Kajian Akbar Milad FPSB: Ramadan Berlalu, Takwa Siap Selalu
Bulan ramadhan adalah bulan yg sangat agung. Bulan yang penuh barokah, panen pahala, karena di bulan ramadan semua pahala dilipatkan dibanding bulan yang lain. Bahkan di bulan ramadhan ada satu malam yang malamnya lebih baik dari seribu bulan. Termasuk pahala untuk yang memberi makan pada orang yang sedang berbuka.
“Diam saja bernilai ibadah, apalagi bertasbih,” kata Ust KH. Supriyanto, S.Ag. dalam Pengajian Akbar dengan Tema ramadhan berlalu, Takwa Siap Selalu pada 29 Mei 2021. Acara ini dilaksanakan bersamaan dengan rangkaian Milad ke-26 FPSB UII dan dilakukan dengan model hybrid (daring dan luring) dengan dukungan Uniicoms TV, TV daring pertama di UII.
“Ketika selesai panen, kita memasuki lebaran. Lebar nopo, lebar panen kacang, lebar panen pari. Sedangkan panennya orang yang puasa bulan ramadhan seperti disebut dalam al baqoroh ayat 183, lebar panen, lebaran, meningkat ketakwaannya,” jelas Supriyanto.
Supriyanto mengatakan dalam ceramahnya, barangsiapa dosanya sampai memenuhi bumi, sebesar apapun dosa orang itu, tetap masih lebih besar ampunan dari Allah. Syaratnya asal di lisan orang itu masih ada kalimat laa ila ha illallah. “Karena kalimat lailaahaillah itu penghapus dosa. Maka biasakan lisan ini membaca kalimat Allah SWT,” imbuhnya.
Sedangkan jika ditanya, apakah tanda taat pada Allah? Tanda taat pada Allah SWT adalah salat lima waktu kata Supriyanto. Orang yang akan melaksanakan salat lima waktu ibarat di depan rumahnya ada sumber mata air yang dalam. Dalamnya sumber ini terkesan sangat dalam hingga ibarat ia bisa untuk mandi lima kali sehari. “Sebersih apa coba mandi lima kali sehari, maka wudhu itulah pembersih dosa,” kata Supriyanto, ulama dari puntuk, umbulmartani, ngemplak, sleman, ini.
Jika seorang muslim telah memenuhi tiga pilar Islam, maka terpenuhilah ketaatannya. Ketiganya yaitu syahadat, salat, dan puasa. “Ya pengikat agama islam adalah tiga ini. Dan dari tiga pilar itulah islam ditegakkan. Dimana zakat? Tidak semua bisa membayar zakat,” papar Supriyanto. Bagaimana dengan haji? Haji juga hanya bisa dijalankan jika ia sudah mampu. “Monggo untuk taat pada Allah mari tiga ini kita laksanakan,” katanya kemudian.
Termasuk amalan orang yang bertakwa adalah orang yang mau menginfakkan hartanya. “Sodakoh ora kudu nunggu sugih (sedekah tidak harus menunggu jadi kaya dulu), bahkan ketika tidak longgar pun tetap diminta sedekah,” kata Supriyanto memotivasi. “Jadi sedekah miskin dan kaya itu sebenarnya disesuaikan oleh kemampuannya masing-masing.”