Screening dan Diskusi Film ‘Sweat Dripping in the Ripples of the River’, Perempuan Merajut Gerakan Menghadapi Krisis Iklim

Screening Film
Reading Time: 2 minutes

Krisis iklim sudah selayaknya mendapat perhatian serius dari masyarakat dan negara. Tak hanya berdampak pada lingkungan, nyatanya krisis iklim memiliki pengaruh besar terhadap perempuan. Masalah ini digagas secara serius pada momen festival bertajuk ‘Perempuan Merajut Gerakan Krisis Iklim’ di Panggung Kesenian Tembiring, Demak Jawa Tengah pada 25 September 2024.

Memasuki area festival, pengunjung akan disambut aroma menyengat khas pesisir. Deretan hasil tangkapan dari perempuan nelayan menjadi daya tarik pengunjung yang datang.

Rangkaian agenda yang cukup padat menjadi ruang pertemuan antara perempuan nelayan, pemangku kebijakan, dan publik. Di tengah-tengah diskusi, salah satu film garapan Prodi Ilmu Komunikasi UII dipertontonkan. Film dokumenter berjudul Sweat Dripping in the Ripples of the River mengangkat kisah seorang perempuan nelayan dari Tambak Polo, Demak. Kisah hidup yang dilakoni Bu Umro dalam film itu menjadi contoh bagaimana seorang perempuan turut andil besar dalam merawat lingkungan dari krisis iklim.

Dalam sesi tersebut, staf laboran Prodi Ilmu Komunikasi Marjito Iskandar Tri Gunawan, M.I.Kom., menyampaikan film ini berhasil digarap setelah melewati berbagai proses pendekatan. Salah satu rekanan yang turut andil adalah komunitas Puspita Bahari.

“Awal mula pembuatan film dokumenter ini kami berangkat dari kegiatan pendampingan terkait parenting pengasuhan anak dan bekerjasama dengan Puspita Bahari tentang pemasaran digital. Selain itu kami coba untuk belajar yang lain yaitu membuat film dokumenter,” ujarnya dalam membuka sesi.

Setelah memberi pengantar, film diputar. Para pengunjung menyaksikan, kisah Bu Umro yang berjuang sebagai kepala keluarga demi pemenuhan ekonomi. Dalam sesi itu, Bu Umro diundang untuk menceritakan bagaimana kondisinya akibat krisis iklim di pesisir Pantai Utara.

Apresiasi layak diberikan, ia memburu tangkapan dengan cara yang ramah lingkungan yakni menggunakan alat bernama bubu. Selain merekam perjuangan nelayan perempuan, film ini menunjukkan kepedulian lingkungan, tanpa merusak bibit-bibit kepiting dan ikan yang masih kecil.

Selain memproduksi sebuah karya, harapan dari Prodi Ilmu Komunikasi UII atas film ini mampu membuka mata banyak pihak. Bahwa kondisi masyarakat di pesisir Demak yang terdampak banjir rob begitu sulit, baik dari sisi ekonomi maupun sosial.

“Kami bersyukur pesan film ini nanti akan bisa sampai pada penonton di Australia dan Samarinda,” tambahnya.

Film ini terpilih dalam Program Akuisisi Pengetahuan Lokal BRIN peiode 1 tahun 2024, selain itu juga masuk dalam daftar pemutaran ReelOzInd yakni Australia Indonesia Short Film Festival yang akan dilakukan pada 24 Oktober 2024 di Samarinda dan Australia.

Sebanarnya Prodi Ilmu Komunikasi UII telah menggarap beberapa film dokumenter yang mengangkat persoalan-persoalan di pesisir pantura terutama kabupaten Demak. Selain film Sweat Dripping in the Ripples of the River, lebih awal film The Independence Day, Between Tears and Laughter telah masuk dalam nominasi film dokumenter pendek terbaik dalam Festival Film Indonesia 2023.

Bermula dari dosen Prodi Ilmu Komunikasi UII, Puji Hariyanti, S.Sos., M.I.Kom dan Ratna Permata Sari, S.I.Kom., MA yang melakukan pemberdayaan di lokasi tersebut harapannya melalui berbagai program dampak banjir rob di pesisir Pantai Utara mendapat perhatian serius dari berbagai pihak.