Inspiratif! Nandita Faiza Finalis Termuda Perwakilan DIY dalam Ajang ‘Putri Hijabfluencer 2023’

Nandita Faiza
Reading Time: 4 minutes

Kisah inspiratif datang dari salah satu mahasiswa Internasional Program Ilmu Komunikasi batch 2022, ia adalah Nandita Faiza. Selain sibuk sebagai mahasantri Pondok Pesantren UII, ia juga kini tengah berjuang di ajang pemilihan Hijabfluencer 2023.

Menariknya Nandita adalah finalis termuda yang mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta dan berhasil melaju ke skala nasional. Ketertarikannya dengan dunia fashion terutama style hijabers membawanya terjun dalam kontestasi ini.

Putri Hijabfluencer adalah kontes tahunan yang dilakukan di 22 provinsi, ini adalah ruang bagi perempuan muslimah Indonesia untuk mengembangkan minat, bakat, kreativitas dengan harapan terus menginspirasi publik.

Menurut Nandita, berpakaian sesuai aturan syariat Islam tak akan menghalangi langkah seorang muslimah. Ia ingin membuktikan bahwa muslimah tetap mampu eksis di tengah gempuran berbagai tren.

“Saya juga berharap, dengan mengikuti Putri Hijab ini semoga bisa menjadi syiar dakwauntuk mengajak para perempuan muslim yang belum istiqomah menutup aurat supaya menjadi istiqomah. Selain itu, saya juga sangat ingin membuktikan bahwasannya dengan berhijab menutup dada, saya juga bisa mengkuti ajang Putri Hijab ini,” ujar Nandita.

Lantas bagaimana perjalanan Nandita Faiza dalam ajang pemilihan Putri Hijabfluencer 2023? Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa dan juga santri UII, kegiatan ini nyatanya membuat Nandita merasa tertantang dalam menghadapi ketakutan dan kegagalan. Penasaran bagaimana pengalamannya melenggang ke tingkat nasional? Simak hasil wawancara kami dengan Nandita berikut ini.

Putri Hijabfluencer

Nandita Faiza salah satu kontestan Putri Hijabfluencer 2023

Cerita Nandita Faiza pada Ajang Putri Hijabfluencer 2023

  1. Apa tujuanmu mengikuti ajang Putri Hijabfluencer 2023?

Saya menyukai dunia fashion sejak usia kanak-kanak dan saya mengakui bahwa dunia fashion memang terus berkembang, namun saat ini, saya merasa beberapa style fashion para muslimah menjadi sedikit melenceng dengan bermunculnya berbagai tren, tetapi tidak mengindahkan maksud dari eksistensi hijab itu sendiri. Meskipun saya sendiri paham, jika berbicara masalah hijab dan agama akan banyak pro dan kontra yang harus saya hadapi. Hal ini tidak melemahkan tekad saya untuk dapat membuktikan sekaligus mengajak para muslimah supaya dapat berpakaian, dan khususnya berhijab dengan fashion atau style tertentu tetapi tidak menyalahi aturan untuk tetap menutup aurat.

Selain itu, ada hal besar lain yang menjadi tujuan utama saya, yakni ingin mengubah kekurangan & ketakutan terbesar saya menjadi sebuah kelebihan. Dulu, saya pribadi adalah orang yang paling takut untuk dapat berbicara terlebih didepan umum. Dan sejak saya paham akan ketakutan terbesar saya, saya bertekad untuk mematahkan rasa takut saya dengan keluar dari zona nyaman, memaksakan diri untuk berkembang mengambil setiap peluang yang ada. Dan bagi saya, adanya Putri Hijab ini merupakan sebuah peluang besar untuk dapat memperbaiki diri dan mengubah kelemahan saya menjadi kelebihan.

  1. Gagasan apa sih yang kamu sampaikan di ajang itu? Apakah dikaitkan dengan hal yang kamu pelajari?

Sayamenyampaikan bahwa berdakwah itu tidak melulu harus berupa ceramah, bagaimana kita berperilaku kepada orang lain, bagaimana kita merepresentasikan diri sebagai seorang muslimah yang kemudian akhirnya dapat menginfluence orang lain secara tidak langsung itu juga merupakan nilai dakwah.

  1. Bagaimana persiapanmu dalam ajang ini?

Ajang ini merupakan ajang terbesar yang pernah saya ikuti sebelumnya, saya juga paham betul bahwa saya yang bisa dibilang cukup muda dibanding finalis lainnya, masih sangat perlu untuk belajar dan menggali pengalaman lebih banyak lagi. Persiapan saya ialah dengan belajar dari pengalaman finalis lainnya sebelum melangkah ke ajang nasional. Saya melatih diri saya untuk menyampaikan pendapat dan gagasan dengan baik, mempersiapkan bakat untuk ditampilkan, serta aktif mendengarkan dan menyimak materi selama karantina berlangsung baik online maupun offline. Karena ajang ini juga memiliki fokus pada bidang sosial media, saya yang sebelumnya memiliki background sekolah pesantren yang tidak aktif bermedia sosial pun akhirnya mulai terjun ke dunia sosial media supaya dapat menebarkan manfaat dan hal-hal positif lainnya disana. Hal yang menurut saya sedikit challenging ialah ketika saya harus mengemas apa yang saya share ke media sosial layaknya seorang social media user yang profesional. Dalam hal ini, saya merasa sangat bersyukur bisa berada ditengah-tengah keluarga Ilmu Komunikasi karena mereka cukup supportif dalam hal ini.

  1. Insight yang kamu dapatkan dalam ajang ini?

Ada banyak sekali insight yang saya dapatkan disini, akan tetapi hal yang paling bermakna bagi saya ialah ketika dapat bertemu dan menggali hal-hal inspiratif dari setiap finalis yang saya temui. Mereka datang membawa nama daerahnya masing-masing dan setiap dari mereka memiliki potensi yang berbeda-beda, ini kesempatan emas bagi saya untuk belajar dari kesuksesan mereka dibidang apapun itu, juga untuk melebarkan sayap relasi yang saya miliki. Saya belajar tentang makna dari sebuah kompetisi yang supportif, menjaga amanah, integritas, perjuangan, kebersamaan, dan yang paling penting ialah bagaimana kita dapat menghargai dan mencintai diri kita sendiri tanpa adanya rasa minder sedikitpun namun tetap rendah hati dan saling menghargai, karena sejujurnya masing-masing dari finalis memiliki sifat, sikap, budaya, kelebihan dan potensi yang sangat beragam dan berbeda-beda.

  1. Rencana kamu selanjutnya apa?

“Satu tahun menjabat, selamanya menginspirasi” begitulah pesan dan harapan Pendiri Putri Hijab kepada kami. Sebagai Putri Hijab Daerah Istimewa Yogyakarta, saya masih akan mengabdi disini dan juga berusaha untuk terus menebarkan kebermanfaatan dari apa yang sudah saya pelajari dan miliki. Karena memang salah satu misi saya untuk mengikuti ajang ini ialah dari dalil خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ “Sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi orang lain”. Sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi, saya juga akan membuat sebuah jurnal berkaitan dengan ajang putri hijab ini dan dakwahnya. Dan sebagai santri di Pondok pesantren UII ini, saya juga akan terus memanfaatkan social media yang saya miliki sebagai sarana dakwah tersirat dan self-development bagi anak muda.

  1. Apa pencapaianmu dalam kompetisi ini?

Pada pemilihan Putri Hijab Daerah Istimewa Yogyakarta, saya berhasil mendapat posisi runner up 2 yang selanjutnya menjadi salah satu perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk maju ke ajang nasional. Selain itu, saya juga menjadi finalis perwakilan Yogyakarta termuda saat ini. Di ajang nasional saya berhasil mendapatkan gelar “Terbaik 3 Daerah Istimewa Yogyakarta 2023” setelah menjalani berbagai proses penilaian yang panjang.

  1. Apa yang kamu rsakan setelah mengikuti kompetisi ini?

Saya pribadi sangat merasa senang dan bangga sebagai mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi karena dalam mengikuti ajang ini, semua staf dan tendik Prodi Ilmu Komunikasi mendukung keikutsertaan saya disini, tidak hanya dengan dukungan sosial melainkan juga dukungan finansial. Sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi, saya juga sangat bersyukur dan berterimakasih kepada dosen-dosen mata kuliah Ilmu Komunikasi yang telah mengajarkan banyak sekali ilmu terutama Ilmu Public Speaking, Komunikasi Antar Budaya, Media Masa, Budaya Digital, Manajemen, dan masih banyak lagi. Semua ilmu yang sudah saya pelajari tersebut benar-benar berpengaruh terhadap saya untuk sampai di titik ini. Dan saat ini, saya sebagai Putri Hijab DI. Yogyakarta ingin terus berusaha mengimplementasikan Ilmu-ilmu yang sudah saya pelajari di prodi Ilmu Komunikasi untuk mengabdi kepada masyarakat.

Itulah kisah inspiratif dari Nandita Faiza, meski sibuk menjadi mahasiswa di Prodi Ilmu Komunikasi UII serta harus menuntaskan kegiatan di pesantren dirinya tetap mampu membagi waktu untuk mengejar passion-nya.

 

Penulis: Meigitaria Sanita