Beberapa pekan terakhir kata “bercanda” begitu viral di media sosial terutama Instagram dan TikTok. Pengucapan dengan penekanan yang unik “Bercyandya” membuat terngiang-ngiang bagi yang mendengar.
Lantas bagaimana “Bercyandya” bisa viral dan menjadi bahasa gaul di berbagai media sosial dan apa artinya?
Kemunculan kata “Bercyandya” berawal dari konten yang dibuat oleh akun Instagram @thesadewa atau Danang Giri Sadewa yang tengah mengajukan pertanyaan ringan kepada dua mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kira-kira begini isi percakapannya:
“Jadi masuk UGM gampang atau susah?,” tanya Danang.
“Nggak tahu, kita jalur hoki,” kata salah satu mahasiswi.
“Jalur hoki betul, karena emang pinter aja,” sahut mahasiswi yang diketahui bernama Abigail.
“Eh bercyandya, bercyandya,” ia melanjutkan lagi dengan wajah penuh tawa.
Selanjutnya Abigail menjelaskan bahwa ia dan temannya berhasil menjadi mahasiswa UGM melalui jalur SNBP dengan ketentuan nilai rapor stabil mulai dari kelas 10, 11, hingga semester 1 kelas 12.
Hingga hari ini konten tersebut telah ditonton oleh 12,1 juta pengguna Instagram, mendapat 689 ribu like, 16,2 ribu komentar, dan telah dibagikan sebanyak 61,7 ribu kali. (11 September 2023)
Viralnya konten ini turut mengubah rutinitas salah satu mahasiswa UGM yang diketahui bernama Abigail Manurung tersebut. Ia sempat diundang dalam komedi varietas salah satunya “Lapor Pak” Trans 7.
Arti kata “Bercyandya”
Dalam KBBI kata “Bercanda” berasal dari kata “Canda” yang artinya adalah tingkah, kelakar, senda gurau. Sementara dengan imbuhan (ber) menghasilkan arti bertingkah, berkelakar, bersenda gurau, dan bersenda gurau.
Sesuai dengan konteks yang dibangun oleh Danang dan Abigail, “Bercyandya” menjadi kata dengan penekanan yang menghasilkan bunyi gurauan. Hal ini dapat dijelaskan melalui konsep dasar fonologi bahasa Indonesia.
Pada hakikatnya bahasa merupakan bunyi ujar manusia yang muncul secara natural, bunyi ini dipelajari di bidang fonetik. Bunyi ujar tersebut akan membentuk pola atau pattern, lalu pola-pola tersebut menunjukkan system tertentu yang dipelajari dalam fonologi. (Fonologi Bahasa Indonesia, Dr. Yuliana Setyaningsih)
Pengetahuan dan pemahaman fonologi memungkinkan penutur dalam hal ini adalah Abigail, memproduksi bunyi yang membentuk tuturan penuh makna, mengenali aksen-aksen atau penekanan pengucapan asing, dan membentuk dan melahirkan kata-kata baru.
“Bercyandya” kini telah menjadi kata-kata baru karena hasil pengucapan dari Abigail dalam merespons kalimat yang ia ucapkan sebelumnya, untuk menampik kesan negatif atau sombong.
Kenapa bisa viral dan menjadi bahasa gaul?
Lantas apa alasan “Bercyandya” menjadi viral dan seolah menempatkan posisinya pada bahasa gaul?
Viral selalu berkaitan dengan konten yang ada di media sosial, baik dari Instagram, TikTok, Facebook, dan platform lainnya. Viral juga dikaitkan dengan isu yang tengah menjadi perbincangan publik, dalam artikel ilmiah “Viralitas Konten di Media Sosial” yang ditulis oleh Lidya Agustina salah satu Peneliti Puslitbang Kominfo menyebut bahwa penyebab suatu konten menjadi viral karena sharing behavior (like, shares, comments).
Jika melihat data statistik konten “Bercyandya” milik Danang memang tak diragukan lagi menjadi viral. Ramai-ramai pengguna Instagram dan TikTok membagikan konten tersebut secara berulang. Sementara kata viral dalam KBBI merujuk pada virus, atau menyebar luas dan cepat. Konten “Bercyandya” yang membutuhkan setidaknya tiga pekan menjadi viral dan ditirukan oleh pengguna media sosialnya.
Alasan lain adalah adanya emosi dan element of surprise, emosi dalam konten bisa saja positif maupun negatif. Fenomena viralnya konten “Bercyandya” menjadi konten viral yang dapat membuat publik melepaskan emosi tertentu, humor menjadi elemen surprise yang menghibur.
“Bercyandya” juga seolah menjadi bahasa gaul. Merujuk pada riset yang dilakukan Kemendikbud, bahasa gaul adalah bahasa Indonesia yang diucapkan dalam pergaulan sehari-hari untuk mengungkapkan ekspresi diri.
Kira-kira, berapa lama ya “Bercyandya” akan bertahan keviralannya? Bagaimana menurutmu, Comms?
Penulis: Meigitaria Sanita