Tips Mencari Jurnal dan Menulis Artikel Internasional

Reading Time: 2 minutes

Sebuah kewajiban bagi dosen untuk tidak hanya melakukan aktifitas mengajar, melainkan juga meneliti, dan mengabdi. Proses diseminasi penelitian kepada khalayak global juga menjadi niscaya di era digital seperti saat ini. Maka dari itu dibutuhkan keterampilan khusus tidak hanya untuk dosen, tapi juga untuk editor pengelola Jurnal Komunikasi UII, untuk bisa menemukan jurnal internasional yang bereputasi dan memahami cara menulis dan mengirim artikel jurnal internasional.

Demi mewujudkan misi tersebut, Prodi Ilmu Komunikasi UII mengadakan workshop dan sharing session tips mencari jurnal dan menulis artikel untuk jurnal bereputasi internasional pada 8 Oktober 2021. Pesertanya adalah dosen dan pengelola jurnal Komunikasi UII yag berasal dari UGM, Undip, Universitas Halu Oleo, UPN Yogyakarta, dan juga UII.

Pada acara ini Abdul Rohman berbagi cerita dan pengalamannya menembus jurnal internasional. Selama ini artikelnya telah diterbitkan di beberapa penerbit Jurnal internasional seperti di International Journal of Communication, jurnal New Media & Society, dan jurnal Media, Culture & Society. Ia juga adalah pengajar di Jurusan Komunikasi, School of Communication & Design, RMIT University Vietnam, 

Menurut Abdul Rohman, patut dipahami proses menulis artikel untuk jurnal internasional tidak melulu mulus. Perlu ketekunan, semangat untuk terus bangkit menghadapi penolakan, hingga habit menulis yang ajeg. Abdul Rohman misalnya, ia terbiasa segera menulis gagasan dan ide menulis sehingga menjadi draf pertama tulisan. “Biasanya firts draft ini ya masih awal sekali. Apa yang terlintas segera ditulis. Apa saja,” kata Abdul Rohman. Ia sendiri terbiasa menulis dalam bahasa ibunya, jawa, ketimbang langsung berbahasa Inggris. Menurutnya setiap penulis memiliki kebiasaan dan kenyamanannya masing-masing yang harus ditemukan sebagai ritme dalam menulis. Barulah proses selanjutnya adalah menulis dan menata ulang draf awal tersebut.

Proses berikutnya, adalah meminta feedback atau masukan atas naskah kita. Masukan bisa berasal dari kolega, mentor, atau bahkan teman. Masukan ini sangat berarti sebagai kacamata pembaca yang lebih berjarak dibanding kita dengan naskah kita sendiri. Kemudian tahap selanjutnya adalah masuk tahapan editing dan rewriting. Pada tahap ini pulalah dilakukan proofreading. Di sinilah tahap kita harus memahami gaya atau selingkung target jurnal yang dituju. Jika selingkung jurnal sudah kita penuhi, segera lakukan submission naskah.

Selain Abdul Rohman, dilanjutkan pula sesi sharing bersama Masduki, Dosen Komunikasi UII yang artikelnya juga telah banyak terbit di jurnal level internasional. Masduki bercerita salah satunya soal alasan menulis di jurnal internasional dan trik memilih jurnal internasional bereputasi dan bukan abal-abal.