Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII Menjadi Guest Lecture di Chandigarh University India
Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII, Dr. Herman Felani, S.S., M.A. berkesempatan menjadi guest lecture di Chandigarh University, India pada 1 hingga 14 Februari 2025. Berbagai agenda akademik dilakukan mulai pengajaran rutin, workshop, hingga mengisi podcast.
Program bertajuk International Faculty Exchange Program (IFEP) di Chandigarh University India tersebut merupakan momen bagi para akademisi khususnya dosen bidang tertentu yang akan melakukan pengajaran setidaknya dua minggu.
Dengan background pendidikan Sastra hingga American Studies, Dr. Herman Felani ditempatkan di program studi yang mempelajari sastra di University Institute of Liberal Arts and Humanities. Tugas utama di fakultas tersebut mengajar dua kelas yakni untuk kelas Master dan Doktoral.
“Bekerja lintas prodi, mereka melihat latar belakang American Studies jadi bertemu mahasiswa S3 jurusan (English) Sastra Inggris dan Masternya English literature. Tapi kajian riset mereka ada hubungannya dengan media,” ujarnya.
Di kelas Master, Dr. Herman Felani banyak memberikan materi terkait pengembangan penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa. Secara umum riset sastra di Chandigarh University lebih banyak dilakukan pada objek printed material, melihat hal tersebut perspektif terkait objek visual dan media digital dibahas lebih mendalam. Sementara di program Doktoral yang berisi 12 mahasiswa, lebih dominan dengan sesi konsultasi terkait disertasi.
Culture Akademik India dan Segala Stereotypenya
Chandigarh University merupakan private university terbaik di India, berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat kota 80 persen mahasiswa tinggal di asrama. Culture akademik di sana memungkinkan para mahasiswa mendapat pengalaman internasional. Pasalnya, lewat program IFEP ratusan dosen dan profesor di seluruh dunia dihadirkan setiap tahun.
Dari cerita Dr. Herman Felani inisiatif belajar yang tinggi tak hanya ditunjukkan oleh mahasiswa dan dosen saja, bahkan staf turut bergabung dalam beberapa workshopnya.
Dalam momen workshop Expert Talk: Real vs Reel ‘Perspectives on the Contemporary Digital’ yang dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan staf menjadi momen interaktif. Pro kontra media sosial hingga perkembangan AI yang akan mempengaruhi kreativitas manusia menjadi topik yang menarik untuk diperdebatkan.
Agenda lainnya yakni workshop khusus dosen dan mahasiswa yang akan mempublikasikan hasil risetnya pada jurnal internasional. Topiknya tentu masih berhubungan dengan kajian film dan media digital.
“Bagaimana memasukkan film, media digital, komunikasi visual ke dalam kajian riset sastra dan bahasa linguistik diberikan ke mahasiswa S3 dan dosen,” ucapnya.
“Kesempatan itu saya gunakan untuk networking mencari editor serta artikel untuk jurnal kita baik AJMC, Jurnal Komunikasi, dan Jurnal Cantrik. Dan ada beberapa dosen yang bersedia menjadi editor kita dari Jordan, Kazmir,” tambahnya.
Lantas bagaimana tentang stereotype di India yang banyak ditampilkan di media sosial? Nyatanya dari pengalaman Dr. Herman Felani semua itu terpatahkan.
“Selama ini kita punya stereotype tertentu tentang india di sosmed kita melihat makanannya yang tidak higienis, street food yang begitu, dan orangnya unik-unik. Menariknya stereotype buat saya yang datang sebagai educator melihatnya semua terpatahkan. Dari sisi keamanan juga sangat baik,” tandasnya.