Tag Archive for: Kpop

Budaya pop dan fandom kpop serta film
Reading Time: < 1 minute

Budaya pop selalu memiliki tempat tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Pada satu sisi masyarakat terpengaruh dengan berbagai produk budaya pop di sisi lain, budaya pop juga memengaruhi kehidupan masyarakat.

Hal tersebut membuat budaya pop menjadi satu topik yang menarik untuk didiskusikan secara akademik. Inilah yang menjadi spirit dalam salah satu diskusi panel dalam 7th CCCMS 2024 yang bertajuk “Pop Culture and Hybrid Media”.

Sesi tersebut berlangsung pada Rabu siang 28 Agustus 2024 dan dimoderatori oleh Khumaid Akhyat Sulkhan, dosen program studi Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Indonesia. Ada tiga presenter dalam forum tersebut, termasuk Sulkhan sendiri. Presenter pertama bernama Rina Sari Kusuma dari Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan topik “Xkwavers as Third Space: Hybrid Identities of Hallyu-Muslim Community Fans”. Ia membicarakan fandom Korea muslim di Indonesia yang kemudian menggunakan konten-konten K-Pop sebagai sarana dakwah.

Presenter kedua bernama Dimas Ramadhiansyah dari Universitas Airlangga, Surabaya, dengan judul topik ““I had Post-Concert”: A Netnographic Study of Lucy Fans Community Dynamic in a WhatsApp Group Post LUCY We Are Lading Jakarta 2024 Concert”. Topik ini mendalami praktik konsumsi fandom salah satu grup musik Korea.

Kemudian, panel terakhir presentasi dari Sulkhan dengan topik presentasi berjudul “Understanding the Dark History of 1965 in Horror Films: A Study of Representation in the Film “Malam Para Jahanam””. Ia membahas tentang bagaimana sejarah tragedi 1965 diwacanakan dalam film horor.

Setelah semua presenter memaparkan topik masing-masing, acara dilanjutkan dengan tanya jawab. Tampak para peserta aktif memberikan pertanyaan dan masukkan kepada para presenter hingga sesi berakhir.

Penulis: Khumaid Akhyat Sulkhan

Dilema Fans K-Pop: Love vs. Principle
Reading Time: < 1 minute

Yogyakarta, 28 Agustus 2024 – Salah satu panel yang cukup menyita perhatian pada CCCMS ke 7 kali ini adalah “Social Activism through and in Hybrid Societies”. Panel ini menghadirkan sejumlah penelitian yang membahas bagaimana teknologi digital membentuk lanskap aktivisme sosial kontemporer.

Penelitian dengan judul “Love vs. Principle: K-Pop Fans’ Boycott of Idols and Controversial Products” yang dipresentasikan oleh Kusnul Fitriah dari Universitas Gadjah Mada menarik untuk dikupas lebih jauh. Penelitian ini membicarakan fenomena yang sempat trending di media sosial yakni mengenai penggemar K-Pop yang sering dihadapkan pada dilema moral ketika idolanya terlibat dalam promosi produk yang dianggap kontroversial, seperti produk yang terkait dengan Israel.

Konflik antara Palestina dan Israel telah memicu berbagai gerakan boikot di seluruh dunia. Fans K-Pop juga turut serta dalam gerakan ini. Namun, ketika idol yang mereka cintai menjadi brand ambassador produk yang diboikot, munculah dilema yang cukup rumit.

“The argument to support the idol fully did by the fans. The fans assume that the fault is in the agency not in the idol.” jelas Kusnul. Lebih lanjut Kusnul menyebutkan, ikatan emosional antara penggemar dan idol sangat kuat sehingga membuat penggemar sulit untuk mengambil keputusan yang rasional.

Kusnul menjelaskan bahwa penelitiannya menunjukkan adanya dilema yang signifikan bagi penggemar K-Pop. Mereka harus memilih antara cinta mereka terhadap idol atau prinsip dan nilai-nilai yang mereka yakini. “Relationship between fans and idol is so complicated. There are deep emotions involve to this relation.” tutupnya.

Penelitian ini memberikan gambaran menarik tentang bagaimana budaya populer seperti K-Pop dapat menjadi arena pertarungan antara identitas pribadi dan komitmen sosial. Fenomena ini menunjukkan bahwa aktivisme digital tidak hanya terjadi di kalangan kelompok tertentu, tetapi juga melibatkan seluruh netizen yang terlibat dalam budaya populer.

Penulis: Desmalinda