Mengulik Praktik Baik Model Prodi Ilmu Komunikasi di tiga Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia (1)
Perkembangan kajian atas sejarah perguruan tinggi dengan bidang ilmu komunikasi di Indonesia memiliki corak yang beragam. Unpad, UIN, dan bahkan UGM memiliki sejarah dan coraknya masing-masing. Tak semuanya bernaung di bawah fakultas bernama ilmu komunikasi.
Prof. Engkus Kuswarno, Profesor Ilmu Komunikasi dari Universitas Padjadjaran mengatakan corak itu semakin beragam jika menilik prodi Ilmu Komunikasi di kampus-kampus lain. “Menurut data forlap dikti, per 1 April 2021, kini ada 344 prodi ilmu komunikasi di Indonesia. Prodi manajemen komunikasi ada dua. Lalu ada 21 Prodi Komunikasi Penyiaran Islam di bawah Kemenag (Kementrian Agama),” papar Engkus dalam Workshop Pengembangan Roadmap Prodi oleh Prodi Komunikasi UII pada Jumat (2/4/2021).
Engkus, yang pernah menjadi Wakil Rektor I Unpad ini, menambahkan bahwa kini sudah tidak dikenal nomenklatur ‘jurusan’, “Jika anda lihat dalam UU No. 12 tahun 2012, itu tidak ada kata jurusan dan fakultas. Yang terbaru adalah program studi. Alhamdulillah
Menurutnya, merujuk kebijakan tersebut, program pendidikanya dilakukan oleh prodi, bukan jurusan. “Maka yang diakreditasi adalah prodi, bukan jurusan,” imbuhnya.
Workshop ini mengundang beberapa tokoh yang menjadi model Prodi Komunikasi di Indonesia. Mereka adalah Prof Engkus Kuswarno dari Fikom/ Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, Prof. Iswandi Syahputra dari Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan I Gusti Ngurah dari Komunikasi UGM.
Workshop ini adalah upaya Prodi Komunikasi UII memperbarui sebuah peta jalan program studi. Puji Hariyanti, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UII, mengatakan bahwa workshop ini diadakan untuk belajar bersama menikik roadmap prodi ini yang beberapa telah terlampaui, dan beberapa lagi belum. Peta jalan ini harapannya akan menjadi panduan untuk Prodi Komunikasi UII agar menjadi lebih baik.
Pertanyaan-pertanyaan muncul juga setelah pemaparan para pembicara dari tiga kampus ternama di Indonesia. Misalnya Masduki, salah satu Dosen Komunikasi UII Spesialis Klaster Riset Kebijakan Media dan Jurnalisme. Masduki bertanya, dari sekian banyak diskusi dan latar sejarah program studi ini, terutama Unpad, “bagaimana sejarahnya bisa punya fakultas sendiri? Bagaimana tiga kampus ini membangun madzhab/ aliran pemikirannya di masing-masing kampusnya?”
Prof. Engkus mengatakan bahwa justru Komunikasi Unpad tidak pernah berubah menjadi fakultas sendiri. “Dari awal memang fakultas publisistik. Lalu di tahun 1987 ikut perubahan regulasi dari dikti. Semua jurusan humas, penerangan, dll di Unpad harus menjadi prodi ilmu komunikasi,” jelasnya.
“Dulu bernama jurusan. Dulu jurusan penerangan, PR, publisistik. Lalu diminta berubah jd prodi. Lalu kami perjuangkan jurusan-jurusan tadi muncul lagi dengan pengajuan prodi baru pada 2013,” tambahnya. Engkus menambahkan kini sejak berubah status menjadi PTNBH Unpad tak perlu ijin dikti. “Padahal PTNBH kami baru 2014, setelah ijin bikin prodi baru tadi turun di 2013,” kata Engkus.