Metode PjBL sebagai Metode Pembelajaran Metode Penelitian Kualitatif ‘Efektif Meningkatkan Pengetahuan Kognitif Mahasiswa’
Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi UII Puji Rianto dan Khumaid Akhyat Sulkhan telah menerbitkan risetnya yang mengambil objek pada mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif semester genap 2025. Riset berjudul Metode Project-based Learning sebagai Metode Pembelajaran Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif diterbitkan pada Jurnal Refleksi Pembelajaran Inovatif UII.
Dalam pembelajaran Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, mahasiswa dituntut untuk memahami konsep teoritik sekaligus mampu mengaplikasikannya dalam penelitian mandiri. Mata kuliah ini menjadi komponen fundamental dalma kurikulum Ilmu Komunikasi.
Nampaknya pendekatan konvensional (ceramah) dianggap kurang efektif dalam mengembangkan ketrampilan praktis, untuk mengatasi masalah ini metode PjBL menjadi inovasi pedagogis karena menekankan keterlibatan aktif mahasiswa dalam pelaksanaan proyek riset kolaboratif mendalam.
Penelitian dengan metode eksperimen-kuasi tanpa kelompok (pre-test/post-test) ini mengkaji implementasi PjBL pada mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif dilakukan melalui survei dan Focus Group Discussion (FGD). Hal ini dilakukan untuk mengukur efektivitas metode tersebut. Hasilnya, PjBL efektif mampu meningkatkan pengetahuan kognitif mahasiswa dalam pengalaman praktis saat menjalani penelitian kualitatif secara sistematis.
Selama proses pembelajaran di kelas tersebut, mahasiswa aktif terlibat dalam berbagai tahapan mulai menemukan ide dan merumuskan masalah penelitian, menulis latar belakang, melakukan tinjauan pustaka, hingga analisis data dan penulisan laporan ilmiah. Setiap pertemuan, diawali dengan presentasi dan konsultasi dengan dosen (feedback konstruktif). Sehingga pemahaman mahasiswa semakin berkembang. Terakhir, mahasiswa mengumpulkan data (wawancara dan observasi), mengolah data, serta menulis laporan naratif menjadi artikel ilmiah yang siap terbit.
Evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan Google Form menunjukkan mayoritas mahasiswa menganggap tugas proyek riset membantu dalam memahami tahapan penelitian kualitatif, dengan 50% menyatakan cukup terbantu dan 28,6% sangat terbantu. Relevansi antara tahapan proyek dengan materi kuliah juga dinilai positif oleh 57,1% responden, sementara 60,7% setuju bahwa proyek mendorong eksplorasi lebih lanjut terhadap topik penelitian mereka. Umpan balik dosen mendapat apresiasi dari sebagian besar mahasiswa, meski masih terdapat saran untuk peningkatan frekuensi dan kualitas umpan balik. Waktu penyelesaian proyek dinilai memadai oleh 53,6%, meski ada kebutuhan penyesuaian waktu agar seluruh mahasiswa dapat mengerjakan proyek secara optimal.
Kerja kelompok yang menjadi salah satu aspek utama PjBL juga mendapatkan respons baik. Sebanyak 24,1% mahasiswa menilai kerja kelompok sangat efektif, dan 41,4% merasa puas dengan hasil kolaborasi mereka. Pemanfaatan keahlian dan pengetahuan anggota kelompok turut dinilai efektif oleh sebagian besar responden, menunjukkan bahwa kerja tim mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Namun, tantangan yang muncul seperti kurangnya kooperasi anggota kelompok, motivasi membaca yang rendah, dan ketakutan mengajukan pertanyaan dalam diskusi tetap perlu mendapat perhatian untuk perbaikan.
Temuan penelitian ini menegaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek dan kerja kolaboratif layak dipertahankan dalam pengajaran metode penelitian komunikasi kualitatif. PjBL tidak hanya membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis riset, tetapi juga menumbuhkan sikap aktif, kreativitas, dan kemampuan kerja sama yang sangat dibutuhkan di dunia akademik dan profesional. Meski begitu, keterbatasan dalam desain eksperimen tanpa kontrol lengkap membuat hasil evaluasi ini masih bersifat perseptual. Oleh karena itu, pengembangan protokol proyek yang lebih terstruktur dan penggunaan kelompok kontrol di masa depan sangat dianjurkan untuk mendukung pengukuran efektivitas yang lebih akurat.
Dengan demikian, PjBL menawarkan solusi pembelajaran yang inovatif dan efektif, menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik dalam penelitian kualitatif komunikasi serta mempersiapkan mahasiswa secara holistik untuk tantangan pendidikan tinggi dan dunia kerja. Optimalisasi metode ini akan semakin memperkuat kualitas pendidikan dan kesiapan profesional mahasiswa Ilmu Komunikasi.
Selengkapnya:
https://journal.uii.ac.id/RPI/article/view/41851/18781