Trik Agar Tulisan dapat Dimuat di Media: Trik dari Mahasiswa UII

Reading Time: 2 minutes

Media online kini mejadi primadona. Pembaca muda kini sudah 100 persen beralih ke platform online. Berita dan artikel online kian menjadi permintaan media. Banyak berita dan artikel betmunculan. Sering kali konten satu media dengan media lain sering kali serupa, bahan ga ya tulisannyapun membuat pembacanya lari karena tak menarik.

Nurul Fajrikusumastuti, mahasiswa Iimu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII), yang sekaligus menjadi kontributor untuk liputan6.com, memberikan beberapa trik dan tips untk bisa menembus media online. Dalam diskusi bulanan yang diselenggarakan oleh Pusat Studi dan Dokumentasi Media Alternatif (PSDMA) NADIM 15 Desember 2021, Nurul membeberkan caranya yang sejak Mei 2021 lalu jitu untuk menembus media online. Belasan tulisannya sudah dimuat di media online tersebut.

Komunikatif, tidak cuma Informatif!

Psikologis pembaca online saat ini berbeda dengan pembaca buku. Tulisan emang dituntut untuk sarat informasi, namum jika terlalu penuh dengan informasi, pembaca akan lelah mencernanya. Pembaca media online kini lebih betah jika mereka turut dilibatkan dalam tulisan. “Misalnya kita bisa buka dengan sedikit basa-basi begini: kamu semua pasti pernah mengalami macet. Nah kebayangkan bagaimana rasanya!” Nurul mencontohkan.

Keyword Hits, Perpektif Hips

Jagad media online seperti berebut pembaca. Untuk bisa dibaca, judul dan topik harus menjadi magnet daya tarik pembaca untuk membuka laman berita. Untuk itu judul harus eyechating. Untuk masuk dalam radar dan nongol di laman utama mesin pencari, topik harus memuat kata kunci yang kini sedang hits atau sedang trend.

Namun, konten artikel akan sangat membosankan jika isinya satu berita dengan berita lain hanya diulang-ulang. Penulis harus panda melihat perspektif berbeda, meskipun dengan tema yang sama. “ Kemarin sedang viral tentang kecelakaan artis di jalan tol. Mungkin yang terpikir adalah kronologinya. Tapi hari-hari kedepan tema kronologi kan tidak bisa dimuat lagi. Kita harus membuat tulisan dengan tema kecelakaan tapi dengan perspektif berbeda. Misal kita bikin kaleidoskop kecelakaan selama setahun, atau tema lain,” jelas Nurul yang juga lolos menjadi kontributor setelah melalui beberapa pelatihan di level mahasiswa.