Bagaimana Narasi TV Mencipta Konten-kontennya (2)

Konten Narasi TV Mata Najwa Dahlia Citra
Reading Time: 2 minutes

Dahlia Citra menjelaskan dalam kesempatan Kuliah Umum “How To Create Impactful Media” kali itu bagaimana Narasi TV menciptakan konten-kontennya. Pertama, pertimbangkan target audience. Citra waktu itu berpikir bersama tim, sepertinya klien butuh konten tentang perempuan. “Tapi tak mungkin memasang Najwa Shihab untuk konten tutorial make up, bukan?” Katanya. Maka setelah menganalisa target audience tadi, dilanjutkan analisis “busines potential”. Jadilah Program Sarah Seharian, kata Citra, sambil memutar tayangan Sarah yang bikin vlog tutorial make up dengan meniru tutorial make up dari MUA terkenal di Youtube. “Nggak mungkin Najwa bikin gitu. Persona yang kita bangun bukan kayak Sarah. Sarah bikin vlog kirim tiap minggu,” ungkapnya.

Ada juga cerita dari Program Tompi Glenn. Tim kreatif Tompy Glenn adalah andalan saya. “Alumni Komunikasi UII lho dia, namanya Tri Ghofur, itu tim kreatif andalan saya,” katanya, langsung disambut riuh hadirin. Dia, Tri Ghofur, jeli lihat ada kejadian di saat program Tompy Glenn ngamen.

Konten itu tidak direncanakan dan benar-benar ngamen saja di mal, Ada penonton yg dorong-dorongan.
Tim kreatif membaca peluang itu. Dibikinlah program khusus bincang-bincang dengan penonton yang dorong-dorongan itu. Besoknya, penonton itu juga muncul di TV lain. Bukti bahwa kreatifitas adalah kunci. Tak perlu sensasional, yang perlu kreatifitas.

Lalu bagaimana Narasi TV memilih talent-nya?

Mom Cit, panggilan akrab Dahlia Citra di kantor, mengatakan tentukanlah momentum, value, dan ‌market research. Ia bercerita di balik program kreatifnya “Maunya Maudy” yang mendapuk Maudy Ayunda sebagai talent. Tapi kan, Maudy masih kuliah S2 di Stanford? “Maudy lu harus belajar  Vlog. Bikin content. Dari Standford,” kata Mom Cit pada Maudy. Menurut narasi TV, Maudy adalah momentum yang pas kini di tengah anak muda. Secara value, Maudy punya nilai yang kuat. “Maudy itu sukanya belajar. Itu nilai yang kuat. Dia mau belajar bikin Vlog kita pandu dari Indonesia,” jelas Citra.    dahlia Citra kemudian memutarkan video proses maudy belajar di Narasi. Episode 1 Maunya Maudy benar-benar menunjukkan ia harus jatuh bangun bermumula bahkan dari memegang kamera dan mengoperasikannya dengan tripod.

Apakah kreatif tidak cukup? Ya, promo yang kreatif juga penting. Kata Dahlia Citra kita harus ciptakan, “Creative Promo to Let Many People Know,” kata citra sambil menyontohkan karya Narasi TV di program Tech IT Easy. “Apa yg mau saya sampaikan adalah soal creative impactful journalism,” katanya. Pilar kedua dari Narasi TV: collabotation. User Generated Content atau PGC (profesional generated content) juga ditempuh. Kami datangi 10 tempat bikin karya bersama. Buat workshop undang kreator konten salah duanya di Jogja, di Prawirotaman, dan Sorong. Setelah workshop kami undang mereka buat karya langsung. Bagaimana karya mereka yang hanya dibikin beberapa jam saja. Ternyata mencengangkan. Belum lagi Narasi TV juga membuat komunitas sebagai wadah kolaborasi. Semakin menguatkan nilai partisipasi dalam produksi konten Narasi TV.