,

Ask the Expert: Menanggapi AI dalam Industri Kreatif

AI

Peran artificial intelligence (AI) dalam industri kreatif memiliki dampak yang signifikan, di media sosial para kreator berlomba-lomba menciptakan karakter-karakter animasi yang menarik perhatian publik.

Sejak awal tahun 2025, konten-konten remake animasi yang mendekati realita ramai dibuat dengan berbagai aplikasi AI. Sebut saja akun Instagram @catatanfilm yang menampilkan karakter animasi asal Malaysia, Upin & Ipin yang direkayasa seolah diperankan aktor nyata seolah tak ada cacat.

Unggahan @catatanfilm seolah memberi referensi animasi Upin & Ipin jika diadaptasi menjadi film live-action dengan aktor manusia. Menariknya kinerja AI dalam pembuatan tokoh memiliki akurasi tingga dalam menyesuaikan karakter tokoh dalam animasi buatan Les Copaque.

Hal ini membuktikan jika perkembangan AI begitu masif, karya kreatif dari tulisan, gambar, video, hingga suara mampu diwujudkan menjadi sebuah karya kompleks yang meyakinkan. Menanggapi hal itu, dosen Ilmu Komunikasi UII, Anggi Arifudin Setiadi, S.I.Kom., M.I.Kom sebagai akademisi sekaligus praktisi menyebut jika AI tak sepenuhnya menghadirkan karya yang sesuai dengan ekspektasi manusia.

Ada sisi yang tak akan terganti, mulai dari human touch hingga logika kritis. Berikut wawancara terkait AI dalam industri kreatif yang dijawab langsung oleh praktisi bidang desain dan animasi:

  1. Sebagai seorang akademisi sekaligus praktisi dalam industri kreatif (desain grafis dan animasi) bagaimana pendapat anda tentang masifnya perkembangan AI?

Terkait dengan perkembangan AI sangat cepat, kemarin habis pelatihan AI juga kan, dan itu setelah seminggu sudah ada yang namanya Google VEO 3, saya melihat itu sangat cepat sekali. Ketika saya melihat potensi itu sebenarnya kita bisa menjadikan itu sebagai referensi. Jangan sampai AI ini benar-benar mengantikan. Karena saya pernah dengar dari quotes-nya CEO Nvidia, bahwa AI itu tidak mengantikan manusia, tapi bagaimana manusia itu bisa memperkerjakan AI itu sendiri. Menurut saya di era sekarang, paling tidak kita harus tahu bagaimana kinerja AI. Walaupun di AI itu kita harus tahu terkait dengan storytelling atau promptingnya seperti apa. Karena kalau tidak tahu, ya tidak akan bisa membuat sebuah karya AI yang bagus.

  1. Bagaimana melihat peluang perkembangan AI, atau justru semakin khawatir?

Kekhawatiran itu pasti ya, beberapa kali ini saya juga sempat khawatir terkait dengan desain. Karena beberapa aplikasi besarpun sudah menggandeng AI. Tapi ternyata setelah saya dalami, untuk AI ini sebagai dalam tanda kutip “membantu”. Membantu menyelesaikan pekerjaan kita. Sehingga ketika kita menggunakan AI, kita posisikan sebagai add-on-nya. Sehingga ketika kita mengerjakan desain misalnya, ya sudah kita buatkan draft-nya seperti apa, sehingga kita paham bagaimana menggunakan AI.

Apalagi di industri sekarang tidak hanya AI berupa tulisan.  Kita bisa menggunakan gambar, gambar menjadi bergerak, gambar menjadi bergerak kemudian bisa menambahkan dan membuat musik, musik dijadikan video klip, dan segala macam. Kita bisa mengkolaborasikan itu untuk referensi. Karena feel-nya tetap dapatnya ketika kita mengerjakan sendiri, jadi sisi humanisnya itu akan berbeda sekali.

  1. Lantas, artinya pentingbagi mahasiswa mengikuti perkembangan AI dalam membuat karya kreatif?

Untuk mahasiswa, saya rasa penting ya mengikuti trend itu. Karena lagi-lagi ini switching teknologi. Dulu kita belum ada smartphone, terus kita ke smartphone tiba-tiba. Tapi karena ini sangat masif AI itu kan cepat banget ya di era VUCA ini. Jadi sangat perlu kita mencoba elaborasi dengan AI sehingga teman-teman mahasiswa pun juga bisa mengkolaborasika. Misalnya teman-teman mau membuat storyboard, wah bingung nggak bisa gambar, ya sudah pakai AI saja itu juga sudah membantu. Tapi lagi-lagi ketika eksekusi, tentunya ketika kita menggunakan AI, coba deh beberapa scene misalnya itu akan berubah-ubah gambarnya tidak sesuai dengan kita.

Misalnya dari ke-actingannya, dari lighting-nya, dari cara pengambilan gambarnya itu sangat berbeda sekali. Tapi intinya buat mahasiswa, agar bisa menggunakan AI dengan baik, ya tentunya kita harus bisa berpikir kritis. Karena di AI itu tidak mungkin bisa berpikir kritis. Tentunya itu yang menjadi PR kita gitu ya. Apalagi di Ilmu Komunikasi, berpikir kritis itu sangat dibutuhkan ketika teman-teman akan menggunakan prompt untuk AI.

Lantas, bagaimana menurutmu Comms apakah kamu salah satu yang sudah mengelaborasikan AI dalam karya kreatif?