Memotret Hidden Gems Yogyakarta dalam Fotografi Lanskap
Banyaknya potensi alam Indonesia, baik wisata alam maupun buatan, menjadi daya tarik bagi siapapun untuk melihat dan mengunjunginya. Tidak hanya wisatawan, tapi juga fotografer yang merekam dan mempertunjukannya pada dunia. Keindahan alam yang luar biasa banyak ini banyak yang tak tersentuh dan belum banyak dinikmati oleh masyarakat.
Beberapa poin diatas adalah alasan Fathur Hidayanto untuk membuat karya fotografi memenuhi Tugas Akhir di akhir masa kuliahnya di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII). Hasil karya dan proses kreatifnya ini diapresiasi oleh Pusat Studi dan Dokumentasi Media Alternatif (PSDMA) Nadim Ilmu Komunikasi UII. Fathur Hidayanto diundang untuk berbagi tentang bagaimana proses kreatif yang ia lalui hingga akhirnya merampungkan karya yang berjudul “Potret Pesona Hidden Gems Indonesia dalam fotografi landscape di Yogyakarta” tersebut. Diskusi itu dilakukan secara daring pada Kamis, 17 november 2022.
Selain karena ketakjuban pribadi untuk memotret keindahan alam, Fathur, yang adalah mahasiswa Komunikasi UII angaktan 2019, juga didorong semangat untuk memajukan UMKM dan industri wisata Yogyakarta. “Pemilihan forografi lanscape ini juga tepat untuk ikut andil memajukan pariwisata DIY dan UMKM masyarakat sekitar,” kata Fathur saat mempresentasikan perjalanannya menggarap Tugas Akhirnya.
Tiga Tahap Penting Tugas Akhir
Fathur mengatakan, ada tiga tahap penting yang perlu dilakukan dalam proses penggarapan Tugas Akhir/ Skripsi jenis karya ini. Pertama, Fathur harus membuat perencanaan yang disebut pra-produksi. Lalu selanjutnya melaksanakan perencanaan tersebut dalam masa produksi. Berikutnya, Fathur juga tak hanya berhenti di situ, setelah pengambilan gambar dilakukan pada masa produksi, ia juga melakukan beberapa proses pasca-produksi.
Pada masa pra-produksi, kata Fathur, fotografer dapat melakukan observasi awal daerah mana dan spot atau titik-titik mana saja yang mau diambil fotonya. Setelah itu, berdasar data-data observasi tadi, mahasiswa segera dapat membuat konsep, rute, perencanaan rute, pembiayaan, dan termasuk memilih dan menentukan alat yang tepat untuk proses produksi.
Sedangkan pada tahap selanjutnya, pada masa produksi, fotografer sudah dapat melaksanakan rencana sebelumnya. Fotografer bisa segera melakukan eksekusi dengan mengambil foto dokumentasi lanscape pada titik-titik lokasi yang sudah diamati sebelumnya. Pengambilan gambar ini juga memertimbangkan angle/ sudut pandang, waktu (pagi, siang, atau sore), termasuk memerkirakan cahaya yang tepat dan mendukung.
Setelah fotografer selesai mengeksekusi foto-foto yang direncanakan di lokasi, tahap berikutnya adalah tahap pasca-produksi (post-production). Pada tahap ini, menurut Fathur, mahasiswa yang akan melakukan tugas akhir dapat menentukan hasil akhir apa yang akan dipilih. Untuk Fathur, ia memilih hasil akhir karyanya adalah pameran foto dan publikasi buku secara luring. Fathur mengatakan, proses ini menghabiskan biaya hingga satu juta rupiah.