Sambut Doktor Baru dengan Semangat Ancora Imparo

Reading Time: 3 minutes

Meraih gelar doktor adalah suatu pencapaian, sekaligus kewajiban. Raihan gelar doktor juga adalah sebuah perjalanan keilmuan yang pada gilirannya membawa tanggung jawab sekaligus. Tanggung jawab ini adalah komitmen para doktor pada ilmu pengetahuan dan masyarakat. Komitmen untuk tidak hanya menyebarkan juga mengembangkan ilmu pengetahuan.

Misi-misi kebaikan ini adalah salah satu pesan dan refleksi para doktor baru di lingkungan Fakultas Psikologi dan ilmu Sosial Budaya (FPSB) UII pada Jum’at, 31 Desember 2021. Acara Penyambutan Doktor Baru FPSB UII ini diadakan secara daring dan luring langsung dari Studio Ikonisia TV yang juga adalah Laboratorium Ilmu Komunikasi UII. Selain sebagai bentuk apresiasi, acara ini juga adalah upaya syukur atas kembalinya keluarga yang telah melakukan pengembaraan keilmuan mulai empat hingga lima tahun.

Acara pagi ini menyambut enam doktor baru dari semua jurusan atau program studi di FPSB UII. Tiga doktor dari Ilmu Komunikasi UII, satu doktor dari Hubungan Internasional (HI) UII, satu dari Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UII, dan satu dari Psikologi UII. Mereka adalah Puji Rahayu (PBI) lulusan Australia,  Susilo Wibisono (Psikologi) lulusan Australia, Hasbi Aswar (HI) lulusan Malaysia, dan tiga terakhir adalah Herman Felani (Indonesia), Zaki Habibi (Swedia), dan Iwan Awaluddin Yusuf (Australia) dari Komunikasi UII.

Tiga doktor dari Komunikasi UII bercerita suka duka dalam perjalanan akademik, hingga melakukan refleksi atas gelar doktor yang diraih. Zaki Habibi misalnya, ia berefleksi bahwa sebuah perjalanan keilmuan adalah sebagai tanggung jawab. “Tanggung jawab itu sekarang ada di tangan kami masing-masing. Semoga kita (para doktor) bisa mendorong komitmen kita pada keilmuan pada setiap level, dan dalam berbagai bentuk,” kata Zaki dalam kesempatan sambutannya pada semua hadirin di zoom dan studio.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sedangkan Iwan Awaluddin Yusuf, doktor lain dari Komunikasi UII, menyadari bahwa hari ini ia telah menyelesaikan studi doktoralnya, “dan ini baru awal sekali. Setelah ini mungkin kita bisa terus belajar, seperti motto kampus saya di Australia itu: ancora imparo! Artinya, saya masih belajar,” ungkap Iwan. Menurut Iwan, meski sudah doktor atau guru besar, kita akan masih terus belajar sesuai semangat ancora imparo itu.

Senada dengan itu, Herman juga melakukan refleksi, “lulus doktor bukan pencapaian saja tapi juga kewajiban. Mudah-mudahan ilmu yang kami miliki bisa memberi manfaat buat banyak orang,” kata Herman via zoom meeting. Menurut Herman, momen seperti inilah yang membuat para doktor harus terus berefleksi. Herman bilang, menjadi doktor pada dasarnya adalah soal membangun hubungan baik dan berusaha rendah hati, bukan sombong dengan gelarnya tanpa memberi manfaat.

Jumlah Doktor FPSB UII Semakin Meningkat

“Yang paling pokok dari perjalanan menuju doktor itu (harus memiliki) mentalitas kesabaran,” kata Fuad Nashori, Dekan FPSB UII, dalam sambutannya. Kembalinya enam doktor ini sekaligus menambah prosentase jumlah doktor di FPSB UII. “Jika diprosentasekan, kini sudah mencapai 26 persen dosen di FPSB telah meraih gelar doktor. “Jika ditambah dosen yang kini masih atau sedang karya siswa jika kembali maka di FPSB sudah ada 30 persen doktor se FPSB UII,” kata Fuad.

Jumlah ini menambah prosentase doktor di UII. “Angka ini sudah melampaui angka nasional dan univ, dimana di nasional itu 16 persen. Sedangkan yang berstatus karya siswa ada 16 orang, semoga 16 orang ini juga lancar sukses lulus,” kata Fuad. Menurut Fuad, jika semuanya lulus maka prosentasenya sudah sama dengan 45,7 persen. “Semoga Allah membentangkan jalan lapangnya untuk mereka para dosen sehingga lancar. Semoga para doktor ini tidak sampai 10 tahun bisa mencapai guru besar,” tambahnya. Fuad juga berharap para doktor baru ini pada akhirnya setelah memiliki penguasaan ilmu lalu dapat menyebarkan dan mengembangkannya.

“Saya berharap para doktor itu ketika kembali ke UII memiliki gairah yang kuat untuk membangun keilmuan dan bukan mengalami pelapukan. Sehingga, para doktor diberi kesempatan untuk menjawab beragam tantangan di dalam kampus, UII, maupun di luar,” harap Fuad.

Para peserta juga ramai mengirim doa dan apresiasi. Misalnya, Keluarga Puji Rahayu, memberi ucapan, “Selamat kepada bapak dan ibu yang menyelesaikan studi S3. Semoga ilmunya dapat diaplikasikan untuk memajukan Indonesia,” tulisnya di koom chat Zoom. Wakil Dekan FPSB UII, Emi Zulaifah, juga mendoakan para doktor. “Insyaallah terlimpahi keberkahan dan kemanfaatan ilmu. Amin,” kata Emi juga di kolom Chat di aplikasi konferensi Zoom meeting. Acara kemudian ditutup dengan pemberian kenang-kenangan oleh Dekan FPSB UII pada perwakilan doktor yang hadir di Studio IKONISIA TV.