Manfaat dan Kolaborasi antar Jurusan Kunci Lolos PIMNAS
Banyak Mahasiswa dari berbagai jurusan saling berkompetisi untuk melolosan proposalnya menembus PIMNAS. Tapi banyak program yang gagal didanai Kementrian Riset Teknologi Pendidikan dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) itu. Apa sih sebenarnya kunci sukses untuk menembus Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional alias PIMNAS?
Pusat Studi dan Dokumentasi Media Alternatif (PSDMA) Nadim menghadirkan Rizqiyah Yusrinawati, salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) yang berhasil lolos menjadi finalis di Pimnas ke-34. Pada diskusi Nadim 25 November 2021 ini, Yusrina menceritakan prosesnya dalam menggapai sukses di PiMNAS. “Prosesnya cukup panjang dan cukup mengguras perhatian. Tapi menyenangkan,” Ungkap Yusrina yang kerap dipanggil Yus itu.
Yusrina yang juga adalah Ketua Komunitas Dispensi (Diskusi dan Penelitian Komunikasi) Ilmu Komunikasi UII, memberikan poin penting dalam prosesnya. Ia menceritakan bagaimana salah satu juri sangat mempertimbanhkan timnya untuk lolosa sebagai salah satu Finalis di PIMNAS. “Salah satu juri senang karena tim kami ini berbeda. Kami berani untuk berkolaborasi dengan jurusan lain,” cerita Yus.
Kolaborasi memberikan perspektif dan pandangan lebih luas dalam melihat sebuah masalah dengan lebih berbagai sudut pandang. Kolaborasi juga membuka cakrawala berpikir untuk melihat masalah dan memecahkannya dengan lebih komprehensif dari berbagai disiplin ilmu.
Namun, kolaborasi saja bukanlah hal yang spesial ketika tidak dibarengi dengan sebuah ide dan gagasan yang bermanfaat. Sebuah ide yang menarik adalah ide yang berangkat untuk menjadi solusi atas masalah yang banyak dialami banyak orang. Atau, ide inovatif dalam arti ide yang mampu menawarkan upaya untuk memempermudah pekerjaan manusia.
Yusnita dan timnya mengambil poin pertama, yakni mengatasi permasalahan yang kini sedang krusial. Masalah lingkungan adalah isu yang tensinya makin meningkat dalam satu dekade ini. Ia menawarkan solusi untuk memurnikan kembali air limbah dari mesin cuci. Jumlah air makin berkurang, kualitas air kini makin kotor.
Pengetahuan tentang lingkungan ini bukanlah hal yang sehari-hari ia geluti sebagai mahasiswa komunikasi. Ia justru mengerti bahwa ini krusial karena ia banyak berteman dan berdiskusi dengan mahasiswa dari jurusan teknik lingkungan.
Tetapi dalam prosesnya, menuju Finalis PIMNAS tak semudah pose foto instagram. Jatuh bangun dengan kekompakan tim harus dia lalui. Menyesuaikan jadwal, membangun mood dengan tim, mengatur prioritas antar tim, hingga disiplin pencatatan di log book harus dibangun dengan tak mudah. Mudah jika hanya satu dua hari. Tapi jika harus dilakukan dalam satu tahun itu jadi persoalan ketabahan dan kesabaran.
Berikut adalah beberapa tips yang diberikan oleh Yus. “Jalani dengan usaha maksimal bersama tim, ikuti setiap prosedur yang ada, isi log book setiap pengerjaan, gunakan dana secara optimal, kolaborasi dengan jurusan lain.”
Mengisi list tips tersebut jauh lebih mudah daripada menjalankan dari waktu ke waktu dalam hitungan tahun. Tetapi bisa dilakukan satu persatu meski harus gagal, gagal lalu bangkit.