CCCMS 2024: Dilema Fans K-Pop, Love vs. Principle

Dilema Fans K-Pop: Love vs. Principle
Reading Time: < 1 minute

Yogyakarta, 28 Agustus 2024 – Salah satu panel yang cukup menyita perhatian pada CCCMS ke 7 kali ini adalah “Social Activism through and in Hybrid Societies”. Panel ini menghadirkan sejumlah penelitian yang membahas bagaimana teknologi digital membentuk lanskap aktivisme sosial kontemporer.

Penelitian dengan judul “Love vs. Principle: K-Pop Fans’ Boycott of Idols and Controversial Products” yang dipresentasikan oleh Kusnul Fitriah dari Universitas Gadjah Mada menarik untuk dikupas lebih jauh. Penelitian ini membicarakan fenomena yang sempat trending di media sosial yakni mengenai penggemar K-Pop yang sering dihadapkan pada dilema moral ketika idolanya terlibat dalam promosi produk yang dianggap kontroversial, seperti produk yang terkait dengan Israel.

Konflik antara Palestina dan Israel telah memicu berbagai gerakan boikot di seluruh dunia. Fans K-Pop juga turut serta dalam gerakan ini. Namun, ketika idol yang mereka cintai menjadi brand ambassador produk yang diboikot, munculah dilema yang cukup rumit.

“The argument to support the idol fully did by the fans. The fans assume that the fault is in the agency not in the idol.” jelas Kusnul. Lebih lanjut Kusnul menyebutkan, ikatan emosional antara penggemar dan idol sangat kuat sehingga membuat penggemar sulit untuk mengambil keputusan yang rasional.

Kusnul menjelaskan bahwa penelitiannya menunjukkan adanya dilema yang signifikan bagi penggemar K-Pop. Mereka harus memilih antara cinta mereka terhadap idol atau prinsip dan nilai-nilai yang mereka yakini. “Relationship between fans and idol is so complicated. There are deep emotions involve to this relation.” tutupnya.

Penelitian ini memberikan gambaran menarik tentang bagaimana budaya populer seperti K-Pop dapat menjadi arena pertarungan antara identitas pribadi dan komitmen sosial. Fenomena ini menunjukkan bahwa aktivisme digital tidak hanya terjadi di kalangan kelompok tertentu, tetapi juga melibatkan seluruh netizen yang terlibat dalam budaya populer.

Penulis: Desmalinda