Bikin Program Kreatif dengan Konten Alternatif
”Enaknya digital itu,” kata Tri Ghofur, tim Kreatif Narasi TV, “Judulnya clickbait tapi kontennya sesuai.” Ghofur memulai sesi diskusi dengan jawaban demikian. Clickbait boleh, tapi konten harus sesuai, bukan bombastis tapi isinya sama sekali tak berhubungan dengan judul. Teknik mengemas sajian produk siaran dengan kreatif menjadi penting di era digital kini. Begitulah yang dikemukakan Tri Ghofur dalam Workshop produksi program Uniicoms TV pada 30 September 2019 di Lab. Audiovisual Prodi Ilmu Komunikasi FPSB UII.
Ghofur, panggilan akrabnya, menceritakan bagaimana ia memulai karir di Narasi TV, sebuah televisi berplatform digital besutan Najwa Shihab, Dahlia Citra, dan Catharina Davy. Ia yang kini menjadi tim kreatif program Tompi Glenn di Narasi TV, mendorong para peserta workshop untuk selalu memanfaatkan potensi sekitar untuk menciptakan program yang kreatif.
Uniicoms TV misal punya target, “Aku kebayang misal tadi ada dimanfaatin aja seniman jogja, tokoh terkenal di jogja karena mereka udah jadi, jogja aja cukup. Bikin program dengan mereka,” kata Ghofur. Alumni Komunikasi UII ini mengatakan Uniicoms TV sudah harus memanfaatkan potensi Jogja yang berlimpah seniman, tokoh, budaya, dan potensi lain untuk menjadi daya dorong popularitas program Uniicoms TV.
Saran ini membuat peserta tertantang sekaligus berpikir. Bagaimana caranya? Misalnya salah satu peserta, Bagus, menanggapinya di tengah diskusi. Ia bingung, tanpa bermaksud mendiskriditkan lembaga manapun, mengapa acara-acara dengan konten judul ‘cinta-cintaan’ atau yang berlabel ‘hijrah’ justru lebih ramai. Namun jika isunya berat seperti soal kepentingan publik, malah sepi. Ghofur melihat fenomena itu bisa disikapi dengan membuat program yang kreatif dengan konten yang alternatif. “Harus berani sih (berpikir alternatif),” kata Ghofur.
Bisa saja uniicoms TV bikin program yang ‘ngepop’ dan itu ada nama besar di sana. “Talkshow sama siapa, itu nama besar yang bisa kita ‘do mpleng’namanya. Atau bahas isunya yang lagi tren. Tapi tetap berbobot konten dan kemasannya,” usulnya pada peserta yang kesemuanya adalah kru Uniicoms TV dan pendatang baru dalam dunia digital broadcasting. “Kan teman-teman mahasiswa waktu luang masih punya, manfaatkan. Misal dulu kan ada tuh program TV main-main ke rumah musisi TV . Bisa memodifikasi itu,” tambahnya lagi. Bisa juga, kata Ghofur, Ia dulu sering bertandang ke rumah Adam Sheila On 7, dari situ ia bisa membuat event dengan SO7 pengisinya. Berawal dari intensitas bertamu. Bisa saja diajak kerja bareng kolaborasi program kreatif tertentu. “Rumahnya (Mas Adam) deket banget di sini, main dulu aja.”
Selain berdiskusi, workshop juga diisi dengan praktik membuat program acara. Peserta berkelompok dan akhirnya menelurkan beberapa rancangan ide program berdasar prinsip STP (Segmentasi, Target, Positioning). Ide ditulis beserta konsep, dan rencana host yang potensial termasuk sponsor apa yang potensial menjadi target. Misalnya ada peserta yang berencana membuat program olahraga yang ‘fun’, atau juga program obrolan santai dengan gaya anak muda, dan beragam rancangan program lainnya.