Komunikita: Melihat Cara Kerja PR dalam Situasi Krisis

Reading Time: 2 minutes

Ada kalanya sebuah perusahaan mengalami krisis dengan pemberitaan miring. Semua kasus yang mempengaruhi citra perusahaan tentunya akan menimbulkan krisis tertentu. Dalam situasi krisis tersebut kerja Public Relation menjadi sangat penting untuk menyelamatkan nama baik perusahaan.

Dalam rangkaian acara diskusi Komunikita yang dipandu Nadia Wasta Utami, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, kali ini (@1 November 2020) menghadirkan Dr. Ayu Cornelia, seorang pendiri Agensi PR dan Markering Communication, sekaligus salah satu Dewan Kebudayaan Yogyakarta.

Dalam upaya menyelamatkan citra perusahaan itu PR tidak hanya beraksi saat krisis saja. Tugas PR, kata Ayu Cornelia, sebelumnya Marketing Communication Hotel Hyatt, tidak hanya saat terjadi krisis saja. “Tugas PR itu bukan pemadam kebakaran,” ujar Cornelia.

Ia melanjutkan bahwa PR harus juga menjalin relasi dengan banyak pihak. Semua pekerjaan di semua lini perusahaan dia harus tahu. Ia juga harus menjalin relasi dengan wartawan bahkan pimpinan wartawan. Selain harus menjaga kegiatan atau event mungguan dan bulanan untuk menjaga berita positif perusahaan, PT juga harus menjaga media relation. “Tidak hanya saat krisis, tetapi dalam setiap event. Bahkan sekadar mengucapkan idul fitri, paskah, atau Natal,” ungkap Cornelia yang sejak lulus doktor, ia merintis agensi atas namanya Cornelia and Co.

“Selama saya 7 tahun di Hyatt ada 5 sampai 6 krisis. Alhamdulillah nama Hyatt ga selalu ditulis di surat kabar, paling cuma ditulis ‘hotel bintang lima di Jogja Utara’,” kata Cornelia.

PR itu tentang bagaiamana menjalin hubungan dengan semua pihak. Jadi seorang PR dituntut low profile tetapi high content. “PR is about maintaining relationship, buka cuma menghubungi relasi kalau kita butuh tok!” ujar Cornelia.

Saat terjadi krisis, usahakan hanya satu suara yang keluar dari perusahaan. Maksimal 2 orang yg boleh ngomong cm CEO dan humas, “harus kita komunikasan juga sama semua internal, ‘guys-guys nanti kalau ada pertanyaan dari wartawan yang boleh jawab cuma pimpinan dan saya marcom’. Jangan ada ilmu kebatinan diantara kita,” jelas Ayu.