Reading Time: < 1 minute
Literasi kerap dipahami sebagai kemampuan membaca dan menulis aksara tertulis dan tercetak. Literasi juga dipandang sebagai dasar keterlibatan dalam kehidupan berbangsa yang tidak mungkin dikelola secara tatap muka. Kini kehidupan bersama juga terjalin melalui gambar di televisi, film bioskop, papan iklan, dan situs-situs di internet. Medium yang berbeda membentuk pesan yang berbeda, serta menuntut kemampuan baru untuk memahaminya. Namun, peluangnya bagi kehidupan bersama juga belum tuntas dijelajahi. Menyambut upaya-upaya pembelajaran media yang diprakarsai berbagai universitas dan komunitas di Indonesia belakangan ini, sekarang adalah waktu yang tepat untuk merenungkan apa yang sudah dilakukan dan apa yang penting dilakukan di masa depan.
 
Menanggapi hal tersebut, pada tanggal 10-11 November 2010 di Yogyakarta akan diadakan suatu konferensi literasi media di Indonesia. Konferensi ini merupakan ajang bertukar gagasan serta pengalaman, dan menyelidiki literasi media: mengenai pengertiannya, tantangan media baru, serta arti pentingnya sekarang.

Bagi yang berminat, dapat mendownload keterangan lebih lanjut di sini

Reading Time: < 1 minute
Suasana diskusi pameran foto dan film dokumenter di Djendelo CafePelestarian sejarah dan benda cagar budaya tidak hanya dilakukan melalui proses pemeliharaan benda tersebut, namun bisa melalui proses pendokumentasian baik dalam bentuk fotografi maupun film dokumenter. Hal inilah yang dilakukan oleh Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII yang beranggotakan 5 orang asisten laboratorium dan dibawah komando Marjito Iskandar Tri Gunawan dalam hal pelestarian dan pemeliharaan Candi Pustakasala yang belum lama ini ditemukan. Selama 2 bulan penuh, proses ekskavasi hingga penggalian candi selesai, telah dirangkum sedemikian rupa sehingga hasilnya bisa dinikmati dalam bentuk pameran fotografi dan film dokumenter Candi Pustakasala.
Reading Time: < 1 minute
klik 18 ilkom UII Pembukaan acara ”Communication Month” yang diadakan oleh mahasiswa  komunikasi UII diawali dengan kegiatan workshop dari Klik 18 (Komunitas Lensa  Ilmu Komunikasi 18) yaitu ”Workshop kamera analog dan praktek kamar gelap”.  Acara ini diadakan selama dua hari yaitu tanggal 13 – 14 Maret 2010 pukul 10.00 –  15.00 WIB. Bertempat di Ruang fotografi dan kamar gelab Prodi Ilmu Komunikasi  UII, acara ini mampu menarik minat mahasiswa komunikasi angkatan 2009. 
Reading Time: < 1 minute
        Penampilan dari masing-masing kelompok dan penyalaan api unggun merupakan acara puncak kegiatan "Makasi 2009" atau yang lebih sering disebut MAKASI (Malam Keakraban Komunikasi) yang diadakan oleh mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII. Acara yang bertema "Kampoeng Komunikasi" ini, berlangsung dari tanggal 30 Oktober – 1 November 2009 di Bumi Perkemahan Sinolewah, Cangkringan, Sleman. Acara ini bertujuan untuk lebih mengakrabkan sesama antara mahasiswa baru dan untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan bersama sebagai mahasiswa Komunikasi UII.
Reading Time: 2 minutes

JURNAL KOMUNIKASI

Volume 1, Nomor1, Oktober 2006

ISSN 1970-848X

 

Cultural Capital Apparatus:

Relasi Kuasa Bisnis dan Media dalam Globalisasi

 

Oleh  Muzayin Nazaruddin

 

 

Abstract

            In front of global capitalism, the state is no longer be a main power. The sources and power relations upon the society are getting more complicated. But, one thing we have to say directly, power transition from state to business power which is run by multinational corporations is now happening. This transition brings neoliberalism ideology as the only one epistemology that reducts human as homo economicus. In this historical context, mass media and entertainment industries become a part of business power along with their orientation to accumulate the capital. Media and entertainment industries become one of capital apparatuses, cultural capital apparatus to be exact.

This thesis can be proved by a main-general phenomenon: media indutries are becoming more and more concentrated, and the dominant players are the huge global media conglomerates. This media conglomeration become a clarifier for the interest’s bias of the stakeholders in media reporting, media content uniformity, decline of the journalistic’s quality, media information commercialitation, and orientation to the entertainment programs. Media content uniformity barely campaign banalitation of thought, hedonism, consumerism and commercialitation in almost all parts of life. All of them is in the line with the neoliberal ideology that being carried by the media itself.

 

Penerbit
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Reading Time: < 1 minute

JURNAL KOMUNIKASI

Volume 3, Nomor 2, April 2009

ISSN 1970-848X

 

Corporate Social Responsibility (CSR): the Communication Challenge

Oleh: Dyah Pitaloka, SH., MA

Abstract

Corporate Social Responsibility has now face a new challenge. Skepticism and untruthful reaction from public and stakeholders rise as a form of response toward the practice of Corporate Social Responsibility.  Latest research in England found that UK’s biggest corporation facing the same condition as the public level of trust declining and skepticism towards corporate efforts rising up (Hawkins, 2005). This negative perception and skepticism toward the CSR messages communicate by the corporate has a matter of fact become challenge for the future development of the practice of CSR. Moreover, the response given by the media, pressuring groups and other significant groups in the community cannot be considered as a friendly and supportive action. It takes more than just a 30 second spots of TV commercial to build public trust and support. Detail information gained from an open dialogue with various stakeholders will give a better picture of how people think, hope, expect from corporation and its action.

Penerbit :
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 

 

 

 

Reading Time: < 1 minute

JURNAL KOMUNIKASI

Volume 3, Nomor2, April 2009

ISSN 1970-848X

 

Communicating Corporate Social Responsibility Responsibly

 

Oleh: Nia Sarinastiti

 

Abstract

Menjalankan dan mengkomunikasikan mengenai upaya perusahaan dalam menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) sangat beragam.  Namun seringkali komunikasi lebih mengutamakan pada pandangan perusahaan bukan mengutamakan pada pandangan stakeholder, atau partisipasi mereka dalam program CSR tersebut.Tulisan ini berusaha mengangkat bagaimana sebaiknya mengkomunikasi program CSR secara layak (dan bertanggung jawab) untuk dikembangkan oleh perusahaan sebagai bagian dari aktivitas public relations/corporate communication mereka.Dalam tulisan ini akan membahas upaya yang dilakukan oleh Accenture – konsultan manajemen dan teknologi – dalam mengkomunikasikan aktivitas CSR mereka.

 

Key words:

Corporate Social Responsibility, Public Relations, Corporate Communication, corporate giving, etika komunikasi

 

Penerbit :
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 

 


[1] Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Unika Atma Jaya – Jakarta dan Program Studi Ilmu Komunikasi, Pasca Sarjana Universitas Indonesia.  Konsultan komunikasi Multi Donor Fund dan Java Reconstruction Fund untuk Bank Dunia dan Senior Advisor Marketing & Communication untuk Accenture.

Reading Time: < 1 minute

JURNAL KOMUNIKASI

Volume 3, Nomor1, Oktober 2008

ISSN 1970-848X

 

Ideologi Islam dalam Kebijakan Redaksional Harian Umum Republika:

Analisis Wacana Kritis tentang Pemberitaan Konflik PKB dan Film Fitna

 

Oleh: M. Exsa Firmansyah

 Abstract:

This research focus on Islamic ideology in the redactional policy, that was one of the internal factor when creating a Republika news product towards PKB conflict, Ahmadiyah cult and Fitna controversy. The analysis of content at PKB’s conflict was shown Republika’s neutral display. Its neutral display was shown by the theme, the option of people who was being the source. While, at the Fairclough text analysis, Republika was shown the negative effect from  that conflict which didn’t have  the good effect for two sides, but could bring the negative effect for the party. For  the news of Ahmadiyah,  the content analysis was shown Republika’s position  as  one  side  which  against  Ahmadiyah  with  used  perception  that Ahmadiyah  is untrue  side. From the research the researcher done, there`s a conclusion that islamic ideology in the Republika redactional policy, can be categorized as the form of conservative Islamic ideology.

 

Reading Time: < 1 minute

JURNAL KOMUNIKASI

Volume 3, Nomor1, Oktober 2008

ISSN 1970-848X

 

Konglomerasi Media dan Konstruksi Praksis Demokrasi Pasca Rezim Orde Baru: Sebuah Refleksi Awal

Oleh Nyarwi

 

Abstract

                After the post New Order Regime Soeharto, the Indonesian mass media industries have been developing their self as media conglomeration model. Some group of media industries manufactured their symbolic reality based on the power of commoditization of their business networking industries of broadcasting industries, newspaper industries and also multimedia industries as a part of  new  media competitions.  This paper will examine and reflected the impact of media conglomeration of mass media industries on pratical construction of Indonesia democracy after Post New Order Soeharto. The media duty as empowering of  the public interest is the missing important thing among the owners of media industries, journalist, politician and civil society.

 

Penerbit :
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 

Reading Time: < 1 minute
Prodi Ilmu Komunikasi UII bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Daerah (KPID) Yogyakarta, menyelenggarakan seminar di Ruang Sidang MSI UII Demangan Yogyakarta, pada Hari Kamis, 8 Oktober 2009, pukul 16.00 – 17.30 WIB. Seminar publik ini mengkritisi berita gempa di televisi yang terjadi di Daerah Sumatera Barat. Hadir sebagai pembicara yaitu Hendry Subiyakto. MA (Staf Ahli Menteri Komunikasi & Informatika RI dan Dosen FISIP Universitas Airlangga Surabaya), dan Rachmat Arifin (Ketua KPID Yogyakarta) sebagai narasumber.