Tag Archive for: International Credit Transfer

Reading Time: < 1 minute

Kuliah di jurusan International di dua kampus sekaligus bukan perkara gampang. Tapi, bukan berarti hanya anak pintar saja yang bisa mengikutinya. Mengerjakan sesuatu yang besar tak mesti harus selalu mendapatkan nilai A dan IPK 4.

Pengakuan tersebut keluar dari mulut Defita Dwinusa, mahasiswa Komunikasi UII International Program angkatan 2019. Defita diundang dalam ngobrol daring Teatime International pogram of Communication Department (IPC) Universitas Islam Indonesia, pada Sabtu, 2 Juli 2021.

Mahasiswa yang hobi taekwondo itu mengikuti program transfer kredit atau International Credit Transfer. Separuh kuliahnya dia selesaikan di Komunikasi UII separuh lagi di Mapua University, Filipina. Di Mapua University, Defita juga mengambil mata kuliah yang yang berkorelasi dengan ilmu-ilmu komunikasi agar semua mata pelajaran salih berhubungan.

Perkuliahan dalam program International Credit Transfer ini adalah program yang baru diselenggarakan tahun ini. Perkualiahan pun belum dilangsungkan. Satu hal yang sangat dikhawatirkan Defita adalah beban kuliah yang berat dan bahasa pengantar kuliah. “semoga saja pembealjaran dengan bahasa Ingris penuh bukan Tagalog. Tidak bisa dibayangkan,” kata Defita.

Kita tahu bahwa beban kuliah international di dua universitas itu berat, hal ini juga ditanyakan oleh salah satu peserta diskusi Teatime. Ketika ditanya tentang bagaimana mengelola waktu, Defita menjawab dengan melihat prioritas dan kembali mengingat niat dan rasa tanggungjawab. “Sama seperti kita kuliah biasanya:  melakukan apa tanggungjawab kita. Mana yang prioritas? Bermain media sosial atau kuliah kita,” kata gadis kelahiran Jawa Barat itu.

Mengingat kuliah di dua international bukan hal sepele dan juga tak murah, Defita mengaku bahwa dia bukanlah anak dengan prestasi akademik yang cemerlang. Kata-kata Defita ini bisa dikutip oleh siapapun yang ingin maju dan berhasil seperti defita. “Jangan kira aku anak pintar. Bukan. Aku cuma orang yang selalu melakukan apa yang harusnya aku lakukan. Itu saja,” tegas gadis yang kualitas tendangannya sudah diganjar sabuk hitam itu.

Reading Time: 2 minutes

Studying International majors at two campuses at once is not an easy matter. But, that doesn’t mean only smart kids can follow it. Doing something big doesn’t have to always have an A mark and a GPA of 4.

 This talk came from the mouth of Defita Dwinusa, a student at the Department of Communication, International Program, class 2019. Defita was invited to an online chat at Teatime by the International Program of Communication Department (IPC) at the Universitas Islam Indonesia. The discussion was held on Saturday, July 2, 2021, via Instagram Live by Instagram account at ip.communication. The regular discussion every Friday brings together various speakers with many experiences and perspectives.

Defita, who likes taekwondo, participates in International Credit Transfer. He completed half of her studies at UII, the other half at Mapua University, Philippines. At Mapua University, Defita also takes courses that are correlated with communication studies so that all subjects are interconnected.

Lectures in the International Credit Transfer program are a new program held this year. The lecture has not yet taken place. One thing that really worries Defita is the heavy lecture load and the language of instruction. “Hopefully the learning is in full English, not Tagalog. It is unimaginable,” said Defita.

We know that the burden of international lectures at the two universities is heavy, this was also asked by one of the participants in the Teatime discussion. When asked about how to manage time, Defita answered by looking at priorities and again remembering her intentions and sense of responsibility. “Just like we usually go to college usually: doing what we are responsible for. Which is the priority? Playing on social media or our lectures,” said the girl born in West Java.

Considering that studying at two international universities is neither trivial nor cheap, Defita admits that she is not a child with brilliant academic achievements. Defita’s words can be quoted by anyone who wants to progress and succeed like Defita. “Don’t think I’m smart. No. I’m just a person who always does what I have to do. That’s all,” said the girl whose kick quality has been rewarded with a black belt.