Benchmarking Industri Kreatif di ‘Objectifs’ Singapura
Rencana benchmarking ke salah satu industri kreatif skala internasional telah digagas hampir dua tahun terakhir. Hingga akhirnya tim Laboratorium Prodi Ilmu Komunikasi UII berksempatan mengunjungi Industri Kreatif di “Objectifs” Singapura pada 8 November 2024.
Objectifs adalah ruang seni visual di Singapura yang fokus pada pengembangan fotografi dan film. Berdiri sejak 2003, Objectifs telah melakukan aktivitas seni kreatifnya melalui program exhibitions, screening film, workshop, talks series, mentorships and residencies untuk mendorong dialog tentang budaya visual serta praktik apresiasi fotografi dan film.
Dr. Zaki Habibi, Ketua Laboratorium mengungkap benchmarking ini perlu dilakukan sebagai daya dukung (Laboratorium Komunikasi). Selain kelengkapan dan kemutakhiran alat, aspek kecakapan dan kapasitas sumber daya manusia juga perlu mendapatkan wawasan dari berbagai pengalaman.
“Arti penting agar semua infrastruktur fisik tersebut mendapatkan nilai kebermaknaan yang optimal tetap terletak pada aspek kecakapan dan kapasitas sumber daya manusianya (human capital),” jelasnya.
Sebelumnya, salah satu pameran bertajuk Hybridity yang digelar pada November 2023 mendapat antusias positif dari pengunjung. Selengkapnya: https://communication.uii.ac.id/hybridity-presentasi-seni-dari-dosen-dan-staf-prodi-ilmu-komunikasi-uii-isu-lingkungan-yang-dikemas-unik/
Sehingga penting untuk terus menambah wawasan dalam ranah karya kreatif, terutama sisi-sisi mutakhir yang dilakukan pelaku industri kreatif dalam skala internasional untuk menjadi rujukan inspirasi yang sesuai dengan tantangan zaman dan situasi sosial dan kultural secara kontemporer.
Desyatri Parawahyu Mayangsari dan Rizka Aulia Ramadhani selaku asisten Laboratorium Komunikasi membagikan pengalamannya, mereka bercerita jika banyak hal yang bisa dipelajari dan menjadi inspirasi.
“Membangun relasi ke industri kreatif skala global sehingga karya-karya yang sedang dirintis, diproduksi, dan dikembangkan dapat menjangkau publik di kancah internasional,” ujar Desyatri Parawahyu Mayangsari.
Ia juga menyebut jika Objectifs memiliki keunikan yang terlihat sederhana, namun di Indonesia jarang ditemui.
“Studio foto dengan metode konnvensional (cuci foto) masih eksis dan berfungsi secara maksimal. Ini menarik karena di Indonesia masih ada namun ya sekedar sebagai display,” tambahnya.
Sementara Rizka lebih menyoroti terkait organisational culture, yang banyak memberinya insight saat kembali ke Indonesia,
“Banyak yang bisa saya ambil, manjemen mereka keren tertata. Tidak hanya budaya kerja, penataan ruangan dan display dikerjakan secara detail,” ungkapnya.
Baginya, bekal tersebut sangat layak untuk mendukung beberapa program yang akan dilakukan Laboratorium Ilmu Komunikasi di tahun 2025. Salah satunya kejutan baru pada program rutin Kaliurang Festival Hub edisi selanjutnya.
Dalam perjalanan itu juga turut bergabung Marjito Iskandar Tri Gunawan (Laboran) dan Iven Sumardiyantoro (Asisten Laboran). Uniknya, ternyata Objectifs juga salah satu rekanan Gueari Galeri tempat dimana kru Laboratorium turut memproduksi buku foto. Selengkapnya: https://communication.uii.ac.id/buku-foto-karya-dosen-dan-laboran-ilmu-komunikasi-uii-dipamerkan-keliling-dunia/
Penasaran dengan kejutan dari Laboratorium Komunikasi, tunggu program-program menarik di tahun 2025.