Pandemi adalah berkah, dan Ramadhan menjadi menjadi momen mahasiswa seru untuk kolaborasi. Kenapa? Karena pendemi, semua kegiatan fisik dibatasi. Tapi justru karena tak mampu menjankau secara fisik dan kini semua kegiatan dilakukan secara online dan virtual, kolaborasi menjadi sangat mudah.
Momen Pendemi di tengah Ramadan ini menjadi kesempatan emas bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) dan Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo. Kolaborasi Kajian Ekonomi Politik Komunikasi dilakukan antara Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII dan Ilmu Komunikasi UNS, ini bertepatan dengan bulan Ramadan, mereka menggagas Kelas Alternatif: Ngaji Ekopol Media yang untuk volume 1 ini akan dilakukan sebanyak tujuh pertemuan mulai dari 12 April 2021 hingga 24 Mei 2021. Ngaji Ekopol ini mendaku Annisaa Fitri, pemantik sekaligus Dosen Komunikasi UNS dan Dr. Rer. Soc. Masduki, Dosen Komunikasi UII, sebagai pemantik di sesi kuliah tamu khusus studi kasus penyiaran indonesia dalam kacamata Ekonomi Politik.
Beberapa tema yang diusung antara lain adalah Sejarah Media Penyiaran Indonesia Dalam Perspektif Ekonomi politik Media, Pemikiran kritis dan Kritik katas Modernitas, Sejarah Studi Ekonomi Politik di Amerika, dan kajian pemikiran tokoh mulai dari Adorno dan Habermas tentang Culture Industry dan Public Sphere, Vincent Mosco tentang komodifikasi khalayak, konten, dan pekerja, Mosco & Chomsky soal komodifikasi imanen & manufacturing consent, hingga Fuch yang mengkaji soal digital labour, dan membaca kembali teori kritis di era digital.
Ada juga kuliah tamu dengan mendatangkan pakar seperti Masduki, Dosen Ilmu Komunikasi UII, yang konsen di sejarah ekonomi politik media penyiaran publik. Antusiasmenya pun lumayan tinggi yaitu rata-rata 40 hingga 50 partisipan.
Diminati Lintas Kampus dan Lintas Daerah
“Aku sama temen-temen UNS menggagas Ngaji Ekonomi Politik ini biar temen-temen (dari kampus lain) yang tertarik bisa ikut,” ungkap Alif Madani, salah satu Mahasiswa ilmu Komunikasi UII, angkatan 2016, yang turut menggagas kolaborasi Diskusi Ngaji Ekopol lintas kampus ini. Salah satu yang mendasari diskusi ini adalah ketertarikan banyak mahasiswa pada kajian kritis tetapi mereka tidak mendapatkannya di kurikulum kampus mereka. Gagasan mulanya berasal dari banyak pertemuan dalam forum yang digelar Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi/IMIKI antar daerah. Beragam diskusi dan obrolan digelar. “Malah di UNS mereka sudah punya komunitas kajian ekopol lebih dulu yang merasa perlu memperdalam kajiannya,” kata Alif.
Peminat diskusi inipun tak hanya dari Kampus UII dan UNS saja. Mahasiswa dari kampus lain juga banyak yang tertarik mengikuti diskusi Ekopol ini. Peserta lain berasal dari kampus jateng-DIY antara lain adalah Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, Unversitas Respati Yogyakarta, Sekolah Tinggi Pemerintahan Desa APMD, Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Yogyakarta, dan juga ada dari luar kota seperti Universitas Tarumanegara, Universitas Tidar Magelang, dan Univ. Nurul Jadid Probolinggo.
Berawal dari ngobrol-ngobrol dan diskusi informal, “diskusi ini merupakan dorongan dari temen-temen di Solo yang pengin belajar perspektif kritis di komunikasi, tapi di kampusnya masih minim bahkan nggak ada. Jadi tanggung jawab moral juga temen-temen Jogja yang sudah lebih dulu belajar ekopol dan kajian kritis lainnya dari ruang kelas kuliah di Komunikasi UII,” jelas Alif sebagai salah satu inisiator dari Komunikasi UII.
(gambar properti milik #NgajiEkopolmedia)