Meningkatkan Kualitas Bahasa Jurnal dengan Proofreading

Reading Time: 2 minutes

Tahap terakhir dalam penerbitan jurnal adalah yang paling sering membuat orang terlena. Biasanya, ketika menjelang deadline terbit, orang sudah banyak terkuras tenaganya, dan fokusnya juga mulai banyak berkurang. Banyak kesalahan-kesalahan kecil dari segi teknis penulisan, layout naskah, hingga detil-detil sederhana seperti tata bahasa luput menjelang akhir peberbitan jurnal.

Maka dari itulah, Unit Pengelolaan Jurnal dan Publikasi Karya Ilmiah FPSB UII mengadakan Pelatihan Bahasa untuk para staf jurnal di lingkungan FPSB. Peserta berasal dari pengelola Jurnal Komunikasi UII, Jurnal Psikologika, Asian Journal of Media and Communication/AJMC, Jurnal Intervensi Psikologi, hingga jurnal yang akan terbit kembali yaitu JEE (Journal of English Education) milik Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UII. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan bahasa sehingga ke depannya dapat menjadi penjaga gawang tweakhir menjelang terbit,

“Rencananya saya harap teman-teman staf ini dapat ikut membantu menjadi proofreader di akhir tahapan teknis penerbitan jurnal. Sementara dosen-dosen yang menjadi editor bisa lebih banyak fokus mencermati sisi substansi naskah lebih mendalam,” kata Puji Rianto, Kepala Unit Pengelolaan Jurnal dan Publikasi Karya Ilmiah FPSB UII, dalam Workshop OJS dan Proofreader Pengelola Jurnal FPSB UII pada 15 Desember 2021 di Yogyakarta.

Menurut Puji, beberapa kesalahan yang sering luput dari pandangan muncul dalam beberapa bentuk. Misalnya pertama, kadang ada naskah yang paragrafnya terputus saat proses tata letak. Contoh kedua adalah kesalahan ketik (typo) dan penulisan sitasi. Terkadang kesalahan ini tak terlihat karena terlalu detil dan tersisip. Kejenuhan memandang naskah dan layar komputer juga sering jadi sebab. “Maka dari itu, saya sarankan kita bisa kembali menggunakan pengecekan dummy tercetak. Biasanya ini bisa membantu memudahkan kita menemukan kesalahan-kesalahan kecil ini,” kata Puji Rianto. Harapannya kesalahan kecil ini bisa diminimalisir dan meningkatkan kualitas jurnal di FPSB UII.

Kesalahan selanjutnya adalah di sisi tata bahasa. Misalnya penulisan tanda koma, kalimat majemuk, tanda hubung, penulisan akronim, dan kata sapa kata ganti orang pertama. Penulisan kata anda, harus menggunakan huruf besar. “Juga perhatikan tidak ada penulisan kata hubung di awal kalimat. Jikapun ada, harus diikuti oleh tanda koma,” sambung Puji Rianto.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah konsistensi dalam penulisan identitas dan selingkung. Apakah ia menggunakan Bahasa Inggris di awal judul atau di baris kedua, atau hanya di abstrak dan lain-lain. Konsistensi ini seringkali luput karena seringkali penulis gagal mengikuti selingkung pada jurnal di FPSB UII.