Apakah Mungkin Jurnal Sinta 4 Naik tingkat Akreditasi Sinta 2?
Bagaimana menjaga mutu Jurnal dengan konsisten? Bagaimana menegakkan standar Akreditasi Sinta 2 dan 3 pada tugas reviewer dan Editor Jurnal? Apakah mungkin jurnal sinta 5 naik langsung sinta 2?
Unit Jurnal dan Publikasi Karya Ilmiah Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) berusaha menjawab tanya itu dengan mengadakan Workshop Review Jurnal. Kegiatan ini dihadiri kurang lebih 40 reviewer dan editor jurnal di lingkungan FPSB UII. Selain untuk menyambung silaturahmi, workshop juga dilakukan untuk meningkatkan wawasan pengelola jurnal.
Fuad Nashori, sebagai pemateri, mengatakan mutu sebuah naskah ada di tangan reviewer juga. Reviewer harus menyadari bahwa ia adalah penjaga pengembangan ilmu dan perkembangan karir keilmuwan. Tak hanya itu, reviewer jurnal juga harus.”bersikap terbuka terhadap perkembangan gaya penulisan jurnal,” kata Fuad di tengah sesi.
Disiplin dalam OJS juga penting, kata Rajab. Ini kunci meningkatkan nilai dalam akreditasi Jurnal. Pasalnya, semua terekam secara digital dan daring. Maka tidak bisa pengelola jurnal terlambat menerbitkan jurnal lebih dari tenggat. “Kalau bisa dikebut dilembur, karena nilainya bisa berkurang,” kata Rajab. Belum lagi, jika jurnal terindikasi naskahnya plagiat, nilainya bisa turun 15 poin dari penilaian assesor. Maka harus siapkan Journal Publishing Agreement sebagai bentuk penyataan keaslian naskah jurnal.
Pengelola jurnal yang hadir adalah beberapa dari Jurnal Intervensi Psikologi, Jurnal Komunikasi, Jurnal Psikologika, Asian Journal of Media and Communication dan Jurnal Intervensi Psikologi. Rabu (11/11) menjadi pilihan pelaksanaan pelatihan ini dengan aplikasi Zoom Meeting. Pertemuan Zoom ini menghadirkan Dr. Fuad Nashori, Associate Profesor di Jurusan Psikologi FPSB UII.
Pembicara lain yang hadir berbagi adalah assesor akreditasi ARJUNA SInta dari Kemeristek BRIN, Profesor Rajab Ritonga dari Univ. Moestopo Beragama yang juga adalah pengelola Jurnal ISKI. Mutu jurnal sangat tergantung oleh disiplin managing editor dan editor in chief. Managing Editor adalah orang yang memastikan deadline dipenuhi oleh author, reviewer, dan seluruh pengelola sehingga naskah terbit tepat waktu. Ia juga mengawal perbaikan dan pergerakan naskah dalam Open Journal System (OJS). Tentu tidak mudah.
Prof. Rajab Ritonga mengatakan jika tugas managing editor ini berjalan lancar, hasilnya akreditasi jurnal bisa meningkat. Tak jarang ada yang awalnya sinta 5, bisa naik jadi Sinta 3 atau 4 bahkan 2. “Bahkan ada jurnal otomotif di kampus magelang itu bisa otomatis sinta 1 akreditasinya karena sudah scopus dan spesifik sekali,” ungkap Rajab menjawab pertanyaan peserta. “Banyak yang tidak bisa Sinta 1 karena memang sulit. Tapi kalau sudah dapat scopus, tentu otomatis.” katanya mendorong para pengelola jurnal.