Dua Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII Presentasikan Hasil Risetnya di Sydney Australia

Konferensi
Reading Time: 4 minutes

Dua pengajar dari Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) bulan lalu berkesempatan mempresentasikan hasil risetnya di Sydney, Australia. Konferensi bertajuk “Indonesia Council Open Conference (ICOC) 2023” yang diselenggarakan oleh The Sydney Southeast Asia Centre at the University of Sydney and Humanitarian and Development Studies at Western Sydney University pada 25-27 September 2023.

Tema yang dipilih dalam ICOC 2023 adalah “Indonesia 25 Years On”, tema ini dipilih untuk menandai seperempat abad penolakan otoritarianisme di Indonesia setelah lengsernya Presiden Suharto pada Mei 1998.

Riset-riset yang dilakukan oleh para akademisi di berbagai disiplin ini diharapkan mampu menjawab kondisi Indonesia masa kini setelah jutaan orang turun ke jalan melakukan protes atas kekacauan ekonomi dan sosial masa itu.

Dua dosen yang berkesempatan mempresentasikan hasil risetnya adalah Dr. Herman Felani Tandjung, S.S., MA dan Dr. Subhan Afifi, S.Sos., M.Si.

Setidaknya ada tiga riset dari Prodi Ilmu Komunikasi UII yang dipresentasikan pada ICOC 2023, riset-riset tersebut antara lain “From Agriculture to Tourism: The Race of  Villages in the Magelang area to become tourist attractions”,Digital Health Communication in Indonesia: Opportunities and Challenges”, dan “Sousveillance and New Social Control in Digital Democracy in the Present Indonesia”.

  1. From Agriculture to Tourism

Artikel berjudul “From Agriculture to Tourism: The Race of Villages in the Magelang Area to Become Tourist Attractions” merupakan hasil riset yang dilakukan oleh Dr. Herman Felani Tandjung.

“Banyak desa di Magelang berlomba lomba untuk menjadi desa wisata yang justru menimbulkan masalah lingkungan dan benturan budaya beberapa warga lebih memilih bekerja di wisata dan meninggalkan dunia pertanian,” ungkap Dr. Herman saat menjelaskan hasil risetnya.

Konferensi

The Sydney Southeast Asia Centre at the University of Sydney and Humanitarian and Development Studies at Western Sydney University

Abstrak:

Dalam satu dekade terakhir, penggunaan media sosial yang masif telah mempengaruhi cara desa berinteraksi dengan dengan orang-orang dari daerah perkotaan. Banyak tempat yang dulunya terpencil dan kurang terpengaruh oleh masyarakat perkotaan, kini telah membuka diri terhadap orang luar, yang sering kali dibentuk oleh eksposur di media sosial. Desa-desa di Magelang, Jawa Tengah kini bertransformasi dari desa-desa pertanian menjadi ‘Desa Wisata’ untuk sebagai tempat wisata. Pergeseran ini didorong oleh pemerintah melalui kebijakan top down untuk meningkatkan ekonomi melalui ekonomi kreatif dan pariwisata. Namun, upaya untuk ikut berlomba mencapai status mencapai status ‘Desa Wisata’ tidak diimbangi dengan pembangunan manusia dan peningkatan pembangunan manusia dan perbaikan infrastruktur. Penelitian ini bertujuan untuk membahas perjuangan desa-desa di Magelang untuk menjadi wisata dan kesenjangan yang perlu diatasi.

“ICOC 2023 yang mempertemukan para akademisi dan peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang mempunyai minat terhadap Indonesia. Tema ICOC 2023 adalah Indonesia 25 Years On. Dalam ICOC ini saya berkesempatan mempresentasikan hasil riset tersebut,” tambahnya.

  1. Digital Health Communication in Indonesia

Riset berjudul “Digital Health Communication in Indonesia: Opportunities and Challenges” merupakan riset kolaboratif yang dilakukan oleh Dr. Subhan Afifi bersama Puji Rianto, S.I.P, MA yang berhalangan hadir dalam konferensi tersebut.

Konferensi

The Sydney Southeast Asia Centre at the University of Sydney and Humanitarian and Development Studies at Western Sydney University

Abstrak:

Setelah reformasi 1998, pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Kementerian Kesehatan telah membuat prioritas untuk merumuskan kebijakan dan strategi komunikasi kesehatan yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku kesehatan individu dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan, strategi, dan implementasi komunikasi kesehatan digital di Indonesia, dengan fokus pada identifikasi peluang dan tantangan. Untuk mencapai tujuan tersebut, studi ini mengumpulkan data melalui analisis dokumen dan media komunikasi kesehatan digital yang diproduksi oleh Kementerian Kesehatan, dan wawancara mendalam mendalam dengan para pemangku kepentingan komunikasi kesehatan di Indonesia. Secara khusus, studi ini mengidentifikasi kebijakan dan strategi komunikasi kesehatan yang dirumuskan, karakteristik media dan konten komunikasi media dan konten komunikasi digital yang dikembangkan, menilai tingkat partisipasi masyarakat dan menyoroti hambatan dalam mengimplementasikan strategi komunikasi kesehatan digital yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia.

  1. Sousveillance and New Social Control in Digita; Democracy in the Present Indonesia

Riset ini juga dilakukan oleh Dr. Subhan Afifi bersama Puji Rianto, S.I.P, MA. Fokus riset ini adalah ketidakpercayaan publik terhadap polisi dan melihat bentuk sousveillance dalam konteks demokrasi digital.

Abstrak:

Tagar #percumalaporpolisi, yang berarti “percuma melapor ke polisi” menjadi menjadi trending topic di media sosial baru-baru ini. Tagar ini telah menjadi simbol gerakan di kalangan netizen Indonesia dalam melawan institusi kepolisian yang korup. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk-bentuk sousveillance dalam konteks demokrasi digital di Indonesia dan untuk mengidentifikasi sejauh mana dalam mengoreksi pelanggaran hukum dan menegakkan hukum. Melalui penelitian kuantitatif, penelitian ini penelitian ini mencoba untuk mengajukan investigasi mendalam tentang praktik sousveillance dalam demokrasi digital di Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa tidak semua praktik tersebut berhasil membuat perubahan yang lebih baik. Namun, ada harapan yang berkembang untuk kontrol akar rumput dalam demokrasi Indonesia yang sedang mengalami kemerosotan. Studi ini juga menemukan beberapa faktor yang saling terkait yang menentukan efektivitas sousveillance seperti indikator media antar-agensi, kepentingan yang terlibat, aktor dan pihak yang berpengaruh dalam pengawasan.

“Alhamdulillah, melalui ICOC 2023 kami berkesempatan mempublikasikan hasil penelitian, sekaligus mengembangkan jejaring kerjasama dan kolaborasi riset secara internasional. Semoga memberikan kemanfaatan yang besar untuk semua. Terimakasih untuk Prodi Ilmu Komunikasi yang sudah memfasilitasi kegiatan ini. Jazakumullah khairan,” pungkas Dr. Subhan Afifi.