Tag Archive for: Pekerjaan

Communication skill
Reading Time: 2 minutes

Berseliweran di berbagai media online terkait artikel yang menyebutkan jika jurusan Ilmu Komunikasi adalah pilihan yang tepat untuk seseorang yang “tidak pintar”.

Terkait kata “tidak pintar” menurut KBBI VI Daring, pintar berarti pandai, cakap, banyak akal hingga mahir melakukan atau mengerjakan sesuatu. Sementara tidak adalah bentuk penolakan dan penyangkalan.

Padahal salah satu kemampuan yang menentukan kesuksesan dalam dunia kerja adalah Communication Skill dan tentu saja menjadi kunci utama jurusan Ilmu Komunikasi.

Menurut HubEngage sebuah Perusahaan Business Cloud Communications yang berlokasi di Cambridge menyebut jika keterampilan komunikasi di ruang kerja tidak hanya penting untuk menjaga hubungan baik antara karyawan dan manajemen tapi juga menjadi peran kunci produktivitas dan efisiensi sehingga menentukan keberhasilan sebuah bisnis dan unggul dalam persaingan.

Salah satu mahasiswa Internasional Program Ilmu Komunikasi yang telah lulus beberapa bulan lalu yakni Suwaibah Mataeha, menyebut jika mengenyam pendidikan empat tahun di jurusan Ilmu Komunikasi telah mempertemukan dirinya dengan orang-orang yang open minded.

Tak hanya itu, bagi seorang mahasiswa asing dari Thailand, tentu kendala komunikasi menjadi persoalan besar. Namun dengan ilmu yang diperoleh ia bahkan mampu bernegosiasi dengan klien yang dihadapinya.

“Bukan tidak pintar, menurutku banyak orang-orang yang kreatif cenderung berpikir terbuka di jurusan Ilmu Komunikasi. Ilmu yang bisa kudapat jadi memudahkan untuk kerja dengan banyak orang, kolaborasi semakin mudah. Selain itu communication skill yang saya memiliki sangat mendukung dalam pekerjaan saya di bidang desain grafis dan edit video, antara saya dan klien negosiasi berjalan sesuai rencana,” jelasnya.

Cerita menarik datang dari Arsila Khairunnisa mahasiswa Ilmu Komunikasi UII yang tengah mengerjakan skripsi, ia menerangkan jika banyak teman-temannya yang masuk jurusan ini lantaran belum tahu tujuan setelah study. Dugaan inilah yang membuatnya mengira jika asumsi “tidak pintar” menjadi ungkapan untuk jurusan Ilmu Komunikasi.

“Memang banyak sekali saya menemukan teman-teman yang berujung memilih komunikasi karena mereka tidak tau harus memilih jurusan apa dan tidak mengerti apa yang menjadi potensi diri mereka sehingga mereka memilih komunikasi dengan harapan bahwa jurusan ini akan mudah di pelajari dan mudah untuk mereka gapai,” ujar Arsila.

Bagi dirinya yang sedari awal memang memilih jurusan Ilmu Komunikasi, nyatanya banyak hal yang membuatnya membaca peluang begitu luas. Tak hanya itu dinamisnya Ilmu Komunikasi mampu beradaptasi dengan berbagai tren yang terjadi pada kehidupan sosial.

“Terkait statement bahwa jurusan komunikasi itu adalah jurusan bagi mereka yang ingin santai dan tidak mau capek belajar itu sangat salah. Karena nyatanya kita belajar untuk bisa menguasai soft skill dan hard skill yang sangat dibutuhkan bagi hampir semua sektor perusahaan bahkan hampir semua profesi pekerjaan. Justru berkuliah di komunikasi membuat kita bisa lebih tanggap akan hal-hal baru dan kekinian, sehingga kita dituntut kreatif dan adaptable,” tambahnya.

Sementara terkait pernyataan communication skill sangat mempengaruhi kesuksesan seseorang di dunia kerja ternyata banyak pula dibahasa diberbagai dunia, salah satunya University of Southern California dalam artikel berjudul “Why Is Effective Communication Important to Career Success?” menyebut beberapa poin penting antara lain Communication skill yang penting untuk kesuksesan karier, mitigasi konflik, mengidentifikasi dan membangun keahlian komunikasi spesifik, menerapkan rencana komunikasi, pentingnya komunikasi untuk remote team, mengembangkan keterampilan untuk kesuksesan, hingga komunikasi dengan C-Level professional.

Communication skill ternyata tak hanya tentang mampu berkomunikasi dengan efektif (kemampuan menyampaikan informasi dan ide secara ringkas dan akurat), namun mampu menciptakan lingkungan tim yang positif. Mengutip dari laman Leadership Choice sebuah penyedia jasa training di Mesa, Amerika menyebut jika komunikasi adalah bagian integral dari penjualan, hubungan dengan klien, pengembangan tim, budaya perusahaan, keterlibatan dan dukungan karyawan, serta pemikiran yang inovatif.

Bagaimana pendapatmu soal ini Comms, kira-kira bagaimana pengalamanmu kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

Peluang kerja jurusan Ilmu Komunikasi
Reading Time: 3 minutes

Memilih jurusan Ilmu Komunikasi ternyata memiliki peluang pekerjaan yang menjanjikan bagi Gen Z. Bukan tanpa alasan, digitalisasi menjadi salah satu faktor yang memperluas peluang. Hampir semua konten yang kita konsumsi di internet bisa dikerjakan oleh lulusan sarjana Ilmu Komunikasi.

Lantas apa saja peluang pekerjaan lulusan sarjana Ilmu Komunikasi yang relate dengan karakter Gen Z?

Berdasarkan data dari Kemdikbud, Gen Z adalah generasi yang lahir pada rentang tahun 1997-2012. Artinya Gen Z adalah mereka yang saat ini berusia 11 hingga 26 tahun. Gen Z juga disebut sebagai masyarakat digital, mereka telah terpapar internet, jejaring seluler sejak dini. Hal ini membentuk generasi hiperkognitif yang nyaman mencari referensi dari berbagai sumber baik pengalaman virtual maupun offline. Hal ini juga mempengaruhi kecenderungan Gen Z terkait jenis pekerjaan yang akan dipilih.

Riset yang dilakukan Deloitte menyebutkan bahwa Gen Z menyukai pekerjaan yang fleksibel dan dapat dikerjakan kapanpun dan di manapun tanpa harus pergi ke kantor. Tak hanya itu, Gen Z menyukai pekerjaan yang dinamis dan banyak tantangan.

Ternyata, kemungkinan-kemungkinan pekerjaan yang tak perlu dilakukan di kantor sangat relate dengan beberapa skill yang didapatkan jika Anda mengambil jurusan Ilmu Komunikasi.

Hal ini dikonfirmasi oleh Iven Sumardiyantoro, salah satu Gen Z yang berprofesi sebagai videographer. Ia menyebut banyak side job yang dikerjakan berbekal dari skill yang didapatkannya selama berkuliah jurusan Ilmu Komunikasi.

“Gen Z tipe bosenan menurutku karena suka tantangan dan hal baru tidak bisa stay di satu tempat, tapi saya tipe yang loyal. Rata-rata Gen Z kerjaannya freelance dan banyak side job. Aku videographer dan editor, aku kerja kantoran dan punya side job,” ungkap Iven.

Pemuda 26 tahun itu cukup percaya diri mengambil berbagai side job karena benar-benar relate dengan keterampilan yang dimilikinya.

Relate banget (dengan jurusan Ilmu Komunikasi) Gen Z itu generasi yang ekspresif cocok banget sama ilmu komunikasi dengan dunia digital,” tambahnya.

Sosok Gen Z lain yang setuju dengan pernyataan tersebut adalah Zaidan yang berprofesi sebagai graphic designer. Ia berani mengambil pekerjaan di luar jurusan semasa kuliah karena merasa tertarik. Memulai dari dasar dan banyak belajar dengan beberapa temannya yang berasal dari jurusan Ilmu Komunikasi untuk mengembangkan skill.

“Saya desainer grafis, mengambil bidang ini yang di luar jurusan karena tertarik dengan dunia editing. Skill justru banyak saya dapatkan dari teman-teman di jurusan Ilmu Komunikasi yang fokus pada bidang minat kreatif. Dengan minat ini saya juga merasa mudah berkembang, selain itu skill ini ternyata banyak dibutuhkan. Jadi saya tidak salah pilih,” sebut pemuda 23 tahun itu.

Secara umum, beberapa jurusan Ilmu Komunikasi akan mempelajari Public Relations (PR), Jurnalistik, Kajian Media, dan Media Kreatif. Lantas pekerjaan apa saja yang menjadi peluang emas bagi Gen Z lulusan sarjana Ilmu Komunikasi?

  1. Digital Content Producer

Sepertinya profesi ini menduduki posisi pertama yang cocok bagi Gen Z setelah mendapat gelar sarjana Ilmu Komunikasi. Pesatnya platform digital menuntut semua organisasi merekrut digital content producer. Outputnya adalah produksi konten untuk website, media sosial, hingga materi pemasaran.

Pekerjaan yang dilakukan digital content producer:

  • Riset audiens
  • Kerja kolaboratif dengan semua creator
  • Membuat konten digital
  • Mengedit dan mengoreksi
  • Memelihara dan memperbarui sistem manajemen konten

Dalam sistem kerja yang dibangun digital content producer keterampilan fotografi, videografi, penulisan, hingga desain menjadi penunjang utama.

  1. Copywriter dan Content Writer

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi tentu tidak akan asing dengan pekerjaan ini. Skill menulis yang didapatkan selama masa kuliah akan sangat berguna. Menjadi copywriter maupun content writer membutuhkan ide dan kreativitas yang tinggi. Namun, Anda tak akan bosan karena pekerjaan ini bisa dikerjakan di mana saja. Profesi ini sangat dibutuhkan oleh agensi pemasaran, media, perusahaaan, dan organisasi lainnya.

Pekerjaan yang dilakukan copywriter dan content writer:

  • Menulis naskah dengan menarik
  • Edit dan proofread
  • Menciptakan keunikan brand lewat tulisan
  • Riset audiens dan topik
  • Riset SEO
  • Kolaborasi dengan desain grafis dan divisi pemasaran

Pekerjaan ini menuntut Gen Z untuk cepat beradaptasi, detail dan kreatif, serta memiliki jiwa riset yang tinggi.

  1. Social Media Manager

Secara umum pekerjaan ini termasuk pendatang baru dalam dunia komunikasi karena perkembangan media dan digitalisasi. Social media manager bertanggung jawab mengkurasi seluruh platform media social suatu perusahaan ataupun organisasi.

Pekerjaan yang dilakukan social media manager:

  • Memantau, memoderasi, dan menanggapi komentar audiens
  • Mengelola kemitraan media social
  • Kampanye pemasaran digital multi-platform
  • Menganalisis dan mengatur strategi media sosial

Bagi Gen Z yang tertarik dengan pekerjaan ini tentu sangat relevan, kebiasaan memantau media sosial bisa menjadi modal besar. Selain sistem kerja yang kolaboratif, pekerjaan ini juga membutuhkan skill riset audiens. Tenang, pekerjaan ini cukup fleksibel dikerjakan di mana saja.

  1. Bidang Public Relations (PR)

Public Relations (PR) adalah bagian penting yang ada pada setiap organisasi dan bekerja sebagai pemecah masalah dan bertindak cepat dalam menangani krisis yang terjadi pada sebuah organisasi. Menjadi PR sangat tepat bagi Gen Z yang mudah bosan dan menyukai tantangan. Profesi PR dibutuhkan pada sektor pemerintah, perusahaan, media dan LSM.

Pekerjaan yang dilakukan PR:

  • Menjalin dan menjaga hubungan dengan para stakeholder organisasi
  • Merancang dan mengembangkan materi media
  • Manajemen acara
  • Mengevaluasi opini publik
  • Mengelola masalah dan krisis organisasi.

Menjadi PR artinya harus percaya diri untuk tampil di depan publik serta mengikuti perkembangan dan tren media.

Demikian beberapa peluang pekerjaan yang cocok bagi Gen Z setelah mendapat gelar sarjana Ilmu Komunikasi. Kira-kira tertarik yang mana nih?

 

Penulis: Meigitaria Sanita

 

Fakta menarik jurusan Ilmu Komunikasi
Reading Time: 3 minutes

Fakta menarik tentang seluk beluk kuliah jurusan Ilmu Komunikasi yang wajib diketahui oleh mahasiswa baru (maba) ketahui. Meski tak sedikit yang menganggap Ilmu Komunikasi mudah, tapi percayalah Anda tak salah jurusan belajar ilmu ini.

Pada Desember 2022, media CNN Indonesia merilis sebuah artikel dengan judul “7 Jurusan Kuliah yang Paling Mudah Dipelajari, Ada Incaranmu?”. Redaksi menempatkan Ilmu Komunikasi sebagai jurusan yang paling mudah dipelajari di urutan ke-3. Begitupun, Kompas.com dalam artikelnya “8 Jurusan Paling Santai dan Mudah, Calon Mahasiswa Pilih Mana?” yang menempatkan jurusan Ilmu Komunikasi sebagai yang termudah pada posisi ke-3.

Namun benarkah pernyataan kedua media tersebut?

Dari laporan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), persaingan program studi (prodi) sosial humaniora pada penerimaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2022 yang paling ketat adalah Ilmu Komunikasi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan keketatan mencapai 0,94 persen.

Dua tahun sebelumnya, berdasarkan laporan Statistik Perguruan Tinggi jurusan Ilmu Komunikasi menempatkan posisi ke-8 dengan jumlah mahasiswa paling banyak yakni 186.378 mahasiswa. Dengan data tersebut artinya jurusan Ilmu Komunikasi sangat diminati oleh calon mahasiswa baru di Indonesia.

Lantas mengapa jurusan Ilmu Komunikasi begitu diminati? Ilmu Komunikasi sifatnya sangat dinamis dan mampu mengikuti perkembangan zaman. Secara sederhana Ilmu Komunikasi mempelajari media, sosial, budaya, komunikasi, ekonomi, dan sejarah. Cukup lengkap bukan?

Sementara prospek kerja bidang Ilmu Komunikasi antara lain public realation (PR), jurnalis, film maker, content creator, copywriter, videografer, produser TV, pengusaha media, akademisi, dan banyak lainnya.

Kemampuan yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut juga bisa didapatkan di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia. Di kampus ini, ada empat bidang minat yakni Jurnalisme Digital, Public Relations, Kajian Media, dan Media Kreatif.

Menyambut mahasiswa baru bulan Agustus 2023 mendatang, Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) telah mempersiapkan kurikulum anyar yang akan memperlancar proses studi hingga tercapainya indikator sarjana Ilmu Komunikasi sesuai zaman.

Berikut fakta-fakta menarik terkait jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Indonesia yang menarik yang wajib diketahui oleh maba:

  1. Banyak kuliah di luar kelas

Imajinasi bahwa kuliah itu identik mendengar dosen ceramah di depan kelas ternyata salah besar. Mengambil jurusan Ilmu Komunikasi artinya Anda siap untuk berpetualang. Banyak mata kuliah yang membawa Anda berkeliling mengamati festival, pameran kreatif, hingga konser musik.

Tak jarang dalam beberapa mata kuliah, dosen akan memberikan tugas membuat laporan atau analisis terkait kegiatan tersebut. Tenang, Anda berada di kota Yogyakarta. Hal-hal kreatif tidak ada matinya. Bahkan hampir setiap pekan ada saja gelaran di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Jogja Nasioanal Museum (JNM), bahkan bilik-bilik kafe yang tak terduga membikin kegiatan kreatif dan diskusi menarik.

  1. Nggak santai, ada mata kuliah riset setiap tahun

Meski banyak pihak bilang jurusan Ilmu Komunikasi mudah, tidak semua orang mendapatkan pengalaman semenarik ini. Anda bisa merasakan dua hal secara bersamaan: keseruan dan keseriusan.

Siapa bilang hanya santai-santai mengunjungi festival? Hampir setiap tahun ada saja mata kuliah riset yang akan Anda jumpai. Mata kuliah ini bersifat wajib karena menjadi salah satu indikator untuk mencapai sarjana Ilmu Komunikasi.

Anda akan bertemu dengan mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi (Kuantitatif dan Kualitatif), Riset Sosial, Penulisan Akademik, Analisis Isi dan Teks Media, hingga Seminar Proposal. Namun tak perlu khawatir, mata kuliah tersebut juga tetap seru meski lebih serius.

  1. Bisa lulus tanpa skripsi

Ternyata banyak jalan menjadi sarjana Ilmu Komunikasi di UII! Tidak hanya dengan skripsi, ada pilihan lain agar Anda bisa lulus.

Setidaknya ada 5 cara agar lulus dan menyandang gelar S.I.Kom di kampus Ulil Albab. Anda dapat memilih dengan jalur skripsi, proyek komunikasi, proyek kolaboratif internasional, penulisan artikel jurnal, dan magang yang laporannya setara dengan skripsi.

  1. Bebas pilih bidang minat sesuai passion

Mahasiswa bebas memilih bidang minat sesuai dengan passion. Setidaknya ada 4 bidang minat yang bisa Anda pilih.

Jika tertarik dengan dunia jurnalistik bisa memilih konsentrasi Jurnalisme Digital. Anda akan belajar banyak tentang jurnalisme dan masyarakat hingga jurnalisme data. Selanjutnya ada bidang minat Kajian Media yang akan fokus mempelajari teori media dan ekonomi politik media. Bidang minat ketiga adalah Public Relations yang banyak belajar tentang komunikasi krisis hingga manajemen PR. Terakhir, bidang minat Media Kreatif yang akan focus pada pembelajaran visual narrative dan desain visual hingga digital audio production.

Untuk menunjang kegiatan tersebut, Prodi Ilmu Komunikasi UII memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti Lab TV, Ruang Audio Visual, Lab Fotografi, Pusat Dokumentasi dan Media Alternatif, serta Lab Editing dan Multimedia.

  1. Ada kelas reguler dan International Programme

Anda dapat memilih kelas reguler ataupun International Programme (IP). Jika memilih kelas reguler, bahas pengantar dalam pembelajaran adalah bahasa Indonesia, sementara pada IP full in English.

Banyak program global yang dapat diikuti, mulai dari student exchange, konferensi internasional, international internship, international research collaboration, short courses, dan program internasional lainnya.

  1. Communication for Empowerment

Seperti marwah dari Prodi Ilmu Komunikasi, Communication for Empowerment menjadi spirit yang diusung dalam menyelenggarakan seluruh aktivitas akademik. Spirit empowerment termanifestasi dalam empat matra (catur dharma): pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, dan dakwah islamiyah sehingga tercapai proses pembelajaran yang kritis, inovatif, kreatif, dan transformatif.

Perwujudan itu dibuktikan dengan beberapa pengabdian yang dilakukan oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII di tengah keberagaman masyarakat  seperti di Sekon di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga nelayan perempuan “Puspita Bahari” di Kampung Nelayan Morodemak.

Tak hanya itu, sebelum lulus mahasiswa akan mendapat mata kuliah Komunikasi Pemberdayaan dengan output yang nyata. Mahasiswa wajib membuat program yang berorientasi pemberdayaan masyarakat.

Itulah fakta-fakta menarik terkait kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi UII. Menarik bukan?

 

Penulis: Meigitaria Sanita