Puasa Mengangkat Derajat Manusia Dekat dengan Allah
Siyamuromadon adalah bulan dimana manusia meneguhkan ajaran baginda Rassulullah Muhammad untuk menjadi orang yang bertakwa kepada Allah swt. Perintah puasa dibulan ramadhan sampai difirmankan Allah dan diwajibkan bagi semua hambanya. Bulan Ramadhan adalah bulan yang begitu spesial adalah bulan dimana AlQuran pertama kali diwahyukan sekaligus waktu dimana Muhammad pertama kali diangkat jadi nabi setelah bertanahus di Gua Hira. Quran ini menjadi petunjuk yang memisahkan antara yg haq dan yang bathil.
Fatkhurrohman Kamal bahawa bulan puasa haruslah dipersiapakan. Ia jugamengatakan hal apa yg perlu kita siapkan ketika menjelang ramadhon. Menurut kemal, persiapan yang paling mendasar adalah persiapan mental. “Mental yang patuh, yang taat,” kata Kamal sebagai penceramah dalam pengajian rutin bulanan FPSB UII pada Jumat (26/3/2021) ini. Kajian bertema Sambut Ramadan, Yuk Persiapan ini dihadiri seluruh sivitas akademika FPSB UII dari kalangan dosen hingga tenaga kependidikan.
Siyam ini memang sangat terlihat nyata ada manusia dalam tataran fisik. Tetapi, bisa dirasakan bahwa puasa tak hanya berpengaruh pada entisas fisik saja. Justru, lebih jauh Allah ingin mengingatkan manusia bahwa manusia juga adalah entitas rohani. “Allah ingin mengingatkan kita yang materi ini pada entitas rohani,” jelas Kamal.
Entitas Rohani yang seperti apa? Entitas yang jauh dari sifat-sifat manusiawi, dan mencapai istikla yaitu naik derajat menjadi posisi yang sangat dekat dengan Allah. “Maka yakinlah ada satu kedamaian luar biasa ketika kita bisa memberi pada orang lain, bisa puasa, dan perintah Allah lainya. Pada saat itulah kita mengalami istikla,” jelas Kamal. Posisi istikla ini daat mudah diraih jika manusia secara rohani sudah memiliki mental yang patuh dan taat pada Allah, mengingat kepatuhan dan ketaatan adalah hal yang terlihat sepele namun sulit diterapkan oleh manusia.
Untuk sampai pada entitas tersebut, Kamal menjelaskan bahwa manusia membutuhkan suatu persiapan batin yang luar biasa. Maka di akhir ayat yang memerintahkan untuk berpuasa, Al-Baqarah ayat 183 diakhiri dengan la’allakum tattaqun. Puasa ini tujuan akhirnya adalah agar manusia menjadi bertaqwa seutuhkan kepada Tuhan. Bertakwa ini akan memampukan manusia membuat sebuah tameng dari apa yang dikhawatirkan dari siksa dan murka Allah.