Cara Membuat Konten Media Berbasis Platform ala pinterpolitik.com

Reading Time: 2 minutes

Mendengar kata politik seringkali membuat anak muda menjauh. Apalagi, Generasi Z yang berusia 20 hingga 30 tahun sangat cuek dengan politik. Namun, bagaimana jika politik didekati dengan pendekatan yang juga sedang digandrungi? Seperti platform media sosial Instagram dan Tiktok. 

Pinterpolitik.com saat ini sedang melakukan pendekatan ini. Pinter Politik adalah sebuah lembaga di mana anak muda mencoba membuat portal berita politik yang juga mengeksplorasi politik dengan gaya yang lebih segar melalui platform yang dekat dengan anak muda, kata Alfin RIzky, pembicara dari Pinterpolitik.com pada 5 November 2022. melalui Zoom. 

Dalam kuliah pakar yang diselenggarakan oleh Departemen Komunikasi Universitas Islam Indonesia, ini Alfin Rizky, asisten redaktur pinterpolitik.com, menjelaskan bagaimana portal berita politik ini dijalankan. Kuliah pakar ini merupakan kuliah rutin yang diadakan oleh mata kuliah tertentu dengan menghadirkan para pakar, dalam hal ini mata kuliah komunikasi politik yang diampu oleh Dosen Komunikasi UII Narayana Mahendra Prastya dan Dian Dwi Annisa. Nara, panggilan Narayana, mengatakan bahwa kuliah pakar ini diadakan untuk memberi perspektif dan pengayaan baru pada mahasiswa tentang dunia komunikasi politik dari kacamata praktisi media. 

Menentukan Topik Sehari-hari

Dalam kuliah pakar interaktif, pembicara yakni Alfin Rizky memaparkan bagaimana pinterpolitik.com dijalankan. Di sela-sela presentasi, mahasiswa dan dosen boleh bertanya tentang materi yang disampaikan. Dian Dwi Anisa, dosen matakuliah ini, pun menanyakan kepada narasumber tentang penentuan topik harian. “Bagaimana menentukan ide untuk brainstorming? Apakah Anda mencari topik yang sedang tren, atau Anda memiliki agenda yang ingin diprioritaskan?” 

Alfin mengatakan, pinterpolitik.com memiliki dua standar yang biasa digunakan dalam menentukan topik harian. Yang pertama adalah tema yang sedang viral saat ini. Yang kedua adalah mencari isu-isu bebas yang relevan dengan tema politik. “Tema yang sedang viral saat ini cukup sensitif bagi kami karena harus cepat, selagi masih viral. Kedua, kami juga mengunggah berita yang tidak lekang oleh waktu,” kata Alfin. Tak hanya itu, kreativitas juga jadi kunci. “Biasanya tim diminta berpikir kreatif dan imajinatif, seperti bagaimana jika Majapahit belum runtuh? Apa yang akan terjadi sekarang? Topik seperti itu menjadi topik abadi.”

Menentukan Platform 

Menurut konten yang berbeda, Belalang memiliki kedalaman serta jangkauan yang berbeda. Konten lain juga memiliki wadah berbeda yang digunakan untuk publikasi. Platform media juga memiliki karakter yang harus disesuaikan dengan topik. Lantas, bagaimana Pinterpolitik memilah dan menentukan konten pada platform mana yang akan digunakan?

Instagram 

Pinterpolitik menggunakan media sosial Instagram untuk mempublikasikan konten yang sedang viral dan juga membutuhkan infografik di dalamnya. “Karena isu GI cepat berganti isu lain. Dan, biasanya lebih mengedepankan grafis,” kata Alfin.

Youtube 

Pinterpolitik memiliki beberapa jenis konten yang diunggah di Youtube. Youtube lebih fleksibel karena penonton Youtube bisa mengaksesnya kapan saja, dan tidak memakan waktu, jadi segala macam konten bisa masuk di channel ini. 

Tiktok 

Platform TikTok mengutamakan konten video yang humanis diselingi suara-suara tertentu untuk menambah sinematik. Platform TikTok ini tidak hanya harus viral karena algoritma akan menyedotnya berdasarkan minat. Dan platform yang saat ini disukai anak muda. “Platform ini kami gunakan dan belajar darinya untuk lebih dekat dengan generasi muda saat ini,” kata Alfin.