How was Rini Asmiyati’s original story exploring the world of international communication practice in Jaipur India?

Rini Asmiyati, UII Communication student of 2015, did an internship for one month at an international institution. Its location in Jaipur, India. For some people, it is an extraordinary achievement. A lot of experience and international network gained. However, not many people know that the processes and stages that won’t be easy to pass without willingness of hard work.

Initially, Rini Asmiyati registered at AIESEC UGM. She sent his CV to enter the screening process. If the process is smooth, applicants at AIESEC will be selected for an exchange participant mentor / EPM, an experienced companion who helps with the internship process or social projects.

“EPM will help us with what kind of location and place of ownership. From the start until we return to Indonesia. This really helps us. We will also be interviewed by the local committee at UGM, then interviewed by AIESEC children in Jaipur, India,” said Rini on the talkshow. The 16th series of Teatime by the UII Communication program IP (international Program) on Friday (16/10).

After the interview process was completed, then Rini was assigned to the selected company. Then been interviewed once again by the company. According to Rini, be a partof  AIESEC global entrepreneur program needs to be prepared in advance, it is necessary to prepare time because the process is quite complicated. “But don’t be afraid, confused or what, you will be assisted by the AIESEC children and they are really helpful,” consoled Rini later.

Long story short, Rini became a digital promotion service at an educational institution in Jaipur, India. Rini’s duties include being the admission team. Every day she has to be on duty starting from Google Analytics, Facebook ads manager, to social media and advertising.

Rini’s suggestion, adjust the educational background with the internsnhip place. This functions so that you don’t have trouble when you get a job description. According to Rini’s experience, photography and public speaking are highly tested there. “There because I documented their activities, I also used public speaking when we were marketing admissions there. I learned something about Search Engine Optimization / SEO, Facebook Ads Manager, Google Analytics and Advertising,” recalls Rini.

Various obstacles also arise. “Everything is not going smoothly, of course,”she said. For example, said Rini, “first is, indian accent. It is kinda hard to understand. There is a working partner who doesn’t speak English. That’s a language barrier,” he said.

However, Rini was grateful for Indian culture, which she thought was extraordinary and very helpful for foreigners like herself. “In India, guests are very appreciated. Guests are helped. So many people want to help me. My place is a business school. I also help them, I am also close and help me,” said Rini.

She feels various benefits from the process of international internships, “for example getting professional experience, international networks, cultural expansion, exploring cities that you visit traveling, including exploring the city and traveling at the same time,” she said.

 

Bila anda ingin mendalami atau fokus pada kajian komunikasi bencana, sudah tentu inilah saatnya mengikuti webinar ini. Temanya melihat pemberdayaan kebencanaan dari sudut komunitas daerah. Pembicara yang akan hadir adalah Lalu Agustian Dwiyana. Ia adalah Ketua Karang Taruna di Lombok NTB. Ia akan bercerita bagaimana komunitas daerah melakukan pemberdayaan, penguatan, dan peningkatan ketangguhan dalam menghadapi bencana.

Webinar ini yang adalah bagian dari Program Pemberdayaan Masyarakat/ Pengabdian Masyarakat Dosen dan Mahasiswa Komunikasi UII akan hadir di tengah anda pada:

Minggu, 18 Oktober 2020

Pukul 15.00WIB

Via Zoom

Silakan registrasi untuk mendapatkan tautan zoom di https://bit.ly/webinarkomunikasibencanasesi3

TEMA UMUM:
Insipirasi Sekitar Kita

DESKRIPSI TEMA:

Karya yang didaftarkan dapat menceritakan protagonis,  sosok, aksi, tempat dan peristiwa di sekitar lingkungan kehidupan kita, kisah-kisah tersebut memiliki nilai-nilai yang dapat menginspirasi khalayak.

KATEGORI LOMBA:

Film Fiksi
Film Dokumenter
Vlog
Animasi

PERSYARATAN UMUM:

1. Peserta adalah Pelajar, Mahasiswa, Umum.
2. Peserta merupakan warga negara Indonesia, dibuktikan dengan KTP.
3. Peserta dapat berupa individu atau kelompok.
4. Peserta dapat mengirim lebih dari satu karya.
5. Karya dapat direkam menggunakan peralatan apapun, seperti: Kamera
Mirrorless, SLR, Smartphone.

Persyaratan Teknis:
– Pelajar, Mahasiswa, dan Umum
– Warga Negara Indonesia
– Kelompok/ Individu
– Durasi 2- 10 menit
– Resolusi 1080p (ukuran bebas)
– Belum pernah di publikasikan
– Orisinil
– Tidak menyinggung SARA

PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN (KRITERIA, SYARAT, dll)


Daftar dan kirim karya kamu ke:

.

Batas Pengumpulan: 20 November 2020
Pengumuman Juara: 25 November 2020
.
Kami tunggu karya terbaikmu.
.
Contact Us:
WhatsApp Iven:

 

 

Website institusi itu penting. Bukan hanya tempat penyampaikan informasi, tapi juga branding. Itulah salah satu kesimpulan yang bisa didapat dari Pelatihan Optimalisasi Visiblitas web di SMA N 1 Sleman dalam mempertahankan eksitensi SMAN 1 Sleman.

Pelatihan tersebut adalah salah satu program pemberdayaan masyarakat dari Dosen Ilmu Komunikasi UII, Ratna Permata Sari, pada 9 Oktober 2020. Pelatihan yang diadakan selama dua hari tersebut mencoba mendorong optimalisasi website institusi SMAN 2 Sleman.

Pada hari pertama (9/10) Ratna, yang juga dosen klaster riset Komunikasi Visual, memaparkan teori, konsep, dan urgensi website bagi pencitraan sebuah institusi. Selain sebagai sumber informasi, website juga menjadi salah satu pintu masuk pertama menuju citra diri/ brand lembaga.

Diskusi pada hari pertama mengobservasi bagaimana guru dan pengelola situs sekolah mengelola website. Pada saat itu, Ratna dan tim UII menemukan problem yang dihadapi oleh pengelola web: pembuatan konten dan pembaruan isi website.

“Harusnya kan setiap ada kegiatan itu langsung upload di web, tapi nyatanya tidak,” kata salah seorang peserta pengelola web.

Sedangkan pada hari kedua (15/10) peserta yang terdiri dari guru-guru tersebut diajak untuk mulai praktek atau latihan. Kegiatannya seputar desain dan mengisi konten website. Pada kesempatan ini, Ratna bersama Ana Yulia dan Rizki Falahiyah, dari tim Websupport Humas UII, menjadi fasilitator pelatihan. Mereka mulai melakukan pembaruan desain web dan langsung mengisi konten bersama para pengelola website SMAN 1 Sleman.

“Terimakasih, sangat bermanfaat, sayang kanapa baru sekarang, harusnya dari dulu,” kata salah satu peserta dari pihak Manajemen SMAN 1 Sleman, ketika diminta testimoninya terhadap acara ini. “Ke depan kami pastikan jauh lebih menarik dan terus diperbarui. Dan itu akan jadi nilai plus bagi SMA kami, SMAN 1 Sleman,” tambahnya

Teatime 16th edition will invite:

Rini Asmiyati – Global Entrepreneur Returnee

(Alumni of communication Science Department, batch 2015)

The next International Program of Communication’s Teatime

Theme:
Seeking For Unforgotten Experiences Through Being Intern

(An Experience in Wonderful City Jaipur, India)

Live On Instagram

Schedule

Friday, October, 16th, 2020
Start at 4pm (UTC+7)

Keep update on IGTV
@ip.communication.uii
@riniai_

Bagi kamu mahasiswa dengan konsentrasi bidang minat Jurnalistik, PR, dan Kajian Media bisa lho ikuti webinar ini. Komunikasi UII yang bervisi communication for empowerment berupaya melakukan manajemen pengetahuan dengan menjadi pusat info dan knowledge untuk mendukung pengembangan keilmuan dan kapasitas mahasiswa dan warga akademik Komunikasi UII. Salah satunya, sila ikuti webinar berikut dari badan pemberdayaan milik Penyiaran Publik Inggris BBC lewat BBC Media Action-nya. Silakan.

BBC Media Action dan Dewan Pers mengadakan Webinar “Mengurangi Dampak Ekonomi Pandemi Covid-19 dan Peran Media Massa”

Jumat 16 Oktober 2020
Jam 14.00-16.30WIB

Pembicara dari beragam pihak seperti Stafsus Kemenkeu bidang Komunikasi Strategis, Pemimpin Redaksi SWA, Litbang The Jakarta Post, Pemimpin Redaksi IDN Times, Dewan Pers.

Join Zoom Meeting
Https://us02web.zoom.us/j/4780767112

Atau

Https://us02web.zoom.us/j/83894292859

Google for Media: Strengthening Democracy through informed journalists and citizens – Webinar

Discuss with these Speaker:

Wahyu Dhyatmika, Editor in Chief Majalah TEMPO and Sekretaris Jenderal AMSI (Asosisasi Media Siber Indonesia)

Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia)

Revolusi Riza, Head Of News Gathering CNN Indonesia TV and Sekretaris Jenderal AJI (Aliansi Jurnalis Independen)

For a discussion about:
Fighting the common enemy of misinformation

LIVE STREAMING:
Senin, 26 Oktober 2020
Pukul 13.00-15.00WIB

Youtube Channel: Google Indonesia
Goo.gle/googleformedia4

Disclaimer:

Komunikasi UII yang bervisi communication for empowerment. Kami berupaya melakukan manajemen pengetahuan dengan menjadi pusat informasi dan knowledge untuk mendukung pengembangan keilmuan dan kapasitas mahasiswa dan warga akademik Komunikasi UII. Mahasiwa san warga akademik yang fokus pada kajian jurnalisme, PR, kajian media, dan media kreatif, dapat merujuk pada konten ini demi pengayaan pengetahuan. Konten ini bertujuan edukasi dan nonprofit. #knowledgeproject #kliping

Assalamu’alaikum wr.wb

Diberitahukan kepada mahasiswa/mahasiswi program studi ilmu komunikasi angaktan 2017 dan 2016 (yang belum magang) wajib hadir dalam sosialisasi dan pembekalan magang yang Insyallah akan dilaksanakan pada Hari Jumat tanggal 16 oktober 2020 jam 15.30 wib.

Demikian pengumuman ini kami sampaikan atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb

The Forum Forum Amir Effendi Siregar # 13 this time 9 October 2020 is not as usual. Presenting Indonesian speakers who were studying in America made the discussion this time take time at night. This time, Rianne Subijanto, Assistant Professor of Communication Studies at Baruch College, City University of New York was the speaker at the AES Forum discussion tonight. He reveals the history of communication and discovers a time when a part of the study in communication was missing.

According to Rianne, in communication, there is a missing study. This study seems invisible. It seems that if we examine it today, there is even a lot of debate because it is considered not a communication domain anymore.

Rianne’s discussion raised the topic “Communication as Social Networks and Transportation: Historical Studies Past and Present.” Transportation which is part of communication studies is no longer initiated in many researches in the realm of communication.

Judging from the long history of communication, “communication studies have emerged. it’s only limited to communication that mediates new media such as print media, radio, television, and the internet, “said Rianne.

Communication System: Ancient Objects to Print Media

Riane continued that the age of media starting from printed media is still very young. and to be examined from the history, the practice of this communication age is very old. there was writing hieroglief and cuneiform written on slabs of brick in the civilization of mesopotamia. there paprirus, and there are pictures in the cave in the rock.

it is seen that the ancient objects that not only belongs to history, but also there is a communication process. Even communication is not only seen from the printed medium sec material fig. But more basic. Communication is also a process of exchanging meaning through oral, gestures, and facial expressions.

What is missing in Communication studies in Rianne’s view? He sees communication as transmission (transportation) and culture (ritual). If communication is seen from an exchange of meanings, then there is social exchange, there is cultural acculturation too. If seen from here communication is also chained by transportation. In ancient times people traveled by camel or donkey to trade. “And it turns out that there is a cultural exchange of the spread of Islam, cultural acculturation,” said Rianne.

Communication systems should be seen as transport networks and social networks as concepts. “However, now if we want to see transportation in communication studies, maybe people will ask geography or sociology first,” said Rianne.

 

Forum Forum Amir Effendi Siregar #13 kali ini 9 Oktober 2020 tak seperti biasa. Menghadirkan pembicara Indonesia yang sedang studi di Amerika membuat diskusi kali ini mengambil waktu di malam hari. Kali ini, Rianne Subijanto, Assistant Professor Kajian Komunikasi di Baruch College, City University of New York menjadi pembicara dalam diskusi Forum AES malam ini. Ia mengungkap sejarah komunikasi dan menemukan satu waktu dimana ada bagian kajian dalam komunikasi hilang.

Menurut Rianne, dalam komunikasi, ada kajian yang hilang. Kajian ini seperti tidak terlihat. Tampaknya jika dikaji di jaman sekarang bahkan, banyak perdebatan karena dianggap bukan ranah komunikasi lagi.

Diskusi Rianne ini mengangkat topik ‘Komunikasi sebagai Jaringan Sosial dan Transportasi: Kajian Sejarah Dulu dan Sekarang.” Transportasi yang menjadi bagian dari kajian komunikasi tak lagi digagas dalam banyak riset di ranah komunikasi.

Dilihat dari sejarah komunikasi yang panjang, “kajian komunikasi yang banyak muncul baru sebatas komunikasi yang memerantarai medium baru seperti media cetak, radio, televisi, maupun internet,” ujar Rianne.

Sistem Komunikasi: Benda-benda Kuno hingga Media Cetak

Riane melanjutkan bahwa umur media mulai dari media cetak (printed media) ini masih sangat muda. Padahal kalau mau ditelisik dari sejarahnya, praktik komunikasi ini umurnya sangat tua. Ada tulisan hieroglief dan kuneiform yang tertulis di lempengan batu bata di peradaban mesopotamia. Ada paprirus, dan ada gambar di gua pada dalam batu.

Di sini terlihat bahwa benda-benda kuno itu tak hanya milik sejarah, tapi juga ada proses komunikasi. Bahkan komunikasi tak hanya dilihat dari medium tercetak secara materil. Namun lebih mendasar. Komunikasi juga adalah proses pertukaran makna lewat oral, gestur, dan mimik muka.

Apa yang hilang di kajian Komunikasi dalam pandangan Rianne? Ia melihat komunikasi sebagai tranmisi (transportasi) dan budaya (ritual). Jika komunikasi dilihat dari adanya pertukaran makna, maka ada pertukaran sosial, ada akulturasi budaya juga. Jika dilihat dari sini komunikasi juga diperantai oleh transportasi. Jaman dahulu orang melakukan perjalanan dengan menggunakan unta atau keledai untuk berdagang. “dan ternyata ada pertukaran budaya penyebaran islam, akulturasi budaya,” papar Rianne.

Sistem komunikasi harus dilihat sebagai jaringan transportasi (transport network) dan jaringan sosial (social networks) sebagai konsep. “Namun, sekarang jika kita mau melihat transportasi dalam kajian komunikasi mungkin orang akan nyuruh ke geografi atau sosiologi dulu,” kata Rianne.