Bulan Zulhijah 1444 H jatuh pada Selasa, 20 Juni 2023. Bulan ini terbilang istimewa bagi umat Islam karena banyak keutamaan dan peristiwa sejarah pergerakan muslim.
Salah satu ibadah yang dianjurkan dikerjakan adalah puasa sunah di 10 hari pertama bulan Zulhijah. Banyak keutamaan yang akan didapatkan bagi yang rela dan ikhlas menjalankannya. Lantas apa saja keutamaan puasa Zulhijah bagi umat muslim?
Setidaknya ada tiga keutamaan yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi hambanya yang menjalankan puasa sunah Zulhijah, mulai dari pahala yang dilipatgandakan, penghapusan dosa, dan hari pembebasan dari siksa neraka.
Keutamaan puasa sunah Zulhijah
1.Pahala yang dilipatgandakan
Pahala ibadah pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijah berkali-kali lipat lebih besar dibanding pahala ibadah di bulan lainnya. Hal ini sebagaimana disebut dalam hadis Rasulullah saw.
“Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Zulhijah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan salat pada malam Lailatul Qadar”
(HR At-Tirmidzi). Maksud dari sebanding dengan satu tahun puasa pada hadis di atas adalah satu tahun puasa sunah, bukan puasa Ramadan (Mula al-Qari’, Mirqâh al-Mafâtîh, juz 3, h. 520).
2. Penghapusan dosa
Berdasarkan sabda Rasulullah saw, berpuasa pada 9 Zulhijah (Arafah) mampu menghapus dosa selama dua tahun.
Rasulullah saw bersabda yang artinya, “Puasa Arafah (9 Zulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu”
(HR Muslim). Menurut mayoritas ulama, dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).
3. Hari pembebasan dari siksa neraka
Keutamaan hari Arafah adalah Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka pada hari ini dibanding hari-hari lainnya.
Rasulullah saw bersabda yang artinya, “Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?” (HR Muslim).
Lafal niat puasa Zulhijah
- Niat puasa dari tanggal 1 sampai 7 Zulhijah
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri dzil hijjah sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah bulan Zulhijah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
2. Niat pada pada tanggal 8 Zulhijah (hari Tarwiyyah)
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
3. Niat puasa pada tanggal 9 Zulhijah (hari Arafah)
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah ta’âlâ.”
Sementara bagi umat muslim yang memiliki utang puasa Ramadan diperbolehkan untuk mengqadhanya bersamaan puasa sunah Zulhijah.
Menurut Sayyid Bakri Syatha (w. 1892 M.) dengan mengutip fatwa Al-Barizi menjelaskan, andaikan puasanya hanya niat qadha, maka mendapat pahala keduanya.
Misalnya bertepatan hari Arafah seseorang melakukan puasa qadha Ramadhan dengan niat qadhanya saja, secara otomatis juga memperoleh kesunahan puasa Arafah (Sayid Bakri, Hâsyiyah I’ânah at-Thaâlibîn, juz 2, h. 224).