Persepsi Viewers Terhadap Vlog Makanan Asia
Konten Vlog Makanan semakin menggurita kini ketika teknologi bisa diakses hampir semua orang. Cakupannya pun beragam. Mulai dari Vlogger yang membuat konten untuk konten makanan lokal indonesia, sampai konten Makanan Asia.
Beragam pula persepsi penonton vlog-vlog-nya. Beragam persepsi tersebut tentu saja dipengaruhi oleh banyak hal.
Pada kesempatan Diskusi Nadim sesi I Oktober, Bella Cita Nanda Hawa, Alumni Komunikasi UII (kelas internasional) angkatan 2018, membagikan pengalamanya meneliti persepsi-persepsi viewers atas Vloggers yang membuat konten makanan Asia. Bella hadir pada Diskusi Nadim Komunikasi UII pada 7 Oktober 2022 lewat mediasi ruang konferensi digital Zoom. Diskusi PSDMA (Pusat Studi dan Dokumentasi Media Alternatif) Nadim Komunikasi UII ini diselenggarakan rutin sebagai ruang bertemunya akademisi di Komunikasi UII mendiskusikan temuan sementara dan hasil risetnya, Baik dalam bentuk skripsi, penelitian lepas, dan lain-lain.
Dalam risetnya berjudul, “Persepsi Vlog Perjalanan Makanan Internasional: Makanan Asia dari Ria SW dan Jwestbros,” Bella menangkap ada tiga temuan. Viewers yang diwawancarai oleh Bella mendapatkan konten Vlog makanan internasional oleh Vlogger Ria SW dan Jwestbros sebagai tiga hal. Pertama, konten vlog sebagai sumber informasi, sebagai pendidikan, dan sebagai hiburan. “Vlog makanan memengaruhi cara viewers melihat dan menilai makanan. Food vlog juga memengaruhi viewers untuk mencoba makanan yang diulas,” kata Bella.
Viewers yang diwawancarai Bella ada dalam dua kategori. Pertama, viewers para food travel vlogger yang belum pernah ke luar negeri, dan yang sudah. Ia menemukan tak ada perbedaan efek atau pengaruh di antara kedua kategori ini setelah menonton dua vlogger ini.
Temuan lain adalah, vlog makanan Asia ini ternyata tidak hanya memberikan informasi tentang konten makanan dan travelling, tapi juga menjadi komunikasi antar budaya, antar negara. “Di beberapa konten, vlogger makanan Asia ini juga menggunakan bahasa-bahasa negara setempat,” kata Bella. Misalnya saat mencoba masakan Thai, ada sisipan bahasa Thai saat mengulas. “International Asian Food Travel Vlog juga menyisipkan informasi budaya setempat yang dikunjungi,” kata Bella.
Bella juga membandingkan beberapa temuannya dengan jurnal-jurnal internasional yang membahas tentang topik serupa. Misalnya, penelitian Vlog Makanan di Bilaspur, India, food vlog bisa menjadi alat promosi restoran. Tak hanya isi konten yang memengaruhi viewers, penelitian di Chennai, India, juga menemukan bahwa konten vlogger dapat menarik perhatian penonton karena tiga hal: bahasa tubuh vlogger, makanan yang unik, hingga aspek teknis seperti thumbnail di video blog di layar.
Tonton acara lengkapnya di tayangan di bawah ini: