Kuliah Pakar: Managemen Krisis di Pemerintahan
Pendemi Corona Virus 19 telah melanda Indonesia lebih dari 6 bulan, menelan ribuan korban meninggal. Menyebabkan resesi ekonomi di berbagai negara. Secara sosial, pandemi covid 19 juga menimbulkan ketakutan di masyarakat. Banyak aspek berubah secara drastis dan cepat. dalam Kuliah pakar kali ini Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia (28/11) mengundang Eko setiawan S.I. Kom, M. Med.Kom, seorang sosial mesia strategist dari Dinas Kominfo Jawa Timur.
Eko menjelaskan bahwa secara psikologis, dalam kondisi bencana, dalam hal ini pandemi covid 19, masyarakat akan terus mencari mencari informasi yang terbaru. Informasi tentang upadate jumlah dan sebaran wilayah orang yang terkonfirmasi positif menjadi banyak dicari oleh masyarakat.
Untuk dapat memberikan informasi yang tepat sararan pemerintahan harus tahu peta demografi penduduknya, usia, sebaran wilayah, dan juga media banyak digunakan. Jenis konten yang disajikan juga harus diperhatikan dengan baik agar tidak menabah kepanikan dan bermanfaat. Agenda setting yang sejak awal dipancang adalah berita harus berdampak baik, misalnya tidak membuat panik, mengedepankan hidup sehat dan aman dengan pola kehidupan baru pakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak. “Fokus informasi adalah informsi yang berdampak pada masyarakat bagi publik, bermanfaat bukan sekadar berita seremonial,” ujar Eko.
Agar informasi mudah dipahami, Kominfo Jatim juga mengunakan video, infografis, untuk menunjang tingkat keterbacaan masyarakat. “Kalau memilhat data demografi masyarakat platform medsos yang banyak digunakan oleh orang-orang kan FB dan IG,” papar Eko.
Dalam situasi pandemi yang serba tak pasti pemerintah harus menyediakan layanan yang bisa diakses secara interaktif dan cepat. Dalam kasus ini, dinas kominfo Jawa Timur membuat langkah taktis. Beberapa diantaranya adalah membuat media center dan call center untuk menerima keluhan dan laporan masyarakat terkait covid 19, melakukannkonfrensi pers baik berkala maupun insidential, open rwlawan dan menggunakan jaringan untuk menyebarluaskan informasi, menyebar informasi melalui baliho, poster, spanduk, maupun iklan layanan masyarakat.