Bagaimana Personal Branding Bekerja

Reading Time: 2 minutes

Personal Branding bukan perkara narsis semata. Personal branding akan mendokumentasikan siapa diri kita dan orang tidak perlu banyak bicara tentang diri kita. cukup hanya memberikan satu link akun sosial media, orang akan tau siapa kita. Hal ini akan menjadi bahan pertimbangan mereka untuk bekerjasama dengan kita atau tidak.

Personal branding sama corporate branding itu harus. You have your personal branding, personal values. Apalagi sekarang musim linked in,” kata Samuel Halim (Founder MC. MD Groovy Group Indonesia) dalam Kuliah pakar Prodi Komunikasi UII Sabtu, 20 Maret 2021. Kuliah pakar ini diawali dengan topik hangat tentang pencitraan diri (personal branding).

Kelas Kuliah pakar Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, ini mengundang dua orang ahli yang sudah lama berkecimpung di dunia profesional baik nasional maupun multinational. Kuliah pakar yang bertajuk ‘Virtual Expert Class’ Managemen Komunikasi Komersil dalam Dunia Kerja ini menghadirkan Wahidah Oktavia selaku Public Relation PT. Paragon Technology Innovation (Wardah) dan Samuel Halim (Founder MC. MD Groovy Group Indonesia) sebagai pembicara. Acara ini dipandu oleh Fanti Pratiwi Meita (Dosen Mata Kuliah Manajemen Program Komunikasi Komersil, Komunikasi UII) dan dimoderatori oleh Ibnu Darmawan (Dosen Dosen Mata Kuliah Manajemen Program Komunikasi Komersil, Program Internasional, Ilmu Komunikasi UII).

Selain personal branding, Samuel juga mengingatkan untuk tidak memberikan pencitraan yang kosong.

Samuel kemudian memberikan pengalamannya saat pitching dengan perusahan Pocari. Pihak Pocari, perusahaan yang akan bekerja sama dengan Groovy saat itu, bertanya tentang perusahaan Jepang apa saja yang pernah bekerjasama dengan mereka. Samuel menjawab ia pernah bekerjasama dengan Rinnai dan Meiji. “Dan mereka benar telpon Meiji. Kamu gimana dulu pernah kerja bareng groovy, kondisi interna mereka . Jadi calon client nggak mau dong percaya aja gitu aja. Jadi kita perlu liat bagaimana dia di perusahaan lain.”

Satu hal yang tidak kalah penting, Samuel juga menggarisbawahi tentang chemistry dengan client. Pria yang pernah rugi ratusan juga karena pengelolaan keuangan yang tidak akuntable itu menjelasakan bahwa pihak klien akan lebih memilih EO yang sudah memiliki visi yang sama walaupun harus mengeluakan uang lebih banyak. “karena mereka taau, pasti hasilnya tidak akan jauh dari apa yang mereka ekspektasikan,” ungkap Samuel.