Jurnal Komunikasi: UII akan Beri Penghargaan untuk Picu Peningkatan Kualitas Jurnal
Pengelolaan jurnal bukan perkara mudah. Ia adalah pekerjaan yang membutuhkan ketekunan dan strategi yang jitu. Apalagi kini jurnal juga masuk dalam pusaran ‘persaingan’ di tengah belantara data raya informasi era digital. Salah satu pembeda di antara ratusan jurnal di Indonesia, jurnal nasional bisa menggunakan indeksasi SINTA dari Kemendikbud Ristek.
Maka dari itu, pada 22 Juli 2022, DPPM UII mengundang seluruh pengelola jurnal di UII untuk menimba ilmu tentang pengelaan jurnal. Kesempatan kali ini digunakan sekaligus untuk berkonsultasi dengan pemateri dari tim arjuna kemendikbud ristekdikti terkait kendala dan kondisi jurnalnya dalam meraih indeksasi SINTA.
Prof Jaka Nugraha, Wakil Rektor 1 UII, mengatakan, pihaknya mengakui bahwa mengelola jurnal tidaklah mudah. Maka dari itu bidang I UII telah merancang strategi agar ada penghargaan dan mekanismenya untuk jurnal. “Kami sedang merancang pemberian insentif pada pengelola jurnal yg berhasil meningkatkan SINTA-nya,” kata Jaka dalam sambutannya.
“Nanti harapannya dengan ini khususnya bagi pengelola, agar meningkatkan kinerja. Kami harap semangat untuk meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal, tidak hanya mendapatkan artikel yg berkualitas, termasuk dari sistem, bagaimana memahami algoritma mendapatkan indeksiasi sinta perlu kita pahami lebh jlas. Semoga persyaratan dan mekanismenya bisa kita penuhi dengan lengkap dan tidak lagi ada kendala dalam mengindeksasi ke Sinta,” harap Prof. Jaka menutup sambutannya.
Yoga Dwi Arianda, pembicara workshop ini juga hadir memberi beberapa pesan. Yoga adalah Koordinator Jurnal dan Publikasi Ilmiah, Direktorat riset, teknologi, dan pengabdian kepada masyarakat, Kemdikbudristek. Dirinya mengajak seluruh pengelola jurnal, untuk bisa meraih predikat SINTA 1. Sebab baru setengahnya dari total keseluruhan jurnal di UII yang sudah akreditasi. “Sedangkan di SINTA 1 se-indonesia itu baru di bawah sepuluh jurnal yang hasil akreditasinya Sinta 1. Karena yang lain itu SINTA 1 hasil dari SCOPUS, bukan murni dari hasil akreditasi seperti Jurnal EJEM di UII,” tambah Yoga.
Jurnal Komunikasi UII yang kini berpredikat SINTA 2 pun dianggap punya potensi mendapat SINTA 1 dari hasil akreditasi murni, bukan hasil konversi dari SCOPUS.