Literasi Digital: Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh di Era Pandemi
Pandemi menjadi tantangan baru bagi sekolah. Pasalnya, belum semua guru memiliki keterampilan dan literasi digital yang memadai dalam menggunakan media pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sekolah daring menjadi kendala. Belajar menjadi kurang efektif. Maka dari itulah pemberdayaan digital bertajuk School From Home (SFH) hadir menjawab tantangan tersebut.
Salammatul Putri, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII Angkatan 2018, mengatakan, bahwa PJJ selama ini menuntut guru dan siswa harus mampu tak hanya beradaptasi melainkan juga berkreasi dan berinovasi di tengah pandemi. Jika tidak, belajar di sekolah bisa berujung kebosanan bahkan ketidakefektifan. Salam, karenanya, bersama keempat rekannya sesama mahasiswa Komunikasi UII, berinisiatif membuat program Literasi Digital di MTSN 1 Pasir Talang, Solok Selatan.
“Program ini adalah salah satu bentuk pemberdayaan yang diharapkan memberikan manfaat dan menciptakan perubahan pembelajaran di tengah PJJ,” kata Salam, pada Selasa (23/03/2021), via Zoom Meeting dalam diskusi bulanan Pusat Studi dan Dokumentasi Media Alternatif (PSDMA) Nadim Komunikasi UII.
Salam menuturkan, “Mulanya idenya beragam. Saya sempat riset kecil-kecilan. Saya lihat sistem pembelajaran di sekolah sepupu saya hanya menggunakan media WhatsApp,” Ujar Salam, dalam diskusi berjudul Digitalisasi & Pandemi: Kampanye Penggunaan Media Digital di MTSN 1 Pasir Talang, Solok Selatan.
Apa yang Salam dan kawan-kawannya lakukan adalah hasil dari matakuliah Manajemen Program Pemberdayaan Nonkomersil. Program pemberdayaan ini dilakukan dengan dua model. Pertama, dengan melakukan kampanye literasi digital penggunaan beragam aplikasi digital untuk mempermudah PJJ. Kedua, dengan sosialisasi dan pendampingan penggunaan aplikasi digital untuk pembelajaran di MTSN 1 Pasir Talang.
Lewat Daring dan Luring
Salam dan tim kemudian berinisiatif membuat konten literasi digital di Instagram bernama sfh_online. Konten-konten ini mencoba mengatasi kendala-kendala PJJ yang selama ini bersliweran di jagat maya. Salam juga bekerja sama dengan Komunitas Remaja Solok Selatan bernama Share To Care untuk membantu mempromosikan konten-konten tersebut.
Program yang dilaksanakan selama satu bulan ini memuat konten instagram yang beragam. Misalnya, ada konten soal tips penggunaan aplikasi Google Classroom, tips belajar dan sukses menghadapi ujian, dan juga beberapa konten menarik seperti curhatan pelajar selama bersekolah di tengah pandemi. Curhatannya variatif. Mulai dari sakit mata hingga sakit pinggang.
Kemudian ada pula konten fakta unik dan kata motivasi. Tujuannya agar menambah pengetahuan pelajar dan memotivasi siswa agar belajar terasa menyenangkan. Tentu tidak melulu tips, ada juga kuis. Kutipan-kutipan inspiratif dari tokoh-tokoh besar juga tak ketinggalan.
Selain kampanye digital, sosialisasi juga dilakukan guna memperkenalkan aplikasi belajar mengajar online kepada guru di sekolah. Aplikasi itu misalnya Google Classroom dan Google Meet. Tak hanya itu, guru-guru MTSN 1 Pasir Talang juga berlajar bersama membuat kuis lewat aplikasi Kahoot. Berjalan beberapa hari, dampak dari program Salam dan tim mulai dirasakan. Ada perubahan sedikit demi sedikit dari proses belajar mengajar. Guru-guru mulai ada yang telah menggunakan aplikasi online yang Salam perkenalkan. Guru dan siswa juga belakangan juga memberi respon baik. Mereka melontarkan ucapan terima kasih atas manfaat pengetahuan sekaligus keharuan atas manfaat dari program pemberdayaan ini.
Reporter/ Penulis: Indria Juwita (Mahasiswa Ilmu Komunikasi UII angkatan 2017, Magang PSDMA Nadim Ilmu Komunikasi UII)
Editor: A. Pambudi W