Reading Time: 5 minutesSalah satu tips mengerjakan skripsi dengan tenang tanpa overthinking adalah memilih topik yang Anda sukai menjadi objek penelitian. Bagi Anda yang menyukai K-Pop, drama Korea, hingga Idol dari Korea Selatan, tema ini menarik jika dibahas dari sisi akademis.
Sebagai informasi, K-Wave (Korean Wave)-dalam bahasa Indonesia Gelombang Korea-adalah istilah yang merujuk pada budaya pop Korea Selatan secara global. Hal ini memicu banyak orang di belahan dunia tertarik mengikuti, mengidolakan, hingga mempelajari tentang Korea.
Anda bisa membahasanya dari berbagai sisi, misalnya fandom (fans kingdom) suatu idol, analisis program acara TV Korea, analisis pemberitaan media di Korea, dan lainnya. Berikut contoh judul skripsi untuk Jurusan Ilmu Komunikasi yang membahas tentang K-Pop, drama Korea, hingga hal-hal lain terkait K-Wave yang dilansir dari berbagai jurnal.
Contoh judul skripsi jurusan Ilmu Komunikasi tentang K-Wave
- Stigma Media terhadap Fandom Perempuan dalam Pemberitaan Penggemar K-Pop
Penelitian ini membahas stigma fandom perempuan sebagai salah satu diskriminasi gender karena dominasi budaya patriarki. Stigma ini kerap muncul dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di media. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stigmatisasi fandom perempuan K-Pop di CNNIndonesia.com dan bagaimana wacana teks berperan dalam mengkonstruksi representasi fandom perempuan di media. Hasil dari penelitian ini menunjukkan, terdapat diskriminasi terhadap fandom perempuan dalam berita-berita yang disiarkan oleh CNNIndonesia.com. Berita-berita dalam kanal ini memiliki kecenderungan untuk memperkuat stigma terhadap fandom perempuan melalui kiasan dan pemosisian subjek dan objek dalam media. Penggemar perempuan cenderung diggambarkan sebagai penggemar gila yang memiliki masalah psikologis dan bertindak tidak masuk akal.
Metode penelitian : Analisis wacana
Penulis : Imamatul Silfia, Rizaludin Kurniawan, Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
- Speak Out Your Films: When Asian Independent Film Festivals Send Messages to the World
Artikel ini berfokus pada tiga festival film independen yang diadakan di tiga negara berbeda di Asia. Ketiga festival tersebut adalah (1) Jeonju International Film Festival (JIFF) di Jeonju, Korea Selatan, (2) Cinemalaya Philippine Independent Film Festival di Manila, Filipina, dan (3) Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) di Yogyakarta, Indonesia. Beberapa studi kasus diadopsi untuk menganalisis bagaimana ketiga festival film independen ini diselenggarakan, termasuk “pesan” yang disebarkan kepada penonton global. Temuan-temuan tersebut dianalisis berdasarkan kerangka kerja konseptual yang terdiri dari tiga konsep yang relevan: film sebagai produk budaya, festival film independen, dan wacana budaya. Kesimpulannya menunjukkan bahwa ketiga festival film yang dianalisis menawarkan cara alternatif dalam distribusi film, kemudian menunjukkan cara pengorganisasian festival yang tidak konvensional dan memperkuat kekuatan komunitas dan jaringannya sebagai basis pengembangan festival mereka.
Metode penelitian : Studi kasus
Penulis : Dr. Zaki Habibi, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia
- Aktivisme Digital dalam Konteks Penggalangan Donasi Fandom BTS (ARMY) Indonesia Melalui Twitter
Salah satu cara untuk menjaga citra positif, para fandom melakukan kegiatan sosial melalui media digital. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana fandom menggunakan media digital untuk melakukan aktivisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan momentum tertentu yang berkaitan erat dengan suatu kelompok dapat mendukung keberhasilan aktivisme digital. Selain itu, pesan yang disebarkan untuk melakukan persuasi penting untuk dinarasikan dengan menyentuh sisi emosional individu. Transparansi dalam pelaksanaan aktivisme digital juga menjadi hal yang perlu dikelola dengan baik untuk mendukung keberhasilan aktivisme digital yang dilakukan.
Metode penelitian : Kualitatif, studi kasus
Penulis : Nawan Sumardiono, Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia
- Fandom dan Konsumsi Media: Studi Etnografi Kelompok Penggemar Super Junior, ELF Jogja
K-Wave menjadi perhatian besar bagi remaja Indonesia, bukan tanpa alasan kekuatan media massa musik Korea, membentuk suatu komunitas fans hingga memunculkan fandom. Super Junior sebagai salah satu pionir boyband Korea menjadi grup yang memiliki fans club terbesar di dunia bernama ELF. Penelitian ini mengkaji perilaku konsumsi media secara privat oleh ELF Jogja dan interaksi antar anggotanya dalam komunitas organik dan virtual. Hasil penelitian tersebut antara lain, (1) perilaku konsumsi media privat penggemar menunjukkan bahwa penggemar memiliki sensibilitas “hiperkonsumeris” dan (2) ketika penggemar sudah terjun ke komunitas virtual, mereka akan memiliki pola komunikasi yang berbeda dengan pola komunikasi yang mereka lakukan di komunitas organik sebelumnya.
Metode penelitian : Kualitatif etnografi
Penulis : Ratna Permata Sari, Magister Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada
- Pengaruh Kredibilitas, Kualitas Pendekatan Emosional, Dan Kualitas Isi Pesan Terhadap Efektivitas Kampanye “Love Myself”
Kampanye sosial yang sukses diciptakan dari elemen-elemen seperti menyasar target audiens yang sempit, mengkreasikan pesan kampanye, mengembangkan teori perubahan, dan menggunakan komunikator yang tepat. Hal ini dirumuskan dalam aspek retorika yaitu kredibilitas, sisi emosional, dan isi pesan pada kampanye “LoveMyself” yang dilakukan oleh K-Pop grup BTS. Proses penelitian ini menyimpulkan bahwa kredibilitas dan pendekatan emosional BTS tidak memiliki kontribusi terhadap efektivitas kampanye “Love Myself”.
Metode penelitian : Survei online
Penulis : Antonia Meme, Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
- Dinamika Online Persona Akun Anonim Twitter Penggemar KPop
Penelitian ini membahas aspek psikologis dari kebutuhan akan kenyamanan dan kebebasan berekspresi di kalangan penggemar K-Pop yang diaktualisasikan melalui akun anonim di Twitter. K-Pop merupakan salah satu minat yang memiliki beberapa aktivitas yang selalu dibanding-bandingkan dengan fanastime dan masih belum bisa diterima secara bebas oleh masyarakat umum. Sebagai bagian dari kaum minoritas, para penggemar K-Pop mencari wadah yang dapat memberikan kebebasan untuk menampilkan identitas mereka sebagai penggemar yang aktif dalam kegiatan fandom K-Pop, dan wadah tersebut tidak lain adalah dengan menggunakan akun pseudonim di Twitter.
Melalui interaksi dengan menggunakan nama samaran, ada kalanya penggemar K-Pop tidak hanya membicarakan minat K-Pop mereka, tetapi juga menunjukkan identitas mereka dan juga kehidupan pribadi mereka sebagai fase ketika mereka berinteraksi dengan penggemar K-Pop lainnya. Oleh karena itu, hal ini dapat mengarah pada peningkatan di mana solidaritas dirasakan dalam fandom K-Pop di Twitter, dan hal ini juga dapat memberikan setiap penggemar K-Pop perasaan diterima dan merasa beruntung ketika mereka tidak dapat menampilkan diri mereka secara bebas di kehidupan nyata sebelumnya dan di sini mereka menjadi lebih terbuka dan bahagia di lingkungan Twitter ini.
Metode penelitian : Kuantitatif, survei
Penulis : Kirana Wistiani Ayundari, Pulung Setiosuci Perbawani, Universitas Gadjah Mada
- Consumer Fanaticism dalam Mendefinisikan Diri: Studi pada Budaya Konsumsi ARMY atas Merchandise BTS
BTS menjadi sorotan media global sebagai music influencer. Hal ini tak lepas dari kontribusi para fans (ARMY) mulai dari aktivitas streaming hingga pembelian merchandise. Fenomena pembelian merchandise ditengarai sebagai bentuk consumer fanaticism. Penelitian ini berfokus untuk melihat bagaimana consumer fanaticism dimaknai dalam diri informan sebagai bagian dari ARMY. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk consumer fanaticism dimaknai penggemar melalui 3 cara: antusiasme terhadap BTS, keberagaman interaksi ARMY, dan fanatisme atas merchandise BTS.
Metode penelitian : Kualitatif
Penulis : Fadia Aqilla Haya, Fariza Yuniar Rakhmawati, Universitas Brawijaya
- Peirce Semiotic Analysis of The Representation Of Oligarchic Power in the Korean Drama Film The Healer
Penelitian ini menunjukkan bagaimana sebuah film drama Korea menjadi media representasi atau gambaran dari sebuah realitas, khususnya mengenai kekuasaan oligarki dalam sejarah demokrasi Korea Selatan pada masa itu. Penelitian ini akan lebih berfokus pada tanda-tanda yang menggambarkan atau menunjukkan aktivitas kekuasaan oligarki dalam film drama Korea The Healer. Hasilnya, peneliti menyimpulkan bahwa adegan dan dialog yang menunjukkan aktivitas pemegang kekuasaan dalam bentuk adegan dan dialog merupakan representasi. Objek dalam film drama Korea The Healer ditunjukkan melalui aktivitas kekuasaan oligarki yang ditunjukkan melalui ekspresi, dialog, dan tindakan yang terlihat. Sementara itu, interpretasi makna dari kekuasaan oligarki muncul dalam benak yang berkaitan dengan objek yang dimaksud.
Metode penelitian : Analisis semiotik
Penulis : Rizka Septiana, Faculty of Communications, LSPR Communication & Business Institute,
- Factors Influencing Youth Audience Involvement (A study on BTS Fans who Follow @army_indonesia Instagram account)
K-Pop menjadi suatu fenomena yang menarik perhatian banyak orang. Dengan dibantu oleh keberadaan media sosial, penggemar K-Pop mengambil peran peningkatan popularitas dari K-Pop itu sendiri serta perkembangannya menjadi suatu industri yang besar. Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan audiens dari penggemar grup idola BTS remaja di media sosial.
Metode penelitian : Kuantitatif
Penulis : Yolanda Gloria Hutauruk, Ummi Salamah, Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia
- Komodifikasi Anak dalam Variety Show Korea Selatan The Return of Superman (TROS)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik komodifikasi anak dalam sebuah variety show Korea Selatan: The Return of Superman (TROS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat komodifikasi anak yang tersembunyi di balik judul program; program ini merupakan produk budaya populer yang berlatar belakang praktik kapitalisme: berorientasi pada keuntungan dan diatur oleh pasar; dan variety show dimaknai secara lebih negatif karena telah mengeksploitasi praktik-praktik komodifikasi dan pelecehan hak-hak anak demi kepentingan media.
Metode penelitian : Kualitatif
Penulis : Irani Yosef, Universitas Paramadina.
Itulah beberapa contoh judul penelitian dalam kajian Ilmu Komunikasi seputar K-Wave yang telah dirangkum dari berbagai jurnal.
Penulis: Meigitaria Sanita