Reading Time: 3 minutesDua mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UII yakni Fasley Arya Mubarok dan Ade Firdaus sabet juara 1 dalam kompetisi Abaschamp 2023. Raihan ini tentu menjadi prestasi membanggakan bagi Universitas Islam Indonesia.
Abashcamp 2023 merupakan kompetisi basket tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Atma Jaya, Tangerang Selatan, pada 3-9 Juli 2023.
Tidak hanya berprestasi dalam bidang olahraga, kedua student athlete angkatan 2022 ini juga memiliki nilai akademik yang memuaskan. Tercatat mereka mampu mencapai indeks prestasi kumulatif (IPK) yang tinggi.
Baik Fasley maupun Ade, menyebut bahwa rahasia seimbang dalam raihan prestasi akademik dan non akademik adalah soal time management dan menentukan skala prioritas. Mereka memiliki jadwal rutin setiap harinya demi mencapai hasil maksimal.
Fasley Arya Mubarok – Ilmu Komunikasi 2022
“Sebagai student athlete tentunya harus pintar membagi kegiatan akademik dan non akademik, cara saya membaginya yaitu membuat jadwal yang pasti untuk kegiatan basket saya, seperti contoh latihan basket saya dilakukan pada hari Senin, Rabu, dan Jumat (belum termasuk tambahan sendiri) di malam hari. Jadi untuk pagi hingga sore bisa menggunakan waktu untuk kuliah dan belajar,” jelas Fasley saat ditanya rahasia time management.
Sama halnya dengan Fasley, Ade juga demikian. Ia membagi waktunya dengan tepat antara belajar, istirahat, dan olahraga.
Ade Firdaus, Ilmu Komunikasi 2022
“Karena aku mengatur time management dengan baik, setiap ada waktu kosong aku gunakan untuk antara istirahat, belajar, gym, dan latihan basket sendiri. Dan aku juga mempunyai jadwal setiap harinya yang aku buat sendiri, jadi tahu mana yang harus diprioritas kan. Dengan time management yang baik bisa kok menjalani kehidupan sebagai student athlete,” jelas Ade.
Untuk mencapai pada titik ini, tentu bukanlah dihasilkan dari proses yang instan. Fasley mengaku telah belajar basket sejak duduk dibangku SMP dan mulai serius saat memasuki kelas 3 SMP.
“Mengenal olahraga basket sudah sejak kelas 1 SMP. Namun, mulai fokus untuk latihan dan mendalami basket ini mulai kelas 3 SMP hingga sekarang,” terangnya.
Sementara bagi Ade, ternyata ia lebih dini lagi mengenal olahraga ini. Sejak kelas 1 SD, Ade telah familiar dengan basket. Bakatnya turun dari sang ayah, melihat keseruan ayahnya bermain basket akhirnya ia tertarik mencobanya.
“Aku kenal basket sudah dari SD kelas 1 diajak ayah nontonin dia basket, dan setiap nontonin pasti di samping lapangan dribbling-dribbling bola masih mencari keseruannya basket itu ada di mana. Dan lama-kelamaan jadi suka lalu mulai fokus dan rajin basket pas kelas 6 SD,” jelas Ade.
Berkat konsisten berlatih, Ade mampu meraih beberapa kejuaraan. Ia telah mempersembahkan dua kali gelar juara setelah bergabung di UII.
“Karena aku masih semester 2 dan baru mengikuti 4 event, ini baru pertama kali saya juara 1 dengan UII dan pernah juara 2 di event UGM dan juara ke 4 di event puan Maharani Cup,” ungkapnya ditanya soal raihan prestasinya.
Meraih gelar juara tentu bukan persoalan mudah, mengingat basket adalah bidang olahraga yang dilakukan bersama tim, kekompakan adalah kunci utama. Semua pemain harus mampu meredam ego dan bermain profesional.
Fasley menyebut, tantangan selama bermain di BSD Minggu lalu adalah soal kekompakan dalam timnya sendiri. Meski demikian mereka mampu mengatasi masalah dan keluar sebagai juara.
“Tantangan untuk saat pertandingan hanya ada di tim sendiri ya, karena pasti ada beberapa miskomunikasi antara beberapa anggota tim. Tapi dengan sikap profesional kita bisa menghandle-nya dan karena sudah mendapat kemistri satu sama lain,” ujar Fasley.
Walau sempat ada beberapa kendala dalam tim, pihaknya telah optimis dengan kemampuan tim untuk memenangkan pertandingan tersebut.
“Dari game awal kita sudah optimis bakal menang dan bisa juara 1, karena melihat kemampuan tim kita sendiri. Percaya diri dan kerja keras yang kita lakukan,” tandasnya.
Penulis: Meigitaria Sanita