Lima Alasan Mengapa Harus Menulis di Jurnal Internasional
Setelah sebelumnya diadakan sesi berbagi cerita pengalaman Abdul Rohman, Dosen RMIT Vietnam, menembus jurnal internasional dan pengalaman menulis naskah untuk publikasi jurnal internasional, sesi selanjutnya adalah trik mencari jurnal internasional yang bukan abal-abal. Masduki, Dosen Komunikasi UII, yang baru saja kembali dari studi di Munich, Jerman, berbagi cerita terbaru soal memilih jurnal internasional dan alasan kuat mengapa dosen harus menulis di jurnal internasional.
Setidaknya ada lima hal yang menjadi alasan seorang dosen di Indonesia harus menulis di Jurnal Internasional, kata Masduki, pada acara workshop dan sharing session tips mencari jurnal dan menulis artikel untuk jurnal bereputasi internasional. Acara yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII pada 8 Oktober 2021 mengundang beragam peserta. Pesertanya adalah para pengelola jurnal Komunikasi UII (Sinta 2) dari berbagai kampus di Indonesia, dan Dosen Komunikasi UII.
Alasan pertama adalah menulis dalam maksud berbagi hasil riset untuk mengurangi kesenjangan informasi dan pengetahuan akademik antara timur dan barat. Selama ini, kata Masduki, pengetahuan didominasi oleh akademisi barat. Akademisi timur kemudian harus tunduk pada supremasi pengetahuan dan kodifikasi yang dibuat oleh barat. Alasan kedua, dengan menulis di jurnal internasional, akan memperkuat reputasi akademik dan rekognisi di level global. Dalam catatan Masduki, UII berada di rangking 27 se-Indonesia dalam hal terindeks Scopus.
Pemikiran “timur” dari akademisi Indonesia lewat publikasi artikel di jurnal internasional juga merupakan, “sebuah bentuk silaturahmi akademik internasional, sekaligus memperkuat basis komunitas pada minat studi serupa,” papar Masduki pada para peserta. Selain ada juga alasan yang cukup praktis yaitu keempat, membantu peningkatan karir dan kewenangan akademik menuju jabatan dosen posisi Lektor Kepala dan Guru Besar. Sedangkan alasan kelima lebih melihat pada faktor praktis individual: dengan menulis di jurnal internasional akan menambah jumlah penghargaan baik dalam bentuk finansial maupun sosial.
Masduki melanjutkan, setidaknya kita harus memilih beberapa kriteria untuk memilih jurnal internasional bereputasi. Misalnya, jurnal yang dituju sebaiknya adalah jurnal open access. Kriteria selanjutnya adalah penerbit jurnal berasal dari penerbit komersial atau dari universitas. Sebisa mungkin hindari jurnal berbayar mahal. Termasuk juga kriteria penting adalah jurnal tersebut tidak pernah masuk dalam predatory journal (diragukan). Yang paling mudah melihat jurnal internasional ini bereputasi atau tidak adalah jurnal tersebut memiliki SJR (Scientific Journal Ranking) lebih dari 0.10 atau Impact Factor (IF) minimal 0,5. Perhatikan pula proses review rasional mulai dari 3 hingga 12 bulan.