Seluruh Dosen Komunikasi UII Sepakati Perkuliahan Harus Ramah Lingkungan

Reading Time: 2 minutes

Puji Hariyanti pada Rapat Koordinasi Perkuliahan 26 Agustus 2019, menunjukkan dan menjelaskan beberapa poin kondisi dan situasi perkuliahan yang akan dihadapi para dosen pada semester ini di layar presentasi. Ada beberapa hal yang musti dipahami dan dimengerti, apalagi soal mahasiswa baru Komunikasi UII yang kabarnya vokal dan kreatif. “Mahasiswa komunikasi kali ini sudah terlihat vokal sejak orientasi mahasiswa (serumpun), banyak yang bertanya dan berpendapat saat diberi kesempatan,” kata Puji.

“Besok juga akan ada empat mahasiswa dari Thailand di FPSB UII. Soal bahasa tentu menjadi catatan khusus untuk membantu mereka dalam perkuliahan nantinya, terutama yang memilih masuk ke kelas International Program,” kata Puji menjelaskan kondisi perkuliahan di semester ganjil mendatang.

“Tugas-tugas yang diberikan pun kita harus sepakati tidak lebih dari empat kali, lebih dari itu bisa jenuh mahasiswa,” tambahnya. Selain itu Puji menekankan, dosen tidak diperkenankan memberi tugas sebagai pengganti ketidakhadiran dosen. “Sebaiknya anda beri kuliah tamu (pakar) atau kelas konsultasi sebagai pengganti ketidakhadiran anda,” kata Puji membaca aturan yang terpampang di layar presentasi.

Kaprodi Ilmu Komunikasi UII ini juga menegaskan bahwa tugas mahasiswa sebaiknya dikumpulkan dengan prinsip paperless. Selain sebagai komitmen pada karya yang anti plagiat, ia juga mewujudkan kampus yang minim kertas dan plastik. Salah satu dosen yang hadir dalam rapat koordinasi pagi itu juga mengamini perihal tugas kuliah yang paperless. Menurutnya, jika pun harus membuat tugas dengan bentuk hardcopy/ kertas, sebaiknya mulai sekarang dosen meminta mahasiswa tidak menggunakan kulit muka (cover makalah) dari bahan plastik mika. “Ini komitmen kita untuk mewujudkan kuliah ramah lingkungan, sebuah dukungan pada gerakan yang kini menggema di seantero dunia soal kampus dengan perspektif hijau,” kata Saifuddin Zuhri, dosen tersebut.

Kata Saifudin Zuhri, komitmen pada hidup yang ramah lingkungan memang harus dimulai dari dunia pendidikan dan dari hal yang paling sederhana. Pembiasaan-pembiasaan harus menjadi keseharian dunia akademik. Beberapa dosen lain yang hadir juga terlihat mengangguk menyepakati. Puji menyahut dan sepakat dengan usul tersebut, apalagi fasilitas google classroom atau surel bisa dipakai agar meminimalisir tugas yang banyak menggunakan kertas dan plastik mika.