ilmu. Terutama manfaat bagi mereka yang mempelajari dan masyarakat pada umumnya.